Anda di halaman 1dari 8

PemeriksaanPene

rimaan Negara
Kelompok 5
Lisa Angelia (05)
Mochamad Farhan Tresna (07)
Reza Ardian (16)
Roberta (20)
01
GAMBARAN UMUM
PEMERIKSAAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 184/PMK.03/2015
DEFINISI & TUJUAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan

mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan

secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. (PMK No. 184/PMK.03/2015 pasal 1)


Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

Dilakukan terhadap : Ruang Lingkup :


● Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal ● Pemeriksaan Satu Jenis Pajak (single tax)
17B Undang-Undang KUP; ● Pemeriksaan Seluruh Jenis Pajak (all taxes)
● terdapat keterangan lain berupa data konkret sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a Undang-Undang KUP;
Berdasarkan kriteria :
● Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan
lebih bayar, selain yang mengajukan permohonan pengembalian ● Pemeriksaan Rutin
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a; ● Pemeriksaan Khusus
● Wajib Pajak yang telah diberikan pengembalian pendahuluan - (audit based on data)
kelebihan pembayaran pajak; - (risk-based audit)
● Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan
rugi;
Dilakukan dengan :
● Wajib Pajak melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, ● Pemeriksaan Lapangan
likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk ● Pemeriksaan Kantor
selama-lamanya;
● Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode
SE-15/PJ/2018
pembukuan atau karena dilakukannya penilaian kembali aktiva
tetap;
● Wajib Pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah
ditetapkan dalam surat teguran yang terpilih untuk dilakukan
Pemeriksaan berdasarkan Analisis Risiko; atau
● Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang terpilih
untuk dilakukan Pemeriksaan berdasarkan Analisis Risiko.
(Pasal 4 ayat (1))
PROSES BISNIS
Secara sederhana, berikut adalah poin-poin kronologi dari pemeriksaan
pajak untuk wajib pajak:

● Penugasan dan instruksi pemeriksaan


● Perencanaan sistem pemeriksaan
● Penerbitan surat perintah pemeriksaan (SP2)
● Penerbitan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan atau
Surat Panggilan untuk Pemeriksaan Kantor
● Permintaan untuk meminjam buku,catatan dan dokumen kepada
wajib pajak
● Pemeriksaan dan pengujian
● Pengeluaran Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
● Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan permintaan
keterangan & tanggapan kepada Wajib Pajak
● Penerbitan LHP dan Nota Penghitungan
● Pengembalian buku, catatan dan dokumen kepada wajib pajak
OUTPUT
Pemeriksaan Lapangan atau Pemeriksaan Kantor untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
diselesaikan dengan cara :

a. menghentikan Pemeriksaan dengan membuat LHP


Sumir; atau
b. membuat LHP, sebagai dasar penerbitan surat
ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. (PMK No. 17/PMK.03/2013 pasal 20)
2
Jenis Pemeriksaan
● Pemeriksaan yang dilakukan merupakan pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan.
● Sesuai dengan PMK 184/PMK.03/2015 Pasal 4 ayat 1
bahwa ruang lingkup pemeriksaan dilakukan terhadap
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan oleh
wajib pajak yang meliputi kepatuhan dalam
pemberitahuan dan pelaporan kewajiban pajak yang
harus ditanggung dan/atau informasi terkait kegiatan
usaha dalam kaitannya sebagai subjek pajak.
3
Konsep Materialitas
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa Pajak
dengan Wajib Pajak untuk jenis pemeriksaan lapangan dan
pemeriksaan kantor dengan tujuan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan, mengacu pada Standard
Operating Procedure Nomor KPP50-0054 maupun berdasarkan
PMK No. 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan,
bahwa tidak disebutkan konsep materialitas, dan oleh sebab
itu, dalam prosesnya, pemeriksaan rutin maupun khusus tidak
menerapkan suatu standar atau konsep materialitas tertentu.

Anda mungkin juga menyukai