Anda di halaman 1dari 31

Tax Planning

1
TAX PLANNING

➢ Tax Planning merupakan bagian dari tax management


➢ Tax Planning merupakan tahap awal untuk melakukan analisis secara
sistematis sebagai alternatif perlakuan perpajakan dengan tujuan untuk
mencapai pemenuha kewajiban perpajakan yang optimum. Setelah tax
planning dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah melaksanakan fungsi
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian perpajakan yang
merupakan cakupan dalam tax management
2
MACAM TAX PLANNING

• Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)  Upaya penghindaran pajak yang


dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan
dengan ketentuan perpajakan
• Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)  Upaya wajib pajak menghindari pajak
terutang secara illegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang
sebenarnya
• Tax Saving (Penghematan Pajak)  Upaya wajib pajak mengelak utang
pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk yang ada
PPN 3
MOTIVASI TAX PLANNING
• Tingkat kompleksitas peraturan pajak
• Jumlah pajak yang harus dibayar
• Risiko probabilitas terdeteksi
• Besar nya jumlah denda pajak

Sebagaimana dalam buku The Economics of International Tax Avoidance (1980) :


“ The heavier the burden, the stronger the motive and the wider the scope for tax avoidance,
since the tax payer may avoid the higher rates of tax while still remaining liable to the lower”

4
TUJUAN TAX PLANNING

• Meminimalkan beban pajak yang terutang


• Memaksimalkan laba setelah pajak
• Meminimalkan terjadinya tax surprise jika terjadi pemeriksaan pajak oleh
fiskus
• Memenuhi kewajiban perpajakan secara benar, efisien dan efektif, sesuai
dengan ketentuan perpajakan

5
MANFAAT TAX PLANNING

• Arus uang akan menjadi efisien karena beban pajak yang merupakan unsur
biaya mengalami penurunan
• Mengatur aliran arus uang lebih baik karena dapat diperkirakan kebutuhan
kas untuk pajak
• Mengurangi risiko pemeriksaan pajak yang membuat waktu dan biaya yang
tersita menjadi meningkat

6
PERSYARATAN TAX PLANNING YANG BAIK

Tax Planning yang baik harus memenuhi 3 syarat utama, yakni :


1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan yang berlaku
2. Secara bisnis “reasonable”
3. Didukung oleh bukti-bukti yang valid

7
TAHAP TAX PLANNING

• Analisa data base informasi yang ada


• Membuat satu model atau lebih perencanaan besarnya pajak
• Evaluasi
• Mencari kelemahan atau perbaikan rencana
• Update perencanaan pajak

8
HAL YANG DIBUTUHKAN DALAM TAX
PLANNING

• Pemahaman Ketentuan Perpajakan


• Pengadministrasian atau pendokumentasian yang baik
• Komunikasi dan hubungan yang baik
• Menentukan implementasi Tax Planning

9
KAPAN TAX PLANNING / TAX MANAGEMENT
DILAKUKAN?

Dalam rangka mencapai efesiensi yang optimal, Manajemen pajak dilakukan


selama siklus hidup perusahaan, yakni:
• Perusahaan berdiri, yakni memilih bentuk usaha
• Perusahaan berjalan
• Perusahaan tutup
10
TAX MANAGEMENT PADA AWAL MENDIRIKAN
PERUSAHAAN

Upaya efesiensi pajak dilakukan dengan memilih alternatif bentuk usaha yang
akan dijalankan :
1) Perusahaan berbentuk PT (Perseroan Terbatas)
2) Perusahaan berbentuk CV
3) Perusahaan perseorangan

11
LANGKAH - LANGKAH MEMILIH BENTUK
USAHA

Untuk menentukan bentuk usaha yang akan dipilih ada berapa hal yang harus
diperhatikan :
1) Ketahui aspek legal dari semua bentuk usaha yang ada
2) Ketahuilah aspek pajak terkait dengan semua bentuk usaha tersebut
3) Ketahui kondisi usaha kita
4) Pilih bentuk usaha sesuai dengan kondisi kita
12
BENTUK PERSEROAN TERBATAS (PT)

➢ Terdapat “Economic double Taxation” : pajak dikenakan di tingkat badan


(PPh Badan) dan di tingkat pemegang saham (PPh atas dividen)
➢ Pendirian dan pembubaran relatif kompleks dibandingkan dengan bentuk
CV
➢ Memungkinkan Pengumpulan modal besar, manajemen lebih kuat

13
DIVIDEN DARI PT

A. Jika pemegang saham merupakan orang pribadi:


• Terkena PPh Pasal 4 ayat 2 (PPh Final) 10 % dari dividen bruto
B. Jika pemegang saham merupakan badan :
• Tidak dipotong PPh Pasal 23 jika memenuhi persyaratan (Ps 4 ayat (3) huruf f
UU PPh 2008
• Dipotong PPh Pasal 23 dan tidak bersifat final , jika tidak memenuhi
persyaratan
14
BENTUK CV

