Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI MENGHADAPI

PEMERIKSAAN

Mariano Gilbertus Sitompul (7203520023)


Irma Siagian (7203220009)
Sanggita Paramita Agsal (7203520028)
STRATEGI
MENGHADAPI
PEMERIKSAAA
N PAJAK
1. Pengertian
Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian
kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan
atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
TUJUAN PEMERIKSAAN
▹ SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan
pengembalian pendahuluan pajak
▹ SPT rugi
▹ SPT tidak atau terlambat (melampaui jangka waktu
yang ditetapkan dalam Surat Teguran)
▹ Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran,
likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya
▹ Menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi
berdasarkan hasil analisis (risk based selection)
mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan WP
yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. KRITERIA
PEMERIKSAAN
KRITERIA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan rutin Pemeriksaan Khusus
adalah pemeriksaan adalah pemeriksaan
yang dilakukan yang dilakukan
terhadap wajib pajak berdasarkan hasil
sehubungan dengan analisis risiko (risk
pemenuhan hak dan based selection)
atau pelaksanaan terhadap
kewajiban ketidakpatuhan wajib
perpajakannya atau pajak.
karena diwajibkan
oleh undang-undang
KUP.
3. Jenis
Pemeriksaan
Jenis pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan kantor dan
pemeriksaan lapangan.
1. Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang
dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak.
2. Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang
dilakukan di tempat kedudukan, tempat kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib
pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
4. Ruang Lingkup
Pemeriksaan
Dalam Keputusan Menteri Keuangan terdahulu
(545/KMK. 04/2000) jenis pemeriksaan pajak dibedakan
antara pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor,
dan pemeriksaan lapangan juga dibedakan antara
pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan sederhana
lapangan, maka di Keputusan Menteri Keuangan No.
199/PMK.03/2007 yang telah direvisi dengan Peraturan
Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011, jenis
pemeriksaan hanya membedakan pemeriksaan lapangan
dan pemeriksaan kantor.
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib
pajak dapat dilakukan dengan kriteria dalam hal wajib pajak:
1. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, termasuk
yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.
2. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi.
3. Tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi
melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran.
4. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau
akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
5. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria
seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk based
selection) mengindentifikasikan adanya kewajiban perpajakan wajib pajak
yang tidak dipenuhi sesuai undang-undang perpajakan.
5. Ruang Lingkup Pemeriksaan
untuk Tujuan Lain

Ruang lingkup pemeriksaan
untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan
undang-undang-undang
perpajakan dapat meliputi,
event, atau pengumpulan
materi yang berkaitan dengan
tujuan pemeriksaan.

14
Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakanundang-undang perpajakan, dilakukan
dengan kriteria antara lain:
▹ A. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara
jabatan.
▹ B. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.
▹ C. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak. 15

▹ D. Wajib pajak mengajukan.


▹ E. Pengumpulan bahan untuk penyusunan
Norma Perhitungan Penghasilanbersih
▹ F. Pencocokan data dan atau alat keterangan.
▹ G. Penetapan wajib pajak beralokasi didaerah-
daerah terpencil.
▹ H. satu atau lebih menentukan tempat terutang
Pajak Pertambahan Nilai.Saya. Pemeriksaan
dalam rangka penagihan pajak.
▹ J. Penentuan saat produksi dimulai atau
memperpanjang jangka waktu kompensasi
kerugiansehubungan dengan pemberian fasilitas
perpajakan.
▹ K. Menuhi permintaan informasi dari Negara 16
Mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.
Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan kriteria
sebagaimana dimaksud di atas dapat
dilakukandengan jenis Pemeriksaan Kantor atau
Pemeriksaan Lapangan
6. Strategi Umum dalam
Menghadapi Pemeriksaan
Pajak
“Pemeriksaan pajak dilakukan dengan tujuan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan untuk tujuan lain, berdasarkan
undang-undang perpajakan.”

18
Berikut ini beberapa tips menghadapi pemeriksaan pajak:
▹ A. Bila terjadi kelebihan pajak, agar diajukan klaim atau
restitusi pajak (pengembalian kelebihan bayar) dan jangan
merasa takut dengan pemeriksaan pajak, selama kita tidak
berbuat curang danasalkan administrasi pembukuan kita
dipelihara dengan rapi.
▹ B. Pemeriksaan pajak tidak hanya didasarkan pada SPT.
Walaupun laporan audit memberikanopini wajar tanpa
pengecualian, karena setelah memasukan SPT dapat saja
dilakukan pemeriksaansederhana kantor selama 2 bulan. 19

▹ C.Persiapkan pembukuan atau laporan keuangan yang rapi.


