KELOMPOK 8
Disusun Oleh :
1) Nuri Ari Kurnia 2101020033
2) Dea Artarya Maylan 2101020034
3) Dini Afrilianti 2101020035
4) Mega Rizki Agustina 2101020007
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan tuntunanya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan baik dan lancar tepat
pada waktunya. Penyusunan Makalah ini sebagai salah satu memberikan tugas mata kuliah
"Akuntansi Forensik", makalah ini membahas mengenai terkait suap menyuap atau penyuapan.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, penulis dengan sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik isi mapun penyajianya, untuk itu penulis dengan terbuka
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempumaan makalah ini
kedepannya.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuapan (atau suap saja) adalah tindakan memberikan uang , barang atau bentuk lain
dari penjualan dari para pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk mengubah
sikap penerima atas kepentingan kepentingan / minat si pember , meskipun sikap tersebut
berlawanan dengan penerima. Dalam kamus hukum Balck's Law Dictionary, penyuapan
diartikan sebagai tindakan menawarkan, memberikan, menerima, atau meminta nilai dari suatu
barang untuk mempengaruhi tindakan pegawai lembaga atau semacamnya yang bertanggung
jawab atas kebijakan umum atau peraturan hukum. Penyuapan juga didefinisikan dalam Undang
- Undang 11 Tahun 1980 sebagai tindakan " memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
seseorang dengan maksud untuk membujuk supaya orang itu melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dalam rahasianya , yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya
yang menyangkut kepentingan umum . " Makalah ini dibuat bertujuan untuk membuat para
pembaca mengetahui lebih lanjut mengenai suap atau pennyuapan.
Suap merupakan tindak pidana dengan cara mempengaruhi orang lain untuk memutar
balikan sebuah kebenaran sesuai dengan apa yang diinginkan penyuap. Suap merupakan kondisi
- kondisi yang dilakukan oleh berbagai oknum atau pihak terkait . Contoh kasus suap di negara
Indonesia yang paling menyedot perhatian publik terjadi pada tahun 2014 , yaitu kasus suap
seorang hakim Mahkamah Konstitusi Suap merupakan tindak pidana dengan cara memberi
sesuatu yang bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan seseorang agar ia mau menjalankan dan
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan permintaan yang memberi suap .
Pemberian tersebut biasanya berupa sejumlah uang , barang , atau janji yang telah disepakati
anatara kedua belah pihak , yaitu pemberi suap dan penerima suap.
Audit Investigatif berkembang di Indonesia secara perlahan dan digunakan untuk
memecahkan berbagai kasus korupsi atau kejahatan ekonomi lainya hingga kini. Titik berat audit
investigative adalah upaya untuk penegakan supermasi 5 hokum terkait fraud yang muncul
dengan metode investigasi. Di sektor publik bidang ini dicetuskan sebagai upaya untuk
memerangi kecurangan atau korupsi. Pengusutan tindak pidana kecurangan yang dilakukan di
luar bidang hukum pengadilan dapat juga dibantu oleh seorang yang ahli yang dapat membantu
pengusutan diantaranya adalah auditor. bantuan yang dapat diberikan oleh auditor berkenaan
dengan korupsi dan kecurangan adalah dengan melakukan audit investigasi. audit investigasi
berhubungan dengan pengujian dan analisis forensik dalam pengumpulan bukti dengan
menggunakan teknik investigasi dan teknikteknik audit yang kemudian akan digunakan dalam
perkara pengadilan. oleh 2 karena itu pada auditor investigasi diperlukan kualitas keterampilan
dan keahlian kasus yaitu kombinasi antara auditor berpengalaman dan auditor peyidik kriminal.
Dalam pelaksanaan audit investigasi, maka auditor investigatif harus memiliki kemampuan
untuk membuktikan adanya kecurangan yang kemungkinan terjadi dan sebelumnya telah
terdeteksi oleh berbagai pihak. prosedur dan teknik yang digunakan dalam proses penyelidikan
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam standar yang berlaku. hal tersebut tentunya
berpengaruh terhadap pengumpulan dan pengujian bukti-bukti yang dilakukan terkait kasus
penyimpangan atau kecurangan yang terjadi. salah satu tindak penyimpangan atau kecurangan
yang semakin marak terjadi di dunia adalah korupsi. Bentuk kecurangan ini tentu saja sangat
merugikan bagi masyarakat.
2.8 Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan Negara dan / atau perekonomian Negara,
untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi dan/atau tidakan korektif
manajemen. Audit Investigasi dapat dilaksanakan atas permintaan Kepala Daerah dan Aparat
Penegak Hukum. Audit Investigasi termasuk didalamnya audit dalam rangka menghitung
kerugian keuangan Negara, audit hambatan kelancaran pembagunan, audit eskalasi audit klaim.
3.2 Prediction
Langkah pertaman akutan dalam audit investigatifnya adalah menyusun prediction. Fraud
Examiners Manual (2006) menjelaskan Prediction sebagai berikut: “Prediction adalah
keseluruhan dari peristiwa, keadaan pada saat peristiwa itu, dan segala hal terkait atau
berkaitan yang membawa seseorang yang cukup terlatih dan berpengalaman dengan
kehati-hatin yang memadai, kepada kesimpulan bahwa fraud telah, sedang atau akan
berlangsung. Prediction adalah dasar untuk memulai investigasi. Investigasi atau
pemeriksaan atau pemeriksaan fraud jangan dilaksanakan tanpa adanya prediction yang
tepat.
Setiap investigasi dimulai dengan keinginan atau harapan bahwa kasus ini berakhir dengan
litigasi.Padahal ketika memulai investigasi, pemeriksa belum memiliki bukti yang cukup.
Ia bau mempunyai dugaan atas dasar prediction yang dijelaskan di atas. Keadaan ini tidak
berbeda sengan ilmuan yang mebuat “dugaan” atas dasar pengamatannya terhadap
berbagai fakta, kemudian “dugaan” ini diujinya. Seperti hoptesis yang haus terjadi;
selanjutnya akan disebut teori fraud. Teoi ini tidak lain dari rekaan atau perkiraan yang
harus dibuktikan.
Investigasi dengan pendekatan teori fraud meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis yang tersedia
2. Ciptakan (atau kembangkan) hipotesis berdasarkan analisis diatas
3. Uji atau tes hipotesis tersebut
4. Perhalusan atau ubah hipotesis berdasarkan hasil pengujian sebelumnya.
3.4 Theodorus M Tuanakotta mengutip standar yang dirumuskan K.H. Spencer Pickett
dan Jennifer Pickett dengan 7 (tujuh) standar untuk melakukan investigasi terhadap fraud,
yaitu :
1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktek terbaik yang diakui/accepted best
practices)
2. Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian/due care sehingga bukti-bukti
tadi dapat diterima di pengadilan
3. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks;
dan jejak audit tersedia.
4. Pastikan bahwa para investigator mengerti hak-hak azasi pegawai dan senantiasa
menghormatinya.
5. Beban pembuktian ada pada yang “menduga” pegawainya melakukan kecurangan,
dan pada “penuntut umum” yang mendakwa pegawai tersebut, baik dalam kasus
hukum administratif maupun hukum pidana.
6. Cakup seluruh subtansi investigasi dan “kuasai” seluruh target yang sangat kritis
ditinjau dari segi waktu.
7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan,
pengumpulan bukti dan barang bukti, wawancara, kontak dengan pihak ketiga,
pengamanan mengenai hal-hal yang bersifat rahasia, ikuti tatacara atau protokol,
dokumentasi dan penyelenggaraan catatan, keterlibatan polisi, kewajiban hukum, dan
persyaratan mengenai pelaporan.
Kasus Century menjadi sorotan masyarakat Indonesia karena melibatkan sejumlah uang
yang besar dan memicu kontroversi terkait keputusan penyelamatan oleh Bank Indonesia.
Audit investigasi dalam kasus ini memiliki peran penting dalam membongkar fakta-fakta
dan memastikan akuntabilitas pihak yang terlibat.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Suap merupakan tindak pidana dengan cara mempengaruhi orang lain untuk memutar
balikan sebuah kebenaran sesuai dengan apa yang diinginkan penyuap. Moral rakyat
Indonesia akan terbiasa hidup berdasarkan prinsip curang dan yang penting
menguntungkan diri sendiri. Karena seringnya terjadi suap , masyarakat Indonesia
lebih mengandalkan uang daripada kejujuran dan kerja keras.
Pada intinya adalah semua orang harus sama - sama saling membantu dalam
mewujudkan indonesia yang bebas suap. Pemerintah kedepannya harus menciptakan
birokrasi yang jujur, adil dan transparan dibantu dengan masyarakatnya yang ikut serta
mengawasi dan segera melaporkan kepada lembaga yang bersangkutan jika melihat
ada tindak penyuapan.
Investigasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai upaya pembuktian. Namun
demikian ada banyak tujuan melakukan investigasi. Istilah investigasi dalam
penggunaan sehari-hari member kesan seolah hanya ada satu tujuan yaitu dalam
konteks tindak pidana korupsi. Artinya tujuan akhir investigasi adalah menjebloskan
koruptor ke penjara dan atau mendapatkan kembali sebagian atau seluruh hasil
jarahannya. Pemilihan diantara berbagai alternative tujuan investigasi tergantung dari
organisasi dan jenis serta besarnya kecurangan/Fraud. Investigasi dalam istilah generik
dapat juga berarti audit forensik. Audit forensik merupakan audit yang bersifat khusus,
namun demikian teknologi atau metodologi auditnya dapat menggunakan teknik audit
secara umum sesuai dengan standar audit yang berlaku. Teknik audit yang dilakukan
oleh auditor forensik dapat digunakan untuk mengungkap fraud yang terjadi di
corporate baik pada sektor swasta maupun publik. Sehingga penguasaan yang baik
atas metodologi/teknik audit dari auditor forensik akan meminimalkan terjadinya fraud
corporate.
4.2 Saran.
Sebaiknya pihak pemerintah lebih tanggap dalam menangani kasus – kasus korupsi yang
terjadi di Indonesia khususnya kasus – kasus penyuapan, dengan menegakan keadilan
serta memberikan hukuman yang sesuai dan juga hukuman yang dapat memberikan efek
jerah sehingga dapat mengurangi bahkan meniadakan tindakan korupsi di Indonesia.