1
Definisi Manajemen Pajak
5
• 4. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 4, Use of Estimates
(Penggunaan Estimasi)
• Kecuali jika yang dilarang oleh undang-undang atau menurut peraturan,
suatu anggota boleh menggunakan taxpayer’s untuk menaksir persiapan
suatu pajak kembalian jika itu bukanlah praktis untuk memperoleh data
tepat dan jika anggota menentukan bahwa perkiraan yang layak adalah
didasarkan pada keadaan dan fakta saat itu yang diperlihatkan kepada
anggota. Jika perkiraan dengan taxpayer’s digunakan, mereka harus
diperlihatkan dengan suatu cara yang tidak menyiratkan ketelitian lebih
besar disbanding yang ada.
• 5. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 5, Departure From a
Position Previously Concluded in an Administrative Proceeding or Court
Decision (Keberangkatan dari suatu posisi yang sebelumnya disampaikan di
dalam suatu kelanjutan administrative atau keputusan pengadilan)
• Pajak Kembalian berkenaan dengan memposisikan suatu item ketika ditentukan
di dalam suatu kelanjutan administratif atau keputusan pengadilan/lingkungan
tidak membatasi suatu anggota merekomendasikan dari suatu pajak yang
berbeda, kemudian memposisikannya kembali, kecuali jika wajib pajak dalam
pemeriksaan.
7
• 6. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 6, Knowledge of Error: Return Preparation
(Pengetahuan Kesalahan: Persiapan Kembalian)
• Suatu anggota perlu menginformasikan kepada wajib pajak dengan segera atas suatu kesalahan di dalam
suatu pajak kembalian yang disimpan atau ketika sadar akan kegaalan suatu taxpayer’s untuk memfile
suatu kembalian yang diperlukan. Seorang anggota perlu merekomendasikan ukuran yang diambil untuk
melakukan koreksi, seperti rekomendasi yang diberi dengan lisan. Anggota tidaklah diwajibkan untuk
menginformasikannya untuk mengenakan pajak otoritas, dan suatu anggota tidak boleh melakukannya
tanpa ijin taxpayer’s, kecuali ketika yang diperlukan di depan hukum.
• 7. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 7, Knowledge of Error: Administrative
Proceedings (Pengetahuan Kesalahan: Cara kerja administrasi)
• Jika suatu anggota sedang mewakili suatu wajib pajak di dalam administratifnya untuk suatu kembalian
yang berisi suatu kesalahan, maka anggota perlu menginformasikannya kepada wajib pajak itu. Anggota
perlu merekomendasikan ukuran yang akan diambil untuk mengoreksinya, yang mungkin diberi dengan
lisan. Suatu anggota bukan diwajibkan untuk menginformasikan hal itu mengenakan pajak otoritas
maupun mengijinkan untuk melakukannya tanpa ijin tax payer’s, kecuali jika yang diperlukan di depan
hukum. Suatu anggota perlu meminta persetujuan tax payer’s untuk menyingkapkan kesalahan kepada
pajak authority.
9
• 8. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 8, Form and
Content of Advice to Taxpayers (Format dan isi nasihat pada
klien)
• Suatu anggota perlu menggunakan pertimbangan untuk memastikan
bahwa petunjuk pajak yang disajikan ke suatu wajib pajak mencerminkan
kemampuan/ wewenang profesional dan sewajarnya melayani kebutuhan
taxpayer’s. Suatu anggota tidaklah diperlukan untuk mengikuti suatu
bentuk standar atau petunjuk dalam berkomunikasi lisan atau tertulis
dalam memberi petunjuk kepada suatu wajib pajak.
Kerugian Pajak/Potential Loss
• Potential loss adalah selisih antara potensi pajak dengan realisasi penerimaan pajak, hal ini
dapat disebabkan karena :
(1) ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku,
a.Bukan objek pajak
b.Pengecualian
c.Pengurangan
d.Tarif khusus
e. Pajak di tanggung pemerintah (DTP)
f.Perangsang fiscal bagi perusahaan asing yang baru berdiri
g.Perangsang penanaman modal kembali laba setelah pajak
h.Penyusutan di percepat
i.Sunset Policy
j.Tax holiday
k.Pembebasan impor barang modal dan bahan baku untuk proses produksi
11
Lanjutan
(2) kerugian karena tindakan aparat pajak,
Kegiatan dalam bentuk penyelundupan pajak bilateral (bilateral tax evasion) antara wajib
pajak dengan aparat pajak untuk mengecilkan omzetnya yang berakibat pada
menurunnya pajak yang terutang. Hal ini seringkali terjadi dalam kegiatan pemeriksaan
pajak yang dilakukan oleh para fungsional pajak
(3) kerugian karena tindakan wajib pajak.(Mohammad Zain)
Merupakan kegiatan penghindaran pajak yang tidak di benarkan (unacceptable tax
avoidance), karena secara jelas telah melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.
Sebagian pakar ekonomi menyebutnya dengan penyelundupan pajak (tax evasion),
karena identik dengan kegiatan yang bersifat illegal
12
TAX AVOIDANCE
MANIPULASI PENGHASILAN SECARA LEGAL
YANG MASIH SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERUNDANG – UNDANGAN PERPAJAKAN
UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH PAJAK
TERUTANG (Barr NA, 1977)
JUSTIFIKASI :
DOMISILI TIDAK ADA PAJAK YANG HARUS DIPUNGUT
PAJAK HANYA DIPUNGUT UNTUK INTERNATIONAL TAX-ABLE EVENT
PERLAKUAN KHUSUS, MISS TAX HOLIDAYS
EKSPANSI PASAR MELALUI PENDIRIAN KANTOR
TAX EVASION
IGNORANCE ( KETIDAKTAHUAN )
ERROR ( KESALAHAN )
NEGLIGENCE ( KEALPAAN )
MISS-UNDERSTANDING ( KESALAHPAHAMAN )
TAX PLANNING
TINDAKAN LEGAL PENGENDALIAN TRANSAKSI TERKAIT DENGAN KONSEKUENSI POTENSI
PAJAK-PAJAK YANG DAPAT MENGEFISIENSIKAN JUMLAH PAJAK YANG DITRANSFER KE
PEMERINTAH.
22
Tahap-Tahap Perencanaan Pajak
Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka
perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan tahap-
tahap berikut:
• Analisis informasi yang ada
• Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak
• Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
• Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana
pajak
• Mutakhirkan rencana pajak
23
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PAJAK
1. Tahap Pemahaman
a. Memahami Peraturan Perpajakan.
b. Memahami Kondisi Internal.
c. Memahami Kondisi Eksternal.
d. Memahami Variabel-variabel Perencanaan Pajak.
- Variabel Entitas
1) Memindahkan Penghasilan
2) Memindahkan Biaya
3) Melakukan Transfer Pricing
- Variabel Waktu
- Variabel Peraturan Perpajakan
- Variabel Karakteristik (Kekhususan) Peraturan P25jak
2. Tahap Penentuan Tujuan
3. Tahap Pemilihan Strategi
4. TahapPenentuanTeknik
5. Tahap Implementasi
6. Tahap Evaluasi
ASPEK STRATEGIS PERENCANAAN PAJAK