Disusun Oleh :
Nia Agustina 01031381823154
Sekar Ade Hapsari 01031381823164
DOSEN PENGAMPU :
UMI KALSUM, SE, M.SI, AK
2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan
terhadap Wajib Pajak yang berdasarkan hasil analisis risiko secara
manual atau secara komputerisasi menunjukkan adanya indikasi
ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Adapun ketentuan
terkait dengan Pemeriksaan Khusus adalah sebagai berikut:
a) Pemeriksaan Khusus merupakan pemeriksaan yang dilakukan
terhadap Wajib Pajak berdasarkan analisis risiko.
b) Terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi kriteria Pemeriksaan
Rutin, dapat dilakukan Pemeriksaan Khusus.
c) Analisis Risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai
tingkat ketidakpatuhan Wajib Pajak yang mengindikasikan potensi
penerimaan pajak.
d) Analisis risiko dibuat dengan mendasarkan pada profil Wajib Pajak
dan/atau maupun berdasarkan kriteria seleksi berbasis risiko secara
manual.
e) Pemeriksaan Khusus dilakukan dengan jenis Pemeriksaan
Lapangan.
f) Pemeriksaan Khusus dilakukan dengan alasan:
1) Persetujuan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak;
2) Instruksi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
atau
3) Instruksi Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Pemeriksaan Kantor
D. TAHAP PEMERIKSAAN
Dalam hal pemeriksaan pajak, tidak hanya fiskus yang memiliki hak dan
kewajiban dalam prosesnya. Wajib pajak juga memiliki kewajiban-
kewajiban yang harus diperhatikan dan dilakukan saat pemeriksaan pajak.
Nah, berikut ini kewajiban wajib pajak dalam pemeriksaan pajak.
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan pajak khusus ini dilakukan berdasarkan hasil analisis
risiko yang menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan khusus dijalankan
dengan mengacu pada beberapa ketentuan, seperti:
a. Berdasarkan analisis risiko yang dibuat berdasarkan profil
WP atau data internal lainnya serta data eksternal secara
manual ataupun komputerisasi
b. Ruang lingkupnya dapat meliputi satu, beberapa, atau
seluruh jenis pajak
c. Pemeriksaannya menggunakan pemeriksaan lapangan.
Pemeriksaan Kantor
Adalah pemeriksaan terhadap wajib pajak yang dilakukan di
kantor unit pelaksana pemeriksaan pajak, dapat meliputi suatu
jenis pajak tertentu, baik untuk tahun berjalan maupun tahun-
tahun sebelumnya. Pemeriksaan kantor hanya dapat dilakukan
dengan pemeriksaan sederhana kantor (PSK), jangka waktu
penyelesaian selama 4 (empat) minggu dan dapat diperpanjang
menjadi paling lama 6 (enam) minggu, dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
SOAL KASUS
1. Pak Ali merupakan salah satu Wajib Pajak yang menjadi target
pemeriksaan pajak. Namun, sebelum Pak Ali diperiksa oleh
pemeriksa pajak, apakah pemeriksa pajak harus memberi
pemberitahuan terlebih dahulu kepada pak Ali baik berupa surat,
komunikasi langsung dll. Atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
agar Pak Ali tidak dapat melakukan upaya perencanaan
pemalsuan/penyembunyian data-data yang akan diperiksa oleh
pemeriksa pajak? Jelaskan!
Jawab:
2. Dalam kasus ini bagaimana jika Wajib Pajak telah menanggapi surat
permintaan klarifikasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan,
tetapi penjelasan Wajib Pajak tidak sesuai dengan data yang dimiliki
oleh Direktorat Jenderal Pajak?
Jawab:
Wajib Pajak yang telah menanggapi surat permintaan klarifikasi sesuai
jangka waktu yang telah ditentukan, tetapi tanggapan dari Wajib Pajak
tidak sesuai dengan data yang ada, maka:
Jika dalam menanggapi surat permintaan klarifikasi, Wajib Pajak
memberikan bukti-bukti, catatan, dan/atau dokumen pendukung yang
menunjukkan bahwa data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya maka proses permintaan
klarifikasi dihentikan dan tidak ditindaklanjuti dengan pemeriksaan.
Jika dalam menanggapi surat permintaan klarifikasi, Wajib Pajak tidak
dapat memberikan bukti-bukti, catatan, dan/atau dokumen pendukung
yang menunjukkan bahwa data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal
Pajak tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya maka proses
permintaan klarifikasi ditindaklanjuti dengan pemeriksaan.
DAFTAR PUSTAKA