INVESTIGASI
Nama Kelompok 3:
Fraud is Hidden
"Fraud is hidden" atau "fraud selalu tersembunyi
Berbeda dengan kejahatan lain, sifat perbuatan fraud adalah tersembunyi. Metode
atau modus operandinya mengandung tipuan, untuk menyembunyikan sedang
berlangsungnya fraud. Hal yang terlihat di permukaan bukanlah yang sebenarnya terjadi
atau berlangsung.
Reverse Proof
“reverse proof” secara harfiah berarti "pembuktian secara terbalik" Agar kita tidak
keliru mencampuradukkanya dengan istilah hukum "pembalikan beban pembuktian"
(omkeren van de bewijslast), penulis menerjemahkan "reverse proof' sebagai
"pembuktian fraud secara timbal-balik"
Existence of Fraud
Aksioma ini secara sederhana ingin mengatakan bahwa hanya pengadilan yang dapat
(berhak) menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak terjadi.
Pemeriksa fraud berupaya membuktikan terjadi atau tidak terjadinya fraud. Namun,
hanya pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan hal itu. Di Amerika
Serikat wewenang itu ada pada pengadilan (majelis hakim) dan para juri.
C. TEKNIK-TEKNK AUDIT
Dalam pengantar Bagian ketiga dijelaskan cakupan dari berbagai teknik audit dalam
berbagai audit investigatif, seperti teknik-teknik yang diterapkan dalam kejahatan perpajakan
dan kejahatan terorganisasi (organized crime), Follow the Money dalam fraud dan tindak
pidana pencucian uang, teknik pembuktian hukum, computer forensics, dan lain sebagainya.
Bab ini membahas tujuh teknik audit yang lazim dikenal dalam audit atas keuangan,
dengan aplikasi dan contoh-contoh audit investigatif. Penekanan akan diberikan pada review
analitikal.
a. Memeriksa Fisik Dan Mengamati
Memeriksa fisik atau physical examination lazimnya diartikan sebagai
penghitungan uang tunai (baik dalam mata uang rupiah atau mata uang asing), kertas
berharga, persediaan barang, aset tetap, dan barang berwujud (tangible assets) Iainnya.
b. Meminta Informasi Dan Konfirmasi
Meminta informasi baik Iisan maupun tertulis kepada auditee, merupakan prosedur
yang biasa dilakukan auditor. Seperti dalam audit, juga dalam audit investigatif,
permintaan informasi harus dibarengi, diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari
sumber lain atau diperkuat (substantiated) dengan cara lain. Permintaan informasi sangat
penting, dan juga merupakan prosedur yang normal dalam suatu audit investigatif. Sccara
mendalam tcknik ini dibahas dalam Bab 19 (Wawancara dan Interogasi).
c. Memeriksa Dokumen
Teknik ini tidak memerlukan pembahasan khusus. Tak ada audit investigatif tanpa
pemeriksaan dokumen. Hanya saja, dengan kemajuan teknologi, definisi dokumen
menjadi lebih luas, termasuk informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara
elektronis (digital). Ini merupakan pokok bahasan Bab 18 (Computer Forensics).
d. Review Analitikal
Dalam review analitikal yang penting bukannya perangkat lunaknya, tetapi
semangatnya, seperti dikatakan Houck di atas: "think analytical first"! Ini ciri auditor (dan
investigator) yang tangguh. Kuasai gambaran besarnya lebih dulu.
e. Menghitung Kembal
Menghituing kembali atau reperform tidak lain dari mengecek kebenaran
perhitungan (kali. bagi, tambah, kurang, dan lain-lain). Ini prosedur yang sangat lazim
dalam audit. Biasanya tugas ini diberikan kepada seseorang yang baru mulai bekerja
sebagai auditor; seorang junior auditor di kantor akuntan.