NIM : 042011333104
Kelas : Perpajakan I – Kelas M
A. PENELITIAN PAJAK
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian
Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran
penulisan dan penghitungannya. Penelitian dilaksanakan atas :
1. Surat Pemberitahuan (SPT)
2. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang diajukan oleh wajib
pajak kriteria tertentu maupun wajib pajak persyaratan tertentu
Jenis serta sanksi penelitian SPT Masa dan SPT Tahunan
o Penelitian Kelengkapan
Rangkaian kegiatan penelitian dimulai sejak SPT diterima oleh petugas penerima
di KPP atan Kapenpa berupa penelitian kelengkapan. Hasil dari penelitian
kelengkapan adalah SPT Lengkap atau tidak lengkap
o Penelitian Formal
(Penelitian Pengisian & Perhitungan Unsur-Unsur SPT), proses penelitian
dilanjutkan dengan penelitian formal berupa penelitian atas Pengisian &
Perhitungan Unsur-Unsur SPT yang dilakukan oleh editor dan Operator computer
dengan dukungan computer yang akan menghasilkan tiga kategori SPT, yaitu SPT
Banlance Murni, SPT Balance Tidak Murni, dan SPT Tidak Balance.
B. PEMERIKSAAN PAJAK
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan mencari, mrngumpulkan, dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Wewenang Dirjen pajak dalam melakukan pemeriksaan tertuang dalam Pasal 29 ayat (1)
UU KUP.
Tujuan Pemeriksaan
a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketetntuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Pemeriksaan dapat dilakukan, jika :
1) Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang
telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;
2) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi;
3) Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang
telah ditetapkan;
4) Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak;
5) ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban Surat Pemberitahuan tidak
dipenuhi
b. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka :
1) Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
2) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
3) Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
4) Wajib Pajak mengajukan keberatan;
5) Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
6) Pencocokan data dan atau alat keterangan;
7) Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
8) Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
9) Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan untuk tujuan
lain selain nomor 1 sampai 8
C. PENYIDIKAN
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
Dalam Pasal 43A ayat 1 UU KUP - informasi, data, laporan, dan pengaduan pemeriksaan
bukti permulaan sebelum dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
Bukti permulaan adalah keadaan dan/atau bukti-bukti baik berupa keterangan, tulisan,
perbuatan, atau benda-benda yang dapat memberi petunjuk bahwa suatu tindak pidana
sedang atau telah terjadi yang dilakukan oleh WP yang dapat menimbulkan kerugian pada
negara.
Penyidikan tindak pidana perpajakan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Pasal 38 dan 39 UU KUP)
Tujuan Proses Penyidikan
Menemukan tersangka yang melakukan tindak pidana dalam perpajakan Dengan
dilakukanya penyidikan, barang bukti untuk menemukan tersangka diharapkan dapat
ditemukan untuk kemudian segera menjadi dasar dalam menetapkan tersangka.
Wewenang Penyidik
1. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan / laporan berkenaan
dengan tidak pidana di bidang perpajakan agar keterangan/laporan tersebut menjadi
lebih lengkap dan jelas
2. Meneliti, mencari, dan mnegumpulkan keterangan mengenai orang pribadi /
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan.
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi / badan sehubungan dengan
tindak pidana di bidang perpajakan
4. Menerima buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di
bidang badan tentang perpajakan
5. Melakukan pengeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,
dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
6. Meminta tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan
7. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang mneinggalkan ruangan / tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas,
benda,/dokumen yang dibawa
8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan
9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi
10. Menghentikan penyidikan
11. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.