Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rofika Nur Akroma

Nim : 126403201043
Kelas : Akuntansi Syariah 6D

JAWABAN UTS PEMERIKSAAN PAJAK

1. Kebijakan Pemeriksaan Pajak yaitu:


a. Setiap wajib pajak mempunyai peluang yang sama untuk diperiksa.
b. Setiap pemeriksaan yang dilaksanakan harus dilengkapi dengan surat perintah
pemeriksaan pajak yang mencantumkan tahun pajak yang diperiksa.
c. Pemeriksaan dapat dilaksanakan oleh kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak,
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan
Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak.
d. Pemeriksaan ulang terhadap jenis dan tahun pajak yang sama, tidak diperkenankan,
kecuali dalam hal seperti berikut:
1) Terdapat indikasi bahwa wajib pajak diduga telah atau sedang melakukan
tindak pidana dibidang perpajakan
2) Terdapat data baru dan atau data semula belum terungkap, mengakibatkan
penambahan jumlah pajak terutang atau mengurangi kerugian yang dapat di
kompensasikan.
e. Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen lain yang akan dipinjam dari wajib pajak
dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak harus yang asli, dapat juga misalnya berupa
fotokopi yang sesuai dengan yang aslinya.
f. Pemeriksaan dapat dilakukan dikantor pemeriksaan (yaitu untuk pemeriksaan
sederhana kantor) atau ditempat wajib pajak (untuk pemeriksaan sederhana
lapangan atau pemeriksaan lengkap).
g. Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan terbatas.
h. Dapat dilakukan perluasan pemeriksaan, baik untuk tahun-tahun sebelumnya
maupun tahun sesudahnya.
i. Setiap hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada wajib pajak secara tertulis,
yaitu mengenai hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan (SPT) wajib pajak
dan hasil pemeriksaan, dan selanjutnya untuk ditanggapi oleh wajib pajak.
2. kewajiban Pemeriksa Pajak
a. Pemeriksaan Lapangan:
1) Menyampaikan surat pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada wajib pajak.
2) Memberitahukan secara tertulis tentang dilakukannya pemeriksaan untuk tujuan
lain kepada wajib pajak.
3) Menjelaskan alasan dan tujuan pemeriksaan kepada wajib pajak
b. Pemeriksaan Kantor:
1) Memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa pajak dan surat perintah
pemeriksaan kepada wajib pajak pada waktu pemeriksaan.
2) Memperlihatkan surat tugas kepada wajib pajak apabila sususan tim diperiksa
pajak mengalami perubahan.
3) Membuat kertas kerja pemeriksaan sebagai dasar penyusunan laporan hasil
pemeriksaan.

Kewenangan Pemeriksa Pajak

a. Pemeriksaan Lapangan:
1) Meminjam dan memeriksa buku atau catatan, dokkumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain, yang berhubungan dengan
tujuan pemeriksaan.
2) Meminta kepada wajib pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan
3) Meminta keterangan lisan dan atau tertulis dari wajib pajak
b. Pemeriksaan Kantor:
1) Memanggil wajib pajak untuk datang ke kantor Direktorat Jendral Pajak dengan
menggunakan surat panggilan
2) Meminta kepada wajib pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan
3) meminta keterangan lisan dan atau tertulis dari wajib pajak
3. Jenis-Jenis Pemerikasaan
a. Pemeriksaan Rutin, adalah pemeriksaan yang bersifat rutin yang dilakukan terhadap
wajib pajak yang berhubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban
perpajakannya.
b. Pemeriksaan Kriteria Seleksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib
pajak badan atau wajib pajak orang pribadi yang terpilih berdasarkan skor risiko
tingkat kepatuhan secara komputerisasi.
c. Pemeriksaan Khusus, dilakukan terhadap wajib pajak sehubungan dengan adanya
data, informasi, laporan atau pengaduan yang berkaitan dengan wajib pajak tersebut
atau untuk memperoleh data atau informasi untuk tujuan tertentu lainnya.
d. Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi, pemeriksaan yang dilakukan terhadap cabang,
perwakilan, pabrik, dan atau tempat usaha pada umumnya berbeda lokasinya
dengan wajib pajak domisili.
e. Pemeriksaan tahun berjalan, dilakukan dalam tahun berjalan terhadap wajib pajak
untuk jenis pajak tertentu atau untuk seluruh jenis pajak dapat dilakukan terhadap
wajib pajak domisili atau wajib pajak lokasi.
f. Pemeriksaan bukti permulaan dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan
tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana dibidang perpajakn.
g. Pemeriksaan untuk tujuan penagihan pajak dilakukan secara terkoordinasi dari dua
atau lebih unit pelaksanaan pemeriksaan pajak terhadap beberapa wajib pajak yang
memiliki hubungan kepemilikan, penguasaan, pengelolaan usaha dan atau
hubungan secara financial.
h. Pemeriksaan untuk tujuan penagihan wajib pajak, adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendapatkan data mengenai harta wajib pajak atau penanggung
pajak yang dapat merupakan objek sita, sehubungan dengan adanya tunggakan
pajak yang penagihannya akan dilakukan sesuai dengan UU Penagihan dengan
surat paksa.
i. Pemeriksaan Terhadap Wajib Pajak yang pindah tempat usahanya, yaitu wajib pajak
pindah tempat terdaftarnya karena berubah status atau pindah alamat.
j. Pemeriksa Ulang, yaitu terdapat indikasi bahwa wajib pajak sedang atau telah
melakukan tindak pidana perpajakan.
k. Pemeriksaan Pajak dan Pengambilan Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak,
dilakukan terhadap wajib pajak yang termasuk dalam kelompok wajib pajak dengan
kriteria tertentu yang dapat diberikan pengambilan pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak.
4. Pemeriksaan Khusus dilakukan terhadap wajib pajak sehubungan dengan adanya data,
informasi, laporan atau pengaduan yang berkaitan dengan wajib pajak tersebut, atau
untuk memperoleh data atau informasi untuk tujuan tertentu lainnya dan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
5. Tujuan kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan adalah agar dapat
digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang terutang, jumlah pajak yang sudah
dibayar sendiri atau melalui pemotongan dan atau pemungutan pihak lain, penghasilan
yang bukan objek pajak, penghasilan yang merupakan objek pajak, tetapi telah
dikenakan pajak bersifat final maupun tidak final. Pembukuan atau pencatatan tersebut
harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaana
atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
6. Eko wajib melakukan pembukuan karena jumlah peredaran bruto nya (omset) dalam
setahun sudah mencapai 4,8 Milyar sebagai pengusaha alat-alat listrik dan bahan
bangunan.
7. Self Assesment system menggambarkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT.
Dengan self assessment system ini berarti bahwa wajib pajak diberi kepercayaann oleh
pemerintah (fiskus) untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang telah berlaku.
8. Seorang wajib pajak memiliki hak untuk melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan
(SPT) yang telah disampaikan kepada DJP apabila pada akhirnya ternyata ditemukan
kekeliruan atau kesalahan pada SPT yang telah dilaporkan tersebut.
9. Sanksi Administrasi atas SKPKB adalah tambahan bayar denda berupa bunga sebesar
2% dari nilai kekurangan pajak.
10. Perlawanan pajak adalah adalah hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemungutan
pajak sehingga mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas negara. Dengann
demikian yang dimaksud upaya perlawanan pajak berarti segala bentuk upaya atau
usaha yang dilakukan guna meminimalisir terjadinya hambatan atau masalah yang
terjadi dalam pemungutan pajak.

Anda mungkin juga menyukai