NIM : A031181329
MATA KULIAH : AKUNTANSI FORENSIK DAN INVESTIGASI FRAUD
Pengantar
Beberapa teknik atau alat investigasi yang sangat penting ialah wawancara
dan interogasi. Banyak pihak termasuk profesional menganggap wawancara
(interview) dan interogasi (interrogation) sebagai sinonim. Padahal kedua istilah
tersebut sebenarnya berbeda, baik dari tujuannya maupun caranya.
Wawancara
Verbal Behavior
Subjek yang sehat jiwanya dan yang secara normal berinteraksi sosial akan
mengalami kecemasan ketika ia berbohong. Ketika subjek berbohong saat
wawancara, gejala-gejala perilakunya mencerminkan kesadarannya untuk
menekan atau menghilangkan kecemasannya.
Subjek yang jujur akan memberikan tanggapan yang spontan. Subjek yang
berbohong akan memberikan jawaban yang sudah dihafalkannya.
Dalam wawancara, subjek yang jujur proses berpikirnya atau pola berpikir
selalu peduli dengan siapa pelaku, apa motivasinya, kenapa, bagaimana
perbuatan itu dilakukan.
Sedangkan jika berbohong ia akan lebih peduli dengan apa bukti yang
tercecer, ada orang lain yang tahu, apa ada yang sudah membocorkan
rahasianya dan apakah dia mampu berbohong secara meyakinkan.
Paralinguistic Behavior
Selain verbal behavior perlu diperhatikan juga ciri-ciri tertentu dari
percakapan (speech characteristics) yang terlihat dari suatu wawancara untuk
mendeteksi adanya desepsi. Paralinguistik behavior adalah pesan nonverbal
yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal, satu pesan yang
sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : AKUNTANSI FORENSIK DAN INVESTIGASI FRAUD
Nonverbal Behavior
Perilaku nonverbal cukup rumit untuk dievaluasi, sering menimbulkan
interpretasi yang keliru dan evaluasinya harus dilakukan dalam konteks isi atau
substansi verbal yang disampaikan pembicara atau subjek.
Ekspresi atau mimik muka disebabkan oleh subjek yang khawatir bahwa
kebohongannya akan terungkap, ketidakpastian apakah ia berhasil menutupi
kebohongannya dan lain sebagainya. Kenyataan bahwa ekspresi mukanya
berubah sebenarnya sudah merupakan indikasi bahwa subjek berbohong.
Kontak mata merupakan salah satu perilaku nonverbal yang penting untuk
dievaluasi. Subjek yang membohong enggan menatap mata investigator. Ia akan
menundukan kepala atau matanya melirik ke samping atau keatas. Jika mata
melirik ke samping atau keatas itu tandanya ia sedang mencari-cari jawaban atau
alasan yang tepat.
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : AKUNTANSI FORENSIK DAN INVESTIGASI FRAUD
Lima pedoman yang harus diperhatikan ketika melihat kontak mata untuk
menentukan apakah subjek membohong atau jujur:
1. Subjek tidak melakukan kontak mata dengan investigatornya berati
sedang menyembunyikan sesuatu.
2. Untuk alasan apapun, investigatornya tidak boleh menantang subjek
untuk menatap matanya.
3. Investigator cukup mengamati kontak mata secara cassual sehingga
tidak membuat subjek menjadi tidak nyaman.
4. Subjek tidak boleh diperkenankan memakai kacamata hitam karena
menyembunyikan kontak mata.
5. Selaku investigator jangan mengharapkan subjek terus menerus
menatapnya.
Interogasi
Ciri-ciri Interogasi ialah sebagai berikut:
1. Interogasi bersifat menuduh, berdasarkan prinsip bahwa seseorang
yang bersalah tidak akan memberi keterangan yang bertentangan
dengan kepentingan pribadinya secara sukarela, kecuali apabila ia yakin
bahwa investigator juga mempunyai keyakinan tentang kesalahannya.
2. Interogasi dilakukan dengan persuasi aktif, dimana investigator percaya
bahwa dalam wawancara sebelumnya orang yang diwawancara telah
berbohong.
3. Interogasi dilakukan dengan membuat pernyataan, bukan pertanyaan.
4. Tujuan interogasi adalah untuk mengetahui apa yang sebenarnya,
meliputi apa yang sebenarnya terjadi, siapa yang sebenarnya
melakukan, berapa jumlah atau nilai fraud sebenarnya, bukannya untuk
mendapat pengakuan bersalah.
5. Interogasi hanya dilakukan jika investigator memiliki keyakinan yang
memadai tentang salahnya seseorang.
6. Investigator tidak boleh membuat catatan sampai sesudah tertuduh
menceritakan yang sebenarnya dan berketetapan hati untuk tidak
bringsut dari posisi itu.
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : AKUNTANSI FORENSIK DAN INVESTIGASI FRAUD
DAFTAR PUSTAKA
Tuanakotta, Theodorus, M. 2016. Akuntansi Forensik dan Audit
Investigatif. Jakarta: Salemba Empat.