Anda di halaman 1dari 6

Nama : Adinda Rahma Yulianti

NIM : 042011333104
Kelas : Perpajakan I – Kelas M

RESUME PERPAJAKAN I PERTEMUAN VI


(Pembukuan dan Pencatatan serta Sanksi Administrasi)

A. PEMBUKUAN
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan tentang :
1. Keadaan harta
2. Kewajiban dan hutang
3. Modal
4. Penghasilan dan biaya
5. Harga perolehan dan penyerahan barang/jasa yang terutang PPN, tidak terutang PPN,
dikenakan tarif PPN 10%, dan dikenakan pajak penjualan atas barang mewah.
Pembukuan ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi
untuk periode Tahun Pajak tersebut.
 Pembukuan Pasal 28
(1) Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
(2) Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib melakukan pencatatan, adalah
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas.

 Pembukuan wajib diselenggarakan oleh :


1. Wajib pajak badan
2. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan/pekerjaan bebas (dengan
peredaran bruto di atas 600 juta rupiah setahun)
* Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan orang pribadi yang mempunyai
keahlian khusus sebagai usaha memperoleh penghasilan yang tidak terikat suatu
hubungan kerja.

 Syarat Penyelenggaraan Pembukuan: (Pasal 28)


(3) Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan
iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
(4) Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan
huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
(5) Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas.
(6) Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.
(7) Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang
(8) Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.

 Taat Asas dalam metode pembukuan:


a. Stelsel pengakuan penghasilan; ex Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan
penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya
diakui pada waktu terutang, Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya
didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai
b. Tahun buku
c. Metode penilaian persediaan; atau
d. Metode penyusutan dan amortisasi

 Tujuan Pembukuan :
Untuk mempermudah
1. Pengisian SPT
2. Perhitungan Penghasilan Kena Pajak
3. Perhitungan PPN dan PPnBM
4. Mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha/pekerjaan bebas

B. PENCATATAN
Pencatatan adalah pengumpulan data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang
bersifat final. Pencatatan dapat dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi yang diperkenankan
menggunakan norma perhitungan penghasilan neto.
 Siapa yang mengggunakan norma Perhitungan Penghasilan Neto?
- Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai peredaran bruto/omzet bruto tidak lebih
dari Rp.4.800.000.000,- dalam satu tahun pajak berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008
- Yang tidak dikenakan penghasilan final-norma penghitungan penghasilan neto (NPPN)

 Syarat Penyelenggaraan Pencatatan: (Pasal 28)


(11) Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan atau pembukuan dan
dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara
elektronik atau secara program aplikaksi online Wajib Pajak harus disimpan selama
10 tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang
pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.
(12) Bentuk dan tata cara pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

 Pencatatan dilaksanakan oleh :


1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas
meliputi:
- Peredaran atau penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya
- Mereka yang semata-mata menerima penghasilan dari luar usaha dan pekerjaan
bebas, pencatatannya hanya mengenai: penghasilan bruto, pengurang, dan
penghasilan neto yang merupakan objek Pajak Penghasilan.
 Tujuan Pencatatan :
Untuk mempermudah
5. Pengisian SPT
6. Perhitungan penghasilan kena pajak
7. Perhitungan PPN dan PPnBM

C. PENGECUALIAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN


Wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan
adalah Wajib Pajak orang pribadi yang tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan.

D. PEMBUKUAN YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG


SELAIN RUPIAH
Wajib Pajak yang dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang
selain rupiah adalah sebagai berikut:
1. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing
Wajib Pajak yang beroperasi berdasarkan ketentuan undang-undang yang mengatur
mengenai Penanaman Modal Asing.
2. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya
Wajib Pajak yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan pemerintah Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam undang undang yang mengatur mengenai pertambangan.
3. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Bagi Hasil
Wajib Pajak yang beroperasi berdasarkan undang-undang yang mengatur mengenai
pertambangan minyak dan gas bumi,
4. Bentuk usaha tetap
Bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 5 Undang-Undang Pajak
Penghasilan, atau menurut Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang terkait
5. Wajib Pajak yang berafiliasi dengan perusahaan induk di luar negeri
Perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh perusahaan
induk (parent company) di luar negeri dalam hubungan istimewa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat 4 huruf a dan b Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Bahasa asing dan mata uang selain rupiah yang diperbolehkan untuk dipergunakan dalam
pembukuan Wajib Pajak adalah bahasa Inggris dan mata uang dolar Amerika Serikat.

E. SANKSI-SANKSI YANG BERKAITAN DENGAN PEMBUKUAN


Pasal 39 UU KUP
Setiap orang yang dengan sengaja :
- Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan
seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya
- Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan
atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain
- Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang
dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi online di
Indonesia Pasal 28 ayat (11);
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling
sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4
(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

SANKSI
1. Apabila WP yang ternyata:
a. Tidak mengajukan permohonan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam B.
Inggris dan mata uang dolar AS/ permohonan ditolah/ tidak menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis ke KPP tempat WP terdaftar, tetapi tetap
menyelenggarakan pembukuan dalam b. Inggris dan mata uang dolar AS, atau
b. Telah diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam B. Inggris dan mata uang
dolar AS/ telah memberitahukan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, namun
pembukuannya tetap diselenggarakan dalam B. Indonesia/ mata uang rupiah , mka izin
untuk menyelenggarakan pembukuan dalam B. Inggris dan mata uang dolar AS
dicabut dan Wajib Pajak tidak boleh lagi mengajukan permohonan untuk
menyelenggarakan pembukuan dalam B. Inggris dan mata uang dolar AS
2. Perlakuan di atas tidak dikenakan apabila W memberitahukan secara tertulis mengenai
pembatalan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam B. Inggris dan mata uang dolar
AS dalam batas waktu 3 bulan setelah tahun buku berjalan sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Persatuan Menteri Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai