NIM 142180037
KELAS EA-B
RESUME TEMU 2 BAB 4-5
BAB 4
ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR AUDIT
INVESTIGASI
BAB 5
TATANAN KELEMBAGAAN
1. Tatanan Kelembagaan
Dalam UUD 45 disebutkan tentang lembaga negara atau lembaga penyelenggara
negara, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Pada tingkat pusat terdapat beberapa
kelompok kelembagaan antara lain kelompok lembaga yang mencerminkan perwakilan
rakyat, presiden dan wakil presiden yang mewakili kekuasaan pemerintahan negara, dan
kelompok yang mewakili kekuasaan kehakiman oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya.
Tugas Koordinasi
Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang:
A. Mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan , dan penututan terhadap tindak pidana
korupsi.
B. Meletakkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
C. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi terkait.
D. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
E. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana.
Tugas Supervisi
Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK berwenang:
A. Melkukan pengawasana, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan pemberantasan tindak
pidana korupsi, dan instansi yang dalam melaksanakan pelayanan publik.
B. Mengambil ahli penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi
yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan.
Tugas Pencegahan
Dalam melaksanakan tugas pencegahan, KPK berwenang:
A. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan
penyelanggara negara.
B. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi.
C. Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan.
D. Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan tindak
pidana korupsi.
E. Melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum.
3. Anti-Corruption Agencies
Ada dua model ACA, yakni multi-agency model dan single-agency model. Negara
yang menerapkan multi-agency model memanfaatkan lembaga-lembaga penegak hukum yang
sudah ada (seperti kepolisian, kejaksaan, pengawas pasar modal, pengawas perbankan/bank
sentral, lembaga ombudsman, dan lain-lain) dan membangun satu lembaga khusus. Indonesia
adalah contoh negara yang menerapkan multi-agency model. Kebanyakan negara Eropa Barat
dan Amerika Serikat juga menerapkan multi-agency model.
6. Pengadilan Tipikor
Pada tanggal 29 Oktober 2009, Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi diundangkan. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
merupakn pengadilan khusus yang berada di dalam lingkungan peradilan umum. Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi berkedudukan di setiap ibukota kabupaten/kota di Indonesia, yang
jumlahnya hampir 500. Mahkamah Agung memastikan pengadilan tindak pidana korupsi
terbentuk di tujuh provinsi dalam tahun 2010.