TATANAN KELEMBAGAAN
Howard R. Davia menyatakan bahwa dalam pelaksanaan investigasi terhadap fraud, seorang
auditor yang pertama kali harus dilakukan adalah :
1. Hindari adanya pengumpulan sebuah fakta dan data secara berlebihan. Sebisa mungkin
untuk diseleksi terlebih dahulu, sehingga tepat dan akurat.
2. Seorang fraud mampu untuk membuktikan niat dari seorang pelaku yang melakukan
tindakan tidak terpuji seperti kecurangan.
3. Seorang auditor harus berpikir secara kreatif dan berpikir seperti layaknya seorang
penjahat. Tidak boleh untuk terpengaruh atau mudah ditebak dalam hal seperti :
pemeriksaan, penyelidikan, dan investigasi yang sedang dilakukannya.
4. Seorang auditor harus mengerti bahwa terdapat banyak kecurangan yang bisa dilakukan
dengan terencana oleh sekelompok orang.
5. Dalam menyusun sebuah strategi, seorang auditor harus mempertimbangkan apakah
terdapat kecurangan yang dilakukan dalam sebuah pembukuan maupun diluar
pembukuan tersebut.
Kode etik yaitu berisi nilai – nilai luhur yang penting bagi eksistensi profesi. Profesi
dapat eksis dikarenakan terdapat integritas (sikap jujur walaupun tidak diketahui oleh orang
lain), rasa hormat dan kehormatan (respect dan honor), dan nilai luhur lainnya yang dapat
menciptakan rasa percaya diri dari seorang pengguna dan stakeholder lainnya.
C. Standar Audit Akuntansi Forensik
Terdapat delapan standar audit investigatif menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer
Picket yaitu sebagai berikut :
E. Tatanan Kelembagaan
Dalam UUD 1945 telah disebutkan mengenai lembaga negara atau lembaga
penyelenggara negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Di tingkat pusat
terdapat beberapa kelompok kelembagaan yaitu antara lain kelompok lembaga yang
mencerminkan perwakilan rakyat, presiden dan wakil presiden yang mewakili kekuasaan
pemerintahan negara, dan kelompok yang mewakili kekuasaan kehakiman oleh
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya. Ketiga kelompok
tersebut adalah merupakan perwujudan konsep trias politica dalam ketatanegaraan.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak termasuk dalam kekuasaan tersebut karena BPK
lebih dikenal dalam sistem ketatanegaraan negara demokrasi.
Terdapat beberapa faktor yang melemahkan proses audit yaitu sebagai berikut :