Anda di halaman 1dari 3

Nama : Haidar Arif Rabbani

NIM : 215030400111016
Resume : Dasar – Dasar Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak adalah kegiatan menghimpun data, keterangan, ataupun bukti secara objektif
dan profesional sesuai dengan standar pemeriksaan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari
pemeriksaan ini dalam rangka menguji kepatuhan pelaksanaan kewajiban pajak oleh Wajib
Pajak dan demi tujuan lainnya. Adapun pemeriksaan untuk tujuan lain misalnya seperti
pemeriksaan dalam rangka penentuan saat produksi dimulai, penentuan wajib pajak berlokasi di
daerah terpencil, penyusunan norma penghitungan penghasilan neto, dan masih banyak lagi.

Sejak diterbitkan SE-07/PJ/2020, DJP mulai mendesain ulang metode pemeriksaan terhadap
wajib pajak yakni dengan pemisahan segmentasi. Adapun segmentasi ini dibedakan menjadi 2
yaitu wajib pajak strategis dan wajib pajak lainnya. Pembagian segmentasi ini bertujuan supaya
DJP dapat melaksanakan pemeriksaan dan penelitian dengan metode berbeda. Adapun
segmentasi tersebut sebagai berikut:
1. Wajib Pajak Strategis adalah:
a. seluruh Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP di lingkungan Kantor Wilayah
(Kanwil) DJP Wajib Pajak Besar, KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta
Khusus, dan KPP Madya; dan
b. Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang terdaftar pada KPP Pratama, yaitu
Wajib Pajak dengan kontribusi penerimaan pajak terbesar atau kriteria lain yang
diatur melalui Nota Dinas Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan, melalui
penetapan oleh Kepala Kanwil DJP.
2. Wajib Pajak Lainnya adalah Wajib Pajak pada KPP Pratama yang:
a. telah memiliki NPWP yang terdiri dari:
i. Wajib Pajak dengan kontribusi penerimaan pajak besar berupa Wajib
Pajak Instansi Pemerintah, Kerja Sama Operasi (Joint Operation),
Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), dan cabang tanpa pusat,
selain Wajib Pajak Strategis; dan
ii. Wajib Pajak selain Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan
selain Wajib Pajak Strategis sebagaimana dimaksud pada huruf a angka
2),dan
b. belum memiliki NPWP.
Dalam proses pemeriksaan, wajib pajak memiliki hak dan kewajiban yang dijamin secara
hukum. Adapun hak wajib pajak selama proses pemeriksaan antara lain:

 hak untuk meminta pemeriksa pajak memperlihatkan tanda pengenal dan surat perintah
pemeriksaan,
 menerima surat pemberitahuan hasil pemeriksaan,
 menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan,
 mengajukan permohonan quality assurance pemeriksaan bila belum disepakati dasar
hukum koreksi pemeriksaan, dan
 mengisi kuisioner terkait pelaksanaan pemeriksaan.

Di sisi lain, terdapat beberapa kewajiban wajib pajak dalam mengikuti rangkaian proses
pemeriksaan yaitu

 memenuhi panggilan untuk dating menghadiri pemeriksaan secara tepat waktu,


 memperlihatkan ataupun meminjamkan dokumen dasar penghitungan penghasilan,
 memberikan akses data yang dikelola secara elektronik,
 mempersilahkan tim pemeriksa untuk memasuki dan memeriksa ruangan tempat
penyimpanan dokumen, meminjamkan kertas kerja pemeriksa yang dibuat oleh Akuntan
Publik,
 menyampaikan tanggapan secara tertulis, dan
 memberikan keterangan lisan bila diperlukan.

Pemeriksaan pajak bisa dilakukan dengan dua kriteria berdasarkan latar belakang alasan
dilakukannya pemeriksaan, yaitu:
1. Pemeriksaan Rutin, dilakukan karena berhubungan dengan pemenuhan hak atau
pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib pajak, antara lain:
a. Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang menyatakan lebih
bayar dan mengajukan restitusi.
b. Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang menyatakan lebih
bayar tidak disertai permohonan pengembalian kelebihan.
c. Menyampaikan SPT Masa PPN lebih bayar kompensasi.
d. Sudah mendapat pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.
e. Menyampaikan SPT rugi.
f. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, atau akan
meninggalkan Indonesia selamanya.
g. Melakukan perubahan tahun buku, metode pembukuan, dan penilaian aktiva tetap.
2. Pemeriksaan Khusus, dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko yang menunjukkan
adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan khusus
dijalankan dengan mengacu pada beberapa ketentuan, seperti:
a. Berdasarkan analisis risiko yang dibuat berdasarkan profil WP atau data internal
lainnya serta data eksternal secara manual ataupun komputerisasi.
b. Ruang lingkupnya dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak.
c. Pemeriksanaanya menggunakan pemeriksaan lapangan.
Ada dua jenis pemeriksaan yaitu pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor.
1. Pemeriksaan lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat tinggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak,
dan/atau tempat lain yang dianggap perlu oleh Pemeriksa Pajak.
2. Pemeriksaan kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal
Pajak.

Anda mungkin juga menyukai