Lakukan pembukuan dengan baik, benar dan jujur. Tutup
cela-celah kelemahan dalam pembukuan yang bisa
menimbulkan koreksi fiskal.
▹ D. Membuat rekonsiliasi komersial fiscal sesuai aturan. Kita
akan rugi jika tidak membayarrekonsiliasi sesuai aturan,
karena akan muncul koreksi yang dendanya cukup besar.
E. Gunakan konsultan pajak sebagai mitra diskusi seputar perpajakan dan pada saat
diperiksa,karena konsultan pajak yang terdaftar dan bersertifikat dapat memberikan
masukan dalammenghadapi pemeriksaan pajak.
F. Menghindari penyelesaian dibawah tangan degan aparat pemeriksa pajak. Pemerintah
DirjenPajak tidak pernah mentoleransi prilaku semacam itu, kalau pun kita harus
membayar pajak karenaketidak tahuan dalam menerapkan peraturan, ajukan saya
permohonan penghapusan ataukeringanan denda. Dirjen Pajak, sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh undang-undang, pasti akan mengabulkan permohonan
kita berdasarkan rasa keadilan, bila bukti-bukti yangdiajukan menguatkan hal itu.
G. Melakukan penelitian kembali atas pemenuhan kewajiban perpajakan yang selama ini
telahdilaksanakan (tax review). Apabila memang masih ditemukan adanya kesalahan
dalammelaksanakan kewajiban perpajakan tersebut, maka segera lakukan pembetulan
sebelumdilakukan pemeriksaan.
H. Menyiapkan sikap mental dan berpikir positif, bahwa pemeriksa pajak juga manusia yang
bisa berbuat salah dalam menjalankan tugasnya, sehingga tidak perlu ditakuti. Jangan
perlakukan pemeriksa sebagai musuh, tetapi sebagai mitra dan terbuka untuk melakukan
kompromi (dalamarti yang positif).
20
I. Selalu taat pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakan, dengan cara
menghindari penggelapan atau penghindaran pajak dengan cara illegal (tax evasion).
Tindakan ini merupakan perbuatan kriminal karena menyalahi peraturan.
Contoh kasus penggelapan pajak antara lain:
1) Melaporkan omzet atau penjualan lebih kecil dari seharusnya.
2) Transaksi ekspor fiktif.
3) Pemalsuan dokumen keuangan perusahaan.
4) Menggelambungnya biaya perusahaan dengan membebankan biaya fiktif
5) Melakukan mark up nilai barang yang diimpor.
Perusahaan dapat memanfaatkan celah undang-undang perpajakan agar dapat membayar
pajak secara efisien tanpa menyalahi ketentuan.
J. Menyimpan semua dokumen perusahaan, minimal hingga masa kadaluarsa pajak.
K. Melakukan tax review untuk menguji apakah kita sudah memenuhi kewajiban
perpajakan.

21
L. Menguasai peraturan pajak dengan baik dengan cara mengupdate aturan pajak dan aturan
pemeriksaan pajak, terutama untuk digunakan dalam berargumentasi dalam berkomunikasidengan
pemeriksa pajak dalam rangka melaksanakan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan(Closing
Conference), untuk mempertahankan besarnya pajak yang sudah kita bayar, agar tidakharus
membayar tambahan beban pajak lagi.
M. Merespon sikap dan perilaku pemeriksa pajak secara bijak agar tidak salah ucap atau salahlangkah,
untuk menghindari sentiment negative pada saat pemeriksaan berlangsung.
N. Jangan memberikan informasi secara sukarela (bila tidak diminta) kepada pemeriksa pajak.
O. Belajar dari pengalaman buruk dimasa lalu untuk memahami bagaimana menerapkan learningsystem
yang benar agar kerugian besar dari pajak tidak terulang lagi di masa depan.
P. Pergunakan hak wajib pajak in the last minutes dengan sebaik-baiknya untuk pembelian diriwajib
pajak untuk hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (PAHP) dan
menyampaikantanggapan tertulis. Ajukan Surat Permohonan Pembahasan dengan Tim Quality
Assurance dalamhal masih terdapat perbedaan pendapat dalam Ri-salah PAHP tersebut. Segeralah
membuat SuratSanggahan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dengan Argumentasi yang
tepat, janganditunda-tunda bila tidak menyetujui sebagai atau seluruh hasil Pemeriksaan. Gagal
dalammemaksimalkan upaya wajib pajak dalam kesempatan terakhir tersebut akan berdampak pada
pengenaan tambahan pajak yang lebih besar yang harus dipikul oleh wajib pajak.
22
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai