Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAB 11-12

NAMA : RANIA FRESHTYA DEWI


NIM : 1812311022
KELAS : AKUNTANSI A

TUJUAN AUDIT INVESTIGATIF DAN INVESTIGASI DAN AUDIT


INVESTIGATIF
Macam-macam alternatif mengenai tujuan investigasi yang diambil dari K.H. Spencer Pickett
dan Jennifer Pickett, Financial Crime Investigation and Control (2002)
1. Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa
manajemen tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya.
Kewajiban fidusia ini termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan oleh
karyawannya.
2. Memeriksa mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevant bukti. Tujuan ini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim
dipengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, dan bukan sekedar bukti audit.
3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Misalnya dan suap Tanpa
investigati, reputasi dari semua karyawan di bagian produksi pemberitaan di media
massa bahwa karyawan di bagian produksi akan tercemar. Investigasi
mengungkapkan siapa yang bersalah. Mereka yang tak bersalah terbebas dari tuduhan
(meskipun perguncingan sering kali tetap tidak terhindari.
4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Banyak
untuk menyembunyikan kejahatan, atau kalau dokumen ini dapat memberi petani
kepada pelaku dan penanggung jawab kecurangan, maka tujuan dari investigasi ini
adalah menjaga keutuhan dokumen Ruang kerja harus diamankan, tidak boleh ada
orang masuk keluar tanpa izin, dokumen harus diindeks dan dicatat.
5. Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi. Ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin terhindari)
orang masuk keluar tanpa izin, dokumen harus diindeks dan dicatat. izin untuk proses
penyitaan dan atau penjualan aset, dan penentuan kerugian yang terjadi.
6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku
kejahatan, mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut, harapannya adalah
bahwa mereka bersedia bersikap kooperatif dalam investigasi itu. Teknik
pelaksanaannya adalah dengan "dengar pendapat terbuka" yang menghadirkan orang
luar sebagai panelis. Orang luar ini biasanya orang terkemuka dan terpandang. Hal ini
umumnya dilakukan apabila "operasi tertutup dan rahasia" (covert operations) gagal
mengungkapkan kecurangan yang berdampak luas.
7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya. Ada dua versi
dari pendekatan ini. Pertama, lakukan penuntutan tanpa pandang bulu, berapa pun
besar biayanya, siapa pun pelakunya (penjahat besar maupun kecil). Hal ini akan
mengirimkan pesan kepada seluruh karyawan dan pihak luar, bahwa perusahaan atau
lembaga itu serius dalam mengejar si penjahat. Kedua, kejar si penjahat untuk
mengembalikan dana atau aset yang dicurinya, dan kemudian minta dia
mengundurkan diri atau diberhentikan. Pendekatan kedua, lebih tenang, tidak ada
gembar-gembor.
8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan. Seperti pada butir di atas, tujuan
utamanya adalah menyingkirkan "buah busuk" agar "buah segar tidak ikut busuk
Pendekatannya adalah pendekatan disiplin perusahaan. Pembuktian terhadap tindak
kejahatan ini mungkin tidak akan lolos di siding pengadilan. Akan tetapi pembuktian
di sini diarahkan kepada penerapan peraturan intern perusahaan.
9. Dll….

INVESTIGASI DAN AUDIT INVESTIGATIF


Investigasi secara sederhana adalah suatu upaya pembuktian yang berakhir dipengadilan dan
ketentuan hukum (acara) yang berlaku.
Aksioma dalam Investigasi
Aksioma adalah klaim atau pernyataan yang dapat dianggap benar, tanpa perlu pembuktian.
Aksioma merupakan titik tolak untuk menarik kesimpulan tentang suatu kebenaran yang
harus dibuktikan ( melalui pembentukan teori)
ACFE menyebut tiga aksioma dalam melakukan investigasi atau pemeriksaan fraud, yang
terdiri atas :
1. Fraud is Hidden
2. Reverse Proof
3. Existence of Fraud
Lingkup dan tujuan audit investigative yang memenuhi harapan klien
1. Pemecatan pelaku fraud
2. Pengumpulan bukti dan barang bukti yang cukup untuk penuntutan di pengadilan
3. Penentuan apakah telah terjadi salah saji yang material didalam laporan keuangan,
tindak lanjutnya (misalnya melapor ke Bappepam-LK, melakukan restatement, dll)
4. Persiapan terhadap potensi tuntutan kelompok oleh pemegang saham, konsumen, dan
lain-lain, dan investigasi oleh penegak hukum (kejaksaan, KPK, Bappepam, penyidik
dari Dirjen pajak) terkait dengan audit investigative akuntan forensic
5. Perdiapan untuk menghadapi negosiasi dengan Lembaga-lembaga pemerintahan yang
berkenan dengan kasus yang diaudit investigative.
Predication
Predication adalah keseluruhan dari peristiwa, keadaan pada saat peristiwa itu, dan segala hal
yang terkait atau berkaitan yang membawa seseorang yang cukup terlatih dan berpengalaman
dengan kehati-hatian yang memadai, kepada kesimpulan bahwa fraud telah, sedang, atau
akan berlangsung. Predication adalah dasar untuk memulai investigasi. Investigasi atau
pemeriksaan fraud jangan dilaksanakan tanpa adanya predication yang tepat.
Investigasi dengan pendekatan teori fraud meliputi lamgkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis data yang tersedia
2. Ciptakan atau kembangkan hipotesis berdasarkan analisis diatas
3. Uji atau tes hipotesis tersebut
4. Perhalus atau ubah hipotesis berdasarkan hasil pengujian sebelumnya
Circumstances :
1. Kesepakatan yang dilanggar
2. Missapropriation of asset
3. Penipuan
4. Too good to be true
5. Conflict of interest
Pemeriksaan dalam Hukum Acara Pidana
1. Penyelidikan
Adalah serangkaian kegiatan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu
perbuatan yang diduga merupakan tindak pidana guna menentukan dapat atau
tidaknya penyidikan dilakukan.
Wewenang penyelidik :
- Menerima laporan atau pengaduan tentang adanya dugaan tindak pidana
- Mencari keterangan dan barang bukti
- Menyuruh berhenti orang yang dicurigasi dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri

2. Penyidikan
Adalah serangkaian kegiatan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti, dan
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi untuk menemukan
tersangkanya.
Wewenang penyidik :
- Menggeledah dan menyita surat dan barang bukti
- Memanggil dan memeriksa saksi
- Memanggil dan memeriksa terangka
- Mendatangkan ahli untuk memperoleh keterangan ahli yang dapat juga diberikan
dalam bentuk laporan ahli
- Menahan tersangka

3. Pra-penuntutan
Adalah tindakan jaksa (penuntut umum) untuk memantau perkembangan penyidikan
setelah menerima pemberitahuan dimulainya penyidikan dari penyidik, mempelajari
atau meneliti kelengkapan berkas perkara hasil penyidikan yang diterima dari
penyidik serta memberikan petunjuk guna dilengkapi oleh penyidik untuk dapat
menentukan apakah berkas perkara tersebut dapat dilimpahkan atau tidak ke tahap
penuntutan.

4. Penuntutan
Adalah tindakan penuntut umum yang melimpahkan perkara ke pengadilan negeri
yang berwenang, sesuai dengan cara yang diatur dalam hukum acara pidana, dengan
permintaan agar diperiksa dan diputus oleh hakim di siding pengadilan.

Apabila penuntut umum berpendapat bahwa tidak dapat dilakukan penuntutan karena
dari hasil penyidikan tidak terdapat cukup bukti, maka penuntut umum dengan surat
ketetapan menghentikan penuntutan. Sebaliknya, apabila penuntut umum berpendapat
bahwa terdapat cukup bukti maka ia segera membuat surat dakwaan.

5. Pemeriksaan di pengadilan
Pemeriksaan di pengadilan berkenaan dengan pembuktian. Bukti-bukti itu meliputi :
- Saksi-saksi yang telah diperiksa oleh penyidik dipanggil Kembali ke sdiang
pengadilan untuk memperoleh alat bukti keterangan saksi
- Tersangka yang sudah diperiksa ditahap penyidikan, diperiksa Kembali di siding
pengadilan, untuk mendapatkan alat bukti keterangan terdakwa
- Ahli yang telah memberikan keterangan di penyidikan atau yang telah membuat
laporan ahli, dipanggil lagi untuk didengar pendapatnya atau dibacakan
laporannya di siding pengadilan, agar di peroleh alat bukti keterangan ahli.
- Surat dan barang bukti yang telah di sita oleh penyidik diajukan ke siding
pengadilan untuk dijadikan alat bukti surat dan petunjuk.
Alat bukti yang sah terdiri dari :
- Keterangan saksi
- Keterangan ahli
- Surat
- Keterangan terdakwa
- Petunjuk

6. Putusan pengadilan
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwa benar-benar bersalah.

Putusan pengadiln berdasarkan alat bukti yang diperoleh :


- Putusan pemidanaan, apabila pengadilan berpendapat bahwa terdakwa terbukti
bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya
- Putusan bebas, apabila pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di
siding, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan
- Putusan lepas dari segala tuntutan hukum, apabila pengadilan berpendapat bahwa
perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak
merupakan suatu tindak pidana atau terbukti tetapi terdakwa tidak dapat
dipertanggungjawabkan terhadap perbuatannya.

7. Upaya Hukum
Adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan
yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi, atau hak terpidana untuk
mengajukan permohonan peninjauan Kembali atau hak jaksa agung untuk
mengajukan kasasi demi kepentingan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur
undang-undang.

Upaya hukum ada 2 macam, yaitu :


a. Upaya hukum biasa
 Pemeriksaan tingkat banding
 Pemeriksaan kasasi
b. Upaya hukum luar biasa
 Pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum
 Peninjauan Kembali putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap

Anda mungkin juga menyukai