Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN PEMERIKSAAN PAJAK

SISTEM self-assessment dalam perpajakan Indonesia menuntut

wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan

kewajiban perpajakannya secara mandiri. Konsekuensinya, DJP

berwenang melakukan pemeriksaan untuk mengawasi

kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakan.

Mengacu pada Pasal 1 angka 25 UU KUP, yang dimaksud

dengan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan

menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau

bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional

berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Tujuan Pemeriksaan

SESUAI dengan definisi pemeriksaan di atas, tujuan

dilakukannya pemeriksaan adalah untuk pengujian kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dan/atau tujuan


lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

LINGKUP PEMERIKSAAN

Berdasarkan ruang lingkupnya jenis-jenis pemeriksaan

sebagaimana disebutkan di atas dapat dibedakan menjadi

pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor. Pemeriksaan

Kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

dan dapat diperpanjang menjadi 6 (enam) bulan yang dihitung

sejak tanggal Wajib Pajak datang memenuhi surat panggilan

dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal

Laporan Hasil Pemeriksaan. Pemeriksaan Lapangan dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) bulan dan dapat

diperpanjang menjadi paling lama 8 (delapan) bulan yang

dihitung sejak tanggal Surat perintah Pemeriksaan sampai

dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK DALAM PEMERIKSAAN

Kewajiban Wajib Pajak yang diperiksa adalah:

1. Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri

Pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor


2. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain termasuk

data yang dikelolah secara elektronik, yang berhubungan

dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan

bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak. Khusus

untuk Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak wajib memberikan

kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang

dikelola secara elektronik;

3. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau

ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan lainnya

guna kelancaran pemeriksaan;

4. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat

Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;

5. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh

Akuntan Publik khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor;

6. Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan yang

diperlukan.

HAK-HAK WAJIB PAJAK DALAM PEMERIKSAAN

Hak-hak Wajib Pajak dalam pemeriksaan antara lain:

1. Meminta Surat Perintah Pemeriksaan


2. Melihat Tanda Pengenal Pemeriksa

3. Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan

pemeriksaan

4. Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan

SPT

5. Hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam

batas waktu yang ditentukan

Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak

Jangka Waktu Pemeriksaann terbagi menjadi dua, antara lain:

1. Jangka Waktu Pengujian

a. Pemeriksaan LapanganPemeriksaan Lapangan paling lama 6 (enam)

bulan, yang dihitung sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan

Lapangan disampaikan kepada Wajib Pajak sampai dengan tanggal

Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) disampaikan kepada

Wajib Pajak.

b. Pemeriksaan KantorPemeriksaaan Kantor paling lama 4 (empat)

bulan, yang dihitung sejak tanggal Wajib Pajak datang memenuhi

Surat Panggilan dalam rangka Pemeriksaaan Kantor sampai dengan


tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) disampaikan

kepada Wajib Pajak.

2. Jangka Waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan

pelaporannnya:Paling lama 2 (dua) bulan, dihitung sejak tanggal SPHP

disampaikan kepada Wajib Pajak sampai dengan Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP).

Anda mungkin juga menyukai