Anda di halaman 1dari 2

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 4

1. Seberapa pentingkah pelaksanaan wawancara tidak terstuktur dilakukan dalam


sebuah penelitian ? ST ATIRAH CHAERIL
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini dilakukan untuk
mengetahui permasalahan yang sebenarmya terjadi dan data apa yang dibutuhkan
pada objek yang akan diteliti.
2. Bagaimana sikap yang baik yang harus dilakukan ketika melakukan
wawancara? WAHDINA SUKMA RAHMAWATI
Adapun sikap pewawancara dalam bertanya harus diperhatikan. Sikap-sikap tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Netral. Jangan memberikan reaksi terhadap jaawaban, baik denagn kata-kata atau
dengan perbuatan atau dengan gerak-gerik. Baik tidak baik, senang tidak senang,
setuju tidak setuju jangan sekali-kali diperlihatkan oleh pewawancara dalam
wawancara. Janagan memberikan sugesti.
b. Adil. Dalam wawancara, semua responden