Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rofika Nur Akroma

NIM : 126403201043
Kelas : Akuntansi Syariah 6A

Akuntansi Forensik
Inquiry Methods and Fraud Reports
Metode inkuiri yang paing umum (dan yang paling umum dari semjua teknik investigasi)
adalah wawancara. Namun, setidaknya tiga metode lain juga dapat mengumpulkan informasi
tentang kejujuran seseorang, yaitu: (1) tes pensil dan kertas, (2) grafologi, dan (3) analisis tekanan
suara dan poligraf
Auditor Investigatif dalam melakukan tugas wawancara harus mengumpulkan informasi
yang penting bagi investigasinya dan informasi mengenai perilaku dari orang yang diwawancarai
(behavioral information), seperti: : perilaku orang yang diwawancarai pada waktu menjawab
pertanyaan, bagaimana cara duduknya, kontak mata dengan yang mewawancarai, ekspresi
wajahnya, cara memberikan jawaban, pilihan kata atau kalimat. Hal itu semua dapat memberi
petunjuk apakah orang yang diwawancarai jujur atau tidak. Pada akhirnya pewawancara harus
menilai kredibilitas dari jawaban yang diberikan oleh orang yang diwawancarai melalui evaluasi atas
sikapnya selama wawancara, seiring dengan penilaian atas substansi informasi yang diberikan. Pada
umumnya wawancara dilakukan oleh auditor investigatif apabila bukti-bukti sudah terkumpul,
namun kadang-kadang wawancara sudah dimulai pada saat gambaran kasar tentang suatu kasus
sudah dimiliki dengan asumsi bahwa wawancara adalah untuk mengumpulkan/menambah
informasi.
Audit investigatif dilakukan apabila sudah terdapat indikasi adanya unsur melawan hukum
dan adanya indikasi kerugian keuangan negara yang biasanya dilakukan dengan telaah 5W dan 1H.
Setelah dilakukan telaah baru dimulai dengan audit investigatif dengan tujuan untuk
mengumpulkan bukti-bukti/informasi dalam rangka pembuktian atas kasus yang terjadi.
Informasi harus sebanyak-banyaknya dikumpulkan, karena informasi merupakan nafas dan
darahnya audit investigatif. Informasi tersebut diperoleh melalui pengumpulan bukti-bukti seperti:
Pemeriksaan Fisik, Dokumen, Konfirmasi, Prosedur Analitis, Penghitungan Ulang. Observasi
maupun Tanya Jawab. Semua bukti-bukti tersebut biasanya dikumpulkan dulu sebelum dilakukan
wawancara. Karena kalau bukti-bukti tersebut belum lengkap auditor investigatif belum
mempunyai bekal, fakta atau informasi yang banyak mengenai permasalahan/kasus tersebut
sehingga sulit untuk dilanjutkan dengan wawancara. Setelah auditor investigatif mengetahui
banyak fakta dan informasi melalui bukti-bukti yang telah diperoleh, maka tahap berikutnya adalah
wawancara dalam rangka meyakinkan bukti-bukti yang telah diperoleh betul-betul bukti audit yang
kompeten dan bisa digunakan sebagai dasar penyusunan Laporan Hasil Audit Investigasi (LHAI).
Wawancara biasanya dilakukan untuk memverifikasi bukti-bukti audit yang sudah
diperoleh dalam tahap sebelumnya., sehingga dapat dikatakan wawancara merupakan teknik audit
yang tepat/jitu untuk meyakinkan auditor dalam perolehan bukti audit investigatif.Audit
investigatif dilakukan apabila sudah terdapat indikasi adanya unsur melawan hukum dan adanya
indikasi kerugian keuangan negara yang biasanya dilakukan dengan telaah 5W dan 1H. Setelah
dilakukan telaah baru dimulai dengan audit investigatif dengan tujuan untuk mengumpulkan bukti-
bukti/informasi dalam rangka pembuktian atas kasus yang terjadi. Informasi harus sebanyak-
banyaknya dikumpulkan, karena informasi merupakan nafas dan darahnya audit investigatif.
Informasi tersebut diperoleh melalui pengumpulan bukti-bukti seperti: Pemeriksaan Fisik,
Dokumen, Konfirmasi, Prosedur Analitis, Penghitungan Ulang.
Observasi maupun Tanya Jawab. Semua bukti tersebut biasanya dikumpulkan dulu
sebelum dilakukan wawancara. Karena kalau bukti-bukti tersebut belum lengkap auditor
investigatif belum mempunyai bekal, fakta atau informasi yang banyak mengenai
permasalahan/kasus tersebut sehingga sulit untuk dilanjutkan dengan wawancara. Setelah auditor
investigatif mengetahui banyak fakta dan informasi melalui bukti-bukti yang telah diperoleh, maka
tahap berikutnya adalah wawancara dalam rangka meyakinkan bukti-bukti yang telah diperoleh
betul-betul bukti audit yang kompeten dan bisa digunakan sebagai dasar penyusunan Laporan Hasil
Audit Investigasi (LHAI). Wawancara biasanya dilakukan untuk memverifikasi bukti-bukti audit
yang sudah diperoleh dalam tahap sebelumnya., sehingga dapat dikatakan wawancara merupakan
teknik audit yang tepat/jitu untuk meyakinkan auditor dalam perolehan bukti audit investigatif.
Teknik Pertanyaan Informasi:
1. Mulailah dengan memberitahu pertanyaan yang tidak membuat responden tertekan
atau menolak
2. Tanyakanlah satu pertanyaan dalam sekali bertanya, agar dapat memperoleh informasi
yang dibutuhkan
3. Berikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dan jangan menyela.
4. Cobalah membantu responden untuk mengingat kembali kejadian teretentu tapi tetap
sasran jawabag.
Membuat Catatan:
1. Tetap pertahankan kontakk mata dengan responden
2. Jangan memberikan opini saat sedang membuat catatan
3. Tulislah semua pertamuaam dalam wawancara.
4. Segera setelah wawancara selesai segera dokumentasi hasil wawancara tersebut.

Sumber : https://www.scribd.com/document/171361412/FRAUD-BAB-9-Inquiry-Method-
Fraud-Report

Anda mungkin juga menyukai