Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adinda Rahma Yulianti

NIM : 042011333104
Kelas : Perpajakan I – Kelas M

RESUME PERPAJAKAN I PERTEMUAN IV


(General terms in General provision, Tax identification number, and Taxable Entrepreneur
Confirmation Number (NPWP/NPPKP), Subject, object, and exemption)

A. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN UMUM


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 tahun 1994, UU Nomor 16 tahun 2000,UU
Nomor 28 tahun 200721, dan UU No. 16 th 2009 mengatur ketentuan formal bagi PPh,
PPN/PPnBM, BM, serta PPSP.

B. NPWP & NPPKP


Kewajiban mendaftarkan diri & melaporan usaha (Pasal 2ayat (1) dan (2) UU KUP dan
penjelasan):
1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP :
Orang Pribadi berpenghasilan diatas PTKP (termasuk OP yg mendapatkan penghasilan
dari satu pemberi kerja yg tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas)
 Wanita Kawin yg dikenakan pajak secara terpisah karena :
 Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim
 Dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta
- Semua badan
- Setiap WP hanya diberikan satu NPWP.
2. Melaporkan usaha untuk dikukuhkan menjadi PKP :
 Pengusaha yg telah melampaui batasan pengusaha kecil pada suatu masa dalam
suatu tahun buku.
 Pengusaha kecil yang memilih menjadi PKP
3. Sanksi perpajakan
Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri atau melaporkan usahanya akan dikenakan
sanksi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak:
1. NPWP adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak, oleh karena itu kepada setiap WP hanya
diberikan satuNPWP.
2. NPWP juga digunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan.
Wajib Pajak yang wajib mendaftarkan dan mendapatkan NPWP :
 Badan
 Orang pribadi yang mempunyai penghasilan di atas PTKP
 Pengurus, Komisaris, dan Pemegang Saham Perusahaan

Pola NPWP
Terdiri dari 15 digit yaitu 9 digit pertama kode wajib pajak dan 6 digit berikutnya kode
Pengusaha kena pajak terdaftar
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat dalam
tata usaha Kantor Pelayanan Pajak dan telah diberikan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak.
Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak
1. Sarana dalam administrasi perpajakan
2. Identitas Wajib Pajak
3. Menjaga ketertiban pembayaran pajak
4. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
1. Dipergunakan untuk mengetahui identitas Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya
2. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN dan PPNBM serta untuk
pengawasan administrasi perpajakan.
3. Dapat mengkreditkan pajak masukan atas pajak keluaran sesuai aturan perpajakan.
Manfaat NPWP
1. Untuk memperoleh peminjaman modal dari bank
2. Untuk memudahkan berhubungan dengan instansi yang mewajibkan mencantumkan
NPWP
Manfaat NomorPengukuhan Pengusaha Kena Pajak
1. Untuk dapat menjadi rekanan pemerintah dalam mendaftarkan / memperoleh tender
proyek pemerintah
2. Untuk memperoleh pembayaran dari KPKN dan sebagainya.
Tata cara mendaftarkan diri dan melaporkan usaha
1. Mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan kelengkapannya
2. Menyapaikan secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak / Penyuluhan
Pajaksetempat tau dikirim lewat kantor pos dengan pos tercatat.
Kewajiban setelah memperoleh NPWP atau PPKP
- Kewajiban sehubungan dengan PPh : pembayaran pajak, pemungutan pajak, penyetoran
pajak, dan pelaporan pajak
- Kewajiban sehubungan dengan PPN dan PPnBM pembayaran/penyetoran pajak, faktur
pajak, pelaporan pajak yang telah disetor
Jangka waktu pendaftaran NPWP dan pelaporan NP PKP
 NPWP :
a. Bagi WP badan/OP usahawan Paling lambat 1 bulan setelah usaha mulai dijalankan
b. Bagi WP OP Non usahawan Paling lambat pada akhir bulan berikutnya apabila
sampai dengan suatu bulan dalam satu tahun buku memperoleh penghasilan yang
melebihi PTKP
 NP PKP :
Paling lambat 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan, atau, atas kemauan sendiri,
WP dapat mengajukan permohonan untuk dikukuhkan sebelum saat usaha mulai
dijalankan

Tata cara pemindahan WP, Kantor Pelayanan Pajak Wajib menerbitkan


 Surat pindah, untuk diberikan kepada WP paling lama pada hari kerja berikutnya
setelah surat pernyataan pindah diterima
 Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar, paling lama pada hari kerja
berikutnya, dalam hal surat pernyataan pindah beserta persyaratannya secara lengkap
disampaikan ke Kantor Pelayanan pajak baru, atau setelah menerima Surat Pindah dari
WP yang berasal dari Kantor Pelayanan Pajak lama.

Penghapusan NPWP dan pencabutan pengukuhan PPKP, dilakukan oleh DJP apabila:
1. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh WP dan / ahli warisnya apabila WP
sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/ objektif sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. WP badan dilikuidasi
3. WP bentu usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia
4. Dianggap perlu oleh DJP untuk menghapus NPWP karena sudah tidak memenuhi syarat
5. DJP setelah melakukan pemeriksaan harus memberi keputusan atas permohonan
penkapusan dalam jangka waktu 6 bulan untuk WP orang pribadi dan 12 bulan untuk WP
badan.
6. DJP karena jabatan atau atas permohonan WP dapat melakukan pencabutan PPKP
7. DJP setelah melakukan pemeriksaan harus memberi keputusan atas permohonan
pencabutan PPKP dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap.

C. SUBJEK, OBJEK PAJAK DAN PENGECUALIAN


1. PPh (Pajak Penghasilan)
Subjek PPh (Pasal 2 ayat 1)
 Orang pribadi
 Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
 Badan
 Bentuk usaha tetap

Subjek pajak dalam negeri (Pasal 2 ayat (3))


 Orang Pribadi :
 Bertempat tinggal / berada di indonesia lebih dari 183 hari dlm 12 bulan
 Dalam tahun pajak berada di indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di
Indonesia
 Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
 Warisan yang belum terbagi

Subjek pajak luar negeri (Pasal 2 ayat (4))


 Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal/ berada di indonesia tidak leboih dari 183
hari dalam 12 bulan
 Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang
menjalankan usaha atau kegiatan melalui BUT di Indonesia serta yang menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak melalui BUT di Indonesia

Pengecualian sebagai subjek pajak (pasal 3):


 Badan perwakilan negara asing
 Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat pejabat lain dari negara
asing dan orang orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
bertempat tinggal bersama syarat:
1. Tak menerima penghasilan lain
2. Azas timbal balik
 Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan
syarat:
a. Indonesia menjadi anggita organisasi tersebut
b. Tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia
 Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan

Objek PPh (Ps 4 ayat (1))


Objek PPh merupakan penghasilan yakni setiap tambahan kemampuan ekonomis yang :
 Diterima atau diperoleh wajib pajak
 Berasal dari indonesia maupun dari luar indonesia
 Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak, Dengan nama
dan dalam bentuk apapun
2. PPN dan PPnBM
PPN
Pajak yang dikenakan terhadap penyerahan atau impor Barang Kena Pajak dan jada kena pajak
yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak, dan dapat dikenakan berkali-kali setiap ada
pertambahan nilai dan dapat dikreditkanpajakmasukannya.
Subjek pajak dari PPN:
- Pengusaha
- Pengusaha Kena Pajak
Objek Pajak dari PPN:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean
2. Impor Barang Kena Pajak
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean
4. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
6. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
7. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
8. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
9. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak di dalam lingkungan perusahaan /
pekerjaan oleh orpri atau badan baik yang hasilnya akan digunakan sendiri / digunakan
oleh pihak lain.
10. Penyerahan aset oleh Pengusaha Kena Pajak
Barang dan jasa yang dikecualikan dari pengenaan PPN :
- Barang hasil pertambangan / hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
- Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak Makanan dan
minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya
- Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.
PPnBM
Pajak yang dikenakan terhadap penyerahan atau impor barang-barang berwujud yang tergolong
mewah.
Subjek PPnBM
 PKP yang menghasilkan BKP yang tergolong mewah dalam lingkungan
 perusahaan atau pekerjaannya dan pengusaha yang mengimpor barang yang tergolong
mewah.
Objek PPnBM
Penyerahan barang berwujud yang tergolong mewah dan impor barang yang tergolong mewah.
3. PBB 23
PBB
Pajak yang bersifat kebendaa dan besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objet yaitu
bumi/tanah dan / atau bangunan.
Subjek pajak PBB
Orang pribadi / badan yang secara nyata :
 Mempunyai suatu hak atas bumi, dan / atau
 Memperoleh manfaat atas bumi, dan / atau
 Memiliki, menguasai atas bangunan, dan / atau Memperoleh manfaat atas bangunan
Objek pajak PBB
 Bumi
 Bangunan
Objek PBB yang ikecualikan
 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala
 Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, dll
 Dimiliki oleh Perwakilan Diplomatik

4. BPHTB24
Pengertian
 Pajak yang dikenakan atas peolehan hak atas tanah dan bangunan, yang selanjutnya
disebut pajak.
 Perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan /
bangunan ornag pribadi aatu badan. -Hak atas tanah: hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam UU No 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Subjek BPHTB
Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan / bangunan.
Objek BPHTB Perolehan hak atas tanah dan / atau bangunan, sebagai berikut:
 Pemindahan hak karena jual beli, tukar-menukar, hibah, hibah wasiat, pemasukan dalam
perseroan badan hukum lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan,
penunjukan pembeli dalam lelang, pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan
hukum tatp, hadiah.
 Pemberian hak baru, karena kelanjutan pelepasan hak, di luar pelepasan hak.
Objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB adalah pajak yang diperoleh:
 Perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan perlakuan timbal balik
 Negara untuk penyekenggaraan pemerintah dan / atau untuk pelaksanaan pembangunan
guna kepentinga umum
 Badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh menteri
 Orang pribadi / badan karena konversi hak dan perbuatan hukum lain dengan tidak adanya
perubahan nama
 Wakaf
 Warisan
 Untuk digunakan kepentingan ibadah

5. BEA METERAI 25
Subjek bea meterai:
Pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak / pihak-pihak yanng bersangkutan
menentukan lain.
Objek bea meterai adalah dokumen. Dokumen yang dikenakan pajak antara lain:
 Dokumen yang telah disebutkan dalam UU (surat perjanjian, akta-akta notaris dan
salinannya, akta-akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta tanah, surat yang memuat
jumlah uang lebih dari Rp250.000,00, surat berharga, efek dengan nama dan dalam bentuk
apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp250.000,00)
 Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan
1. Surat-surat diasa dan surat-surat rumah tangga
2. Surat-surat yang semula tidak dikenakan bea meterai berdasarkan tujuannya, jika
digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula.
Pengecualian Bea Meterai
1. Dokumen berupa
a. surat penyimpanan barang,
b. konosemen,
c. surat angkutan penumpang dan barang,
d. keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen sebagaimana dimaksud
dalam huruf a,b,dan c,
e. bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang
f. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengiriman
g. surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat sebagaimana dimaksud dalam
huruf a-f
2. Segala bentuk ijazah,
3. Terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnyayang ada
kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan
pembayaran itu
4. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah dan bank
5. Kwitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan
sengan itu dari kas negara, kas pemerintah daerah dan bank

Anda mungkin juga menyukai