Pengantar Perpajakan
Fitriyeni Oktavia, SE., M.Ak.
Ketentuan Umum Perpajakan
Pemeriksaan Pajak
Penyidikan
Tujuan Kewajiban
Perpajakan
Tujuan Lain
Untuk
Mengolah Dilakukan Standar Memenuhi
data, secara Pemeriksaan Tujuan seperti
keterangan & Objektif & yang terutai
Bukti Profesinal diatas
1. Pemeriksaan Pajak
01 Pemeriksaan Rutin
Saat ini, pemeriksaan yang diwajibkan oleh Undang-Undang KUP adalah pemeriksaan terkait
SPT yang menyatakan lebih bayar (SPT LB). SPT LB diartikan oleh kantor pajak sebagai
permintaan restitusi. Produk hukum restitusi adalah Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB).
1. Pemeriksaan Pajak
02 Pemeriksaan Khusus
Jika ada penyerahan penjualan bulan Januari 2018, maka faktur pajak wajib
dilaporkan di masa Januari 2018. SPT Masa Januari 2018 dilaporkan di akhir bulan
Februari 2018. Jika sampai dengan Maret faktur pajak masa Januari 2018 tidak
dilaporkan, maka petugas account representative (AR) dapat langsung
menyampaikan surat klarifikasi (SP2DK). Dalam hal SP2DK tidak mendapat
tanggapan, maka dapat langsung diusulkan pemeriksaan data konkret.
1. Pemeriksaan Pajak
Tahapan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan dimulai dengan penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
(Pemeriksaan Lapangan) atau pengiriman surat panggilan dalam rangka (pemeriksaan
kantor). Dalam hal khusus, misalnya kondisi pandemi, pemeriksaan dapat dilakukan
secara daring.
2. Hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) yang dilampiri dengan daftar temuan hasil
pemeriksaan dengan mencantumkan dasar hukum atas temuan tersebut.
3. Pemeriksaan dalam pengujian kepatuhan Wajib Pajak diakhiri dengan pembuatan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan produk hukum yang dapat berupa:
i. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
ii. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
iii. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
iv. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
v. Pemeriksaan untuk tujuan lain ditutup dengan diterbitkannya LHP yang berisi
usulan diterima atau ditolaknya permohonan WP.
2. Penyidikan Pajak
Penyidikan pajak merupakan salah satu proses penegakan hukum di
bidang perpajakan untuk menilai kepatuhan para wajib pajak. Dalam Pasal 1 angka 31
Undang-Undang No 6 Tahun 1983 s.t.d.d. Undang-Undang No 28 Tahun 2007 tentang
UU KUP diatur mengenai definisi penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
Membetulkan Melakukan
pemeriksaan dan
Mengungkapkan penyedikan
2. Penyidikan Pajak
Dengan adanya pengumpulan dari bukti dan petunjuk-petunjuk lainnya dapat membuat
suatu tindak pidana di bidang perpajakan menjadi lebih jelas atau ditemukan titik
terangnya sehingga dapat membantu petugas yang berwenang dalam penyidikan untuk
menemukan tersangka dari kasus tindak pidana perpajakan.
Kegiatan penyidikan atas tindak pidana dibidang perpajakan ini dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam Undang-Undang (UU) Hukum Acara Pidana.
1. Pemeriksaan Pajak
Tujuan Penyidikan
Batas akhir lapor Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pribadi adalah paling lambat 3
bulan setelah tahun pajak berakhir. Apabila WP terlambat melaporkan SPT Tahunan
dikenai sanksi administrasi berupa denda senilai Rp 100.000,00 dihitung satu kali
untuk setiap keterlambatan.
Sanksi pidana dimaksud adalah kurungan paling cepat 3 bulan paling lama 1
tahun atau denda paling sedikit 1x dan paling banyak 2x jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Apabila kesalahan tersebut diketahui pada saat pemeriksaan oleh petugas pajak,
maka WP dikenakan denda sebesar 150% dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
3. SANKSI DAN DENDA