➢Tidak terdapat double taxation


➢Pembagian laba yang dibagikan kepada anggota firma/CV tidak dikenakan
pajak lagi (PPh dikenakan di tingkat CV
➢Tidak mengakui adanya beban gaji kepada pemilik
➢Sekutu Aktif memiliki tanggung jawab tidak terbatas
➢Pendirian relatif lebih mudah

15
PERUSAHAAN PERORANGAN (ORANG
PRIBADI)
➢ Tidak termasuk sebagai badan hokum, biasa seperti UD (Usaha Dagang),
PD (Perusahaan Dagang), Toko, KAP Pribadi, KJPP Pribadi, KKP Pribadi, dsb
➢ Ada pilihan bagi orang pribadi yang punya pekerjaan bebas yang memiliki
omzet kurang dari Rp 4,8 Milyar/tahun
1. Menyelenggarakan pembukuan ( pajak dihitung dgn rumus umum)
2. Menyelenggarakan pencatatan ( pajak dihitung dgn menerapkan Norma
Perhitungan
➢ Untuk Orang Pribadi yang menjalankan usaha dengan omzet kurang dari
Rp 4,8 Milyar → PPh final: 0,5% x jumlah bruto, sesuai PP 23 thn 2018 16
Ilustrasi Perhitungan Pajak PT – CV – Orang Pribadi
• PPh Badan sudah menggunakan tarif pajak 22%
• Asumsi Orang Pribadi tidak menggunakan PP 23 Tahun 2018 sebesar 0,5%
tetapi menggunakan Tarif Pajak Umum (Taxable Income Bracket) dengan
tarif progresif 5% hingga 30%
PT CV ORANG PRIBADI
INCOME 60.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000
COGS 58.800.000.000 58.800.000.000 58.800.000.000
GROSS INCOME 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000
OPEX 500.000.000 500.000.000 500.000.000
NET INCOME BEFORE TAX 700.000.000 700.000.000 700.000.000
PTKP (K/3) - - 72.000.000
TAXABLE INCOME (PKP) 700.000.000 700.000.000 628.000.000
TAX 154.000.000 154.000.000 133.400.000
NET INCOME AFTER TAX 546.000.000 546.000.000 566.600.000
17
TAX Dividen Pribadi 54.600.000 0 0
Beban Pajak Total 208.600.000 154.000.000 133.400.000
POIN ANALISA PERHITUNGAN PT – CV – Orang Pribadi

• Beban Pajak yang ditanggung melalui CV lebih kecil ketimbang PT


• Bisnis perorangan memberikan efisiensi pajak yang lebih besar dibanding
bentuk usaha lainnya, tetapi perlu memperhatikan pertimbangan lain
• Perhitungan beban pajak tersebut dapat dijadikan refrensi pemilihan bentuk
usaha tetapi perlu dipahami bahwa faktor pajak bukan satu satu nya
pertimbangan keputusan
• Pengambilan keputusan bisnis modern perlu mempertimbangkan masalah
modal, management risk, lingkungan hidup, tanggung jawab pihak ketiga,
bisnis dan pengembangan pasar, hak dan kewajiban lain yang timbul dari
pemilihan bentuk usaha
18
TAX PLANNING PADA SAAT
PERUSAHAAN BERJALAN

➢ Pada saat perusahaan sudah mulai berjalan, perusahaan harus


melaksanakan kewajiban - kewajiban dan hak - hak perpajakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
➢ Tax planning dalam pelaksanaan kewajiban dan hak perpajakan bertujuan
untuk mencapai efisiensi pajak tanpa melanggar ketentuan yang ada

19
TAX PLANNING PADA PELAKSANAAN
PPh PASAL 21

➢ Upaya mencapai efisiensi pajak dalam pelaksanaan kewajiban PPh Pasal 21


dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Memilih alternatif bentuk pemberian perusahaan kepada karyawan selain
gaji (pemberian dalam bentuk cash atau non cash/natura/kenikmatan/benefit
in kind)
2. Memilih metode penghitungan PPh ps.21 (PPh Ps 21 ditanggung karyawan,
ditanggung perusahaan atau ditunjang/gross up)
20
Ketentuan Pengecualian

Jenis pemberian perusahaan :


− Makan minum bagi seluruh karyawan.
− Pemberian natura di daerah terpencil.
− Pakaian keselamatan kerja.
-----------→ bagi pegawai : bukan Pph bagi perusahaan : biaya

21
Pemilihan metode Penghitungan PPh
Pasal 21

1. PPh Pasal 21 ditanggung karyawan.


2. PPh Pasal 21 ditanggung/dibayar perusahaan.
3. PPh Pasal 21 ditunjang Perusahaan.
-----------→ metode 1 dan 2 disebut “Gross basis” sedangkan metode 3 disebut
“Gross up basis

22
TAX PLANNING PADA KEWAJIBAN PPh
POTONG PUNGUT (WITHHOLDING TAX)

➢Upaya mencapai efisiensi pajak pada PPh Potong pungut harus dilakukan
pada kedua sisi,yakni sisi sebagai wajib potong (pihak pemberi penghasilan)
dan sisi sebagai pihak yang dipotong (pihak penerima penghasilan)
➢Pada sisi wajib potong, upaya efisiensi dilakukan dengan cara
mengantisipasi sanksi pajak yang timbul terkait dengan kewajiban
memotong, menyetor pajak yang dipotong dan melaporkan pajak

23
TAX PLANNING PADA KEWAJIBAN PPh
POTONG PUNGUT (WITHHOLDING TAX)

➢ Pada sisi pihak yang dipotong, upaya efisiensi pajak dilakukan dengan
memaksimalkan hak pengkreditan pajak yang telah dipotong oleh pihak
ketiga
➢ Hal2 lain terkait dengan PPh potong pungut antara lain adlh: masalah
kontrak “net of tax”, upaya mengatasi kesalahan dalam pelaksanaan
kewajiban potong pungut, ekualisasi kewajiban potong pungut untuk
mengantisipasi koreksi pajak, dll
24
Pengajuan SKB PPh Pasal 22 dan Pasal 23

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembebasan dari pemotongan dan atau
pemungutan PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 23 oleh pihak lain kepada Direktur Jenderal
Pajak karena:
• Wajib Pajak dalam tahun pajak berjalan dapat menunjukan tidak terutang PPh karena
mengalami kerugian fiskal
• Wajib Pajak berhak melakukan kompensasi kerugian fiskal sepanjang kerugian tersebut
jumlahnya lebih besar dari perkiraan penghasilan neto tahun pajak yang bersangkutan
• Pajak Penghasilan yang telah dibayar lebih besar dari Pajak Penghasilan yang akan
terutang

25
TAX PLANNING PADA KEWAJIBAN PPN

Upaya efisiensi pajak dalam pelaksanaan kewajiban PPN dapat dilakukan, antara lain:
1. Memilih alternatif dikukuhkan atau tidak dikukuhkan sebagai PKP (pada WP dengan omzet tertentu).
2. Melakukan sentralisasi PPN pada perusahaan banyak cabang
3. Melakukan upaya self confirmation kpd para vendor utk menghindari koreksi pada pemeriksaan
4. pengelolaan Faktur Pajak ( keluaran dan masukan) utk menghindari sanksi akibat faktur cacat
5. Melakukan sistem “just in time” jika memungkinkan
6. Memanfaatkan fasilitas PPN yang terkait dengan memenuhi semua persyaratan2 yang diminta

26
UPAYA TAX PLANNING PPN

• Memaksimalkan mekanisme pengkreditan PPN


• Memaksimalkan Fasilitan Dibidang PPN
• Sentralisasi Pengenaan PPN
• Memaksimalkan restitusi PPN
• Membangun sendiri dalam kegiatan usaha
• PPN atas barang gratis untuk keperluan promosi
• Pengendalian PPN
• Tanggung jawab renteng
27
TAX PLANNING PADA PPh BADAN
➢ Upaya efisiensi pajak pada PPh Badan dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1. Memilih sistem Pembukuan yang tepat,
2. Memilih Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Amortisasi Aktiva tidak berwujud
3. Pemilihan pemberian kesejahteraan karyawan dalam bentuk cash atau natura
4. Memilih Metode Pemotongan PPh 21 yang tepat
5. Memilih alternatif sumber pembiayaan perusahaan (internal/eksternal)
6. Mengelola pembebanan biaya tertentu pada saat yang tepat
7. Melakukan ekualisasi dengan kewajiban pajak lainnya untuk mengantisipasi koreksi
fiskus pada saat pemeriksaan pajak
8. Memanfaatkan fasilitas/ ketentuan perpajakan yang ada
28
TAX PLANNING PADA PENUTUPAN USAHA

➢ Untuk mencapai efisiensi pajak , terdapat alternatif penutupan usaha


perusahaan, yakni;
1. Penghentian usaha sementara ( “dormant company”) -----→ Ada beberapa
keuntungan yang akan diperoleh
2. Penghentian usaha selamanya (likwidasi perusahaan )

29
Optimalisasi Pembayaran Pajak untuk Penghematan
Pajak

• Pengamanan kontrak bisnis dan potensi pemotongan withholding tax


• Optimalisasi pengkreditan Pajak Penghasilan yang telah dibayar
• Pengajuan permohonan penurunan angsuran PPh Pasal 25
• Pengajuan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23
• Mengangsur atau menunda pembayaran pajak
• Rekonsiliasi atau ekualisasi SPT PPh Badan dengan SPT PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 dan SPT Masa PPN

30
TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai