Anda di halaman 1dari 4

Pemberdayaan Ekonomi

Akuntansi Syariah 4A
Nama Anggota Kelompok:
1. Intan muslikhah (126403201005)
2. Eky Dwi Sepviawati (126403201022)
3. Dini Eka Yuliani (126403201036)
4. Rofika Nur Akroma (126403201043)

PROBLEMATIKA SEKTOR PERTANIAN INDONESIA

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan pertanian relative luas yang tersebar di tiap-tiap
wilayah. Dengan demikian, sebagian besar penduduk masih bertempat tinggal di kawasan
pedesaan yang mata pencahariannya bergantung pada sumberdaya lahan pertanian dengan
pekerjaan pokok sebagai petani. Sektor pertanian tetap menjadi sektor penting dalam
pembangunan nasional. Peran strategi sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi
sektor pertanian sebagai penyedia bahan pangan dan bahan baku industry, penyumbang tenaga
kerja sumber utama pendapatan rumah tangga pedesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergy,
serta berperan dalam upaya penurunan dampak gas rumah kaca (RI, 2016). Disamping hal
tersebut, terdapat kesejahteraan petani yang merupakan sasaran akhir yang akan dicapai dari
pembangunan pertanian. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa petani merupakan pelaku utama
dalam pembangunan pertanian, sudah seharusnya mendapatkan hak yang sepadan dengan
curahan waktu, tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk bekerja dibidangnya. Berbagai
kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam membangun pertanian merupakan
sarana atau instrument bagi para pengambil kebijakan di bidang pertanian dalam upaya
peningkatan kesejahteraan petani Indonesia.
MASALAH
Permasalahan yang pertama yaitu pada kondisi saat ini petani masih miskin. Salah satu faktor
yang menyebabkan petani di pedesaan mayoritas miskin adalah karena masih banyak dari
mereka tidak memiliki lahan pertanian sendiri. Mereka menjadi buruh tani di lahan pertanian
milik orang lain dengan upah yang kecil. Oleh karena itu, kehidupan mereka masih menengah ke
bawah. Alasan lain mengapa para petani belum sejahtera karena mereka mengalami beberapa
kesulitan dalam mengakses permodalan, kesulitan mengakses pasar dan transaksi tidak
transparan. Rendahnya pendidikan yang disandang oleh petani mempunyai kontribusi besar
dalam masalah penguasaan pengetahuan, skill dan teknologi. Pendidikan petani antara SDTT
(Sekolah Dasar Tidak Tamat) sampai SLTP, dan rata-rata mengenyam pendidikan SD.
Rendahnya tingkat pendidikan mereka disebabkan oleh pandangan masyarakat yang tidak
menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama. Oleh karena kesadaran berpendidikan yang
rendah, akses untuk menguasai teknologi pertanian modern dan skill menjadi sangat sulit
(Muharam, 2020).
Permasalahan kedua yaitu masyarakat yang sangat ketergantungan impor. Pihak pemerintah
berkepentingan menjamin hak atas pangan setiap warganya yang terhimpun dalam satuan
masyarakat terkecil untuk mendapatkan pangan bagi kelangsungan hidup. Ketersediaan pangan
mencakup ketercukupan jumlah pangan dan terjaminnya mutu pangan. Tidak tercukupinya
produksi domestik mendorong kebijakan impor terhadap produk pangan tersebut. Dengan kata
lain tujuan utama kebijakan impor ini adalah terjaminnya harga dan ketersediaan produk pangan
domestik. Pemerintah juga harus menetapkan kebijakan impor produk pangan dan menganalisis
efektivitas kebijakan impor tersebut terhadap stabilitas harga. Namun dalam hal ini
ketergantungan impor merupakan proses transportasi barang atau komoditas dari satu negara ke
negara lain secara legal. Ketahanan pangan Indonesia bermasalah karena Indonesia
ketergantungan terhadap impor. Apalagi pada saat pandemi tahun lalu mengakibatkan
kebutuhan pangan turun sangat drastis karena turunnya daya beli kelompok masyarakat bawah,
sementara kelompok menengah atas menahan untuk konsumsi. Dengan demikian, dapat
dipastikan naiknya harga disebabkan terbatasnya supply. Keterbatasan supply barang pangan
umumnya dikarenakan permasalahan waktu panen dan kebijakan impor (Abdullah, 2021).
Permasalahan selanjutnya yaitu kurangnya minat generasi muda pada sektor pertanian. Generasi
muda di Indoensia dinilai lebih memilih berkarya di sektor industry dibanding mengembangkan
sektor pertanian. Salah satu alasan yang mendasarinya adalah rendahnya pendapatan di sektor
pertanian. Kurangnya minat generasi muda dalam pertanian juga disebabkan karena dunia
pertanian yang katanya identik dengan dunia kotor, kumuh, miskin, dan komunitas
terpinggirkan serta dianggap tidak menjanjikan. Padahal sektor pertanian berpengaruh dalam
menunjang penuhanan pangan, stabilitas nasional, serta penghasil devisa negara.
SOLUSI
Bentuk kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan petani dengan pembentukan program yang
dapat diimplementasikan melalui kebijakan pembelian produk pertanian oleh pemerintah serta
penciptaan skill tinggi bagi petani untuk menciptakan produk kualitas tinggi. Program yang
menjadi prioritas selanjutnya adalah program pengadaan lahan percontohan di masing-masing
desa yakni dengan penyediaan fasilitas lahan percontohan di masing-masing desa serta
penyediaan SDM supervisor lahan percontohan di masing-masing desa (Warto, 2015).
Selanjutnya, bentuk solusi terhadap ketergantungan impor dengan cara pengendalian impor
dengan pembentukan kebijakan impor pangan yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan
pangan dalam negeri. Kementerian perdagangan dan Kementerian Pertanian masing-masing
telah mengeluarkan kebijakan yang mengatur impor pangan. Untuk melindungi produksi dalam
negeri dari ancaman produk sejenis yang diproduksi di luar negeri, pemerintah juga akan
menerapkan atau mengeluarkan suatu kebijakan perdagangan internasional di bidang impor.
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) dan kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff
barrier). Hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan perlindungan terhadap barang-
barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis dari luar negeri
(impor). Kuota impor adalah pembatasan yang diberlakukan untuk jumlah barang tertentu yang
dapat diimpor. Hambatan ini sering dikaitkan dengan penerbitan lisensi. Sebuah negara dapat
memberlakukan kuota, misalnya, pada volume beras impor yang diperbolehkan. Kuota
merupakan perizinan perdagangan luar negeri terkait erat dengan pembatasan kuantitatif impor
barang tertentu. Kuota impor menyaratkan kuantitas atau nilai tetap suatu komoditas yang telah
mendapat izin untuk diimpor di negara tersebut selama jangka waktu tertentu.Hambatan non-tarif
dilakukan untuk mendukung pemasok domestik atas pemasok asing. Namun, juga penting untuk
mempertimbangkan bahwa instrumen tersebut tidak selalu mempengaruhi arus perdagangan.
Pasalnya, penerapan hambatan non-tarif tidak selalu membatasi perdagangan. Selain itu, tidak
semua kebijakan yang mempengaruhi perdagangan dilaksanakan dengan tujuan diskriminatif
atau proteksionis. Upaya lain dalam rangka strategi promosi adalah dibidang perdagangan dan
investasi, melalui regulasi yang kondusif untuk perkembangan produksi pertanian dalam negeri.
Penerapan bea masuk produk sejenis, rasionalisasi pajak ekspor, perbaikan infrastruktur logistik
dan perdagangan, pelayanan birokrasi yang efektif dan efisien merupakan langkahlangkah efektif
untuk mendorong kinerja produk hortikultural. Selanjutnya kebijakan dibidang investasi seperti
kemudahan dalam investasi, tax holiday, insentif di budidaya, tingkat suku bunga bank yang
kondusif merupakan instrumen yang diharapkan dapat mendorong kinerja pengembangan
pertanian dalam negeri (Damar, 2020). Strategi promosi lainnya adalah penguatan kelembagaan
pertanian, baik kelembagaan pemerintah, petani dan bisnis produk pertanian. Strategi promosi
lainnya adalah pemasaran yang efektif, produktif dan efisien.
Bentuk solusi terhadap permasalahan generasi muda yang enggan terjun ke sektor pertanian
dengan mengembangkan dan memperkenalkan teknologi yang memberikan kemudahan dalam
melakukan produksi di tingkat onfarm dan off farm. Selain itu, dibuka akses yang lebih besar
pada pemuda, terutama pemuda yang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat SLTA atau
perguruan tinggi untuk dapat membuka usaha dibidang pertanian. Saat ini Kementerian
Peretanian juga telah mengembangkan program Tani Milenial untuk menarik minat generasi
muda. Program ini melibatkan santri dari seluruh Indonesia agar bisa menerapkan praktik usaha
modern pertanian dari hulu ke hilir. Pemerintah juga memberikan bantuan fasilitas berupa benih
unggul, alat pertanian, dan sebagainya. Pembangunan pertanian lebih maju dan modern berbasis
inovasi dan teknologi yang mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi yang
dibutuhkan pasar merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya
Tarik generasi muda pada sektor pertanian. Adanya sosialisasi yang tepat dan berkelanjutan guna
menumbuh kembangkan minat petani muda dalam berusaha tani dan menekuni bidang pertanian.
Penyuluh dan para petani muda harus saling bersinergi dalam pengembangan usaha pertanian.
Diperlukan kerjasama yang tepat yang mampu menyadarkan para petani muda supaya tetap
berminat di usaha pertanian. Pengaplikasian teknologi baru juga sangat diperlukan guna
mendukung usaha pertanian dan untuk menarik minat kaum muda. Selain itu, dalam mengatasi
kondisi lingkungan yang tidak menentu perlu adanya teknologi pertanian digital yang sesuai
dengan zamannya. Sehingga memungkinkan perkiraan dalam peningkatan hasil pertanian dalam
menghadapi dampak lingkungan hidup saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Catriana, Elsa. 2020. “SDA Melimpah, mengapa Petani Indonesia Sulit Sejahtera.”
https://money.kompas.com/read/2020/07/07/142246526/sda-melimpah-mengapa-petani-
indonesia-sulit-untuk-sejahtera?page=all. Diakses 7 Juni 2022.
Hidayatululloh, Damar. 2020. “Pengendalian Impor Bahan Pangan Strategis”.
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/265242/mod_resource/content/
1/7_PENGENDALIAN%20IMPOR%20BAHAN%20PANGAN%20STRATEGIS_
%2028%20%2091.pdf. Diakses 8 Juni 2022
Kementerian Pertanian RI. 2022. “Generasi Muda Harus Didorong Masuk Sektor Pertanian”
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2297#:~:text=Kurangnya
%20minat%20generasi%20muda%20dalam,terpinggirkan%2C%20serta%20dianggap
%20tidak%20menjanjikan. Diakses 8 Juni 2022.
Tim Penyusun Renstra Kementerian Pertanian RI. 2016. “Rencana Strategis Kementerian
Pertanian 2015-2019”. Jakarta Selatan. Diakses 8 Juni 2022
Warto. 2015. “Kondisi Kemiskinan Petani dan Upaya Penanggulangannya”. Jurnal PKS Vol 12
No 1; 20-29. Diakses 8 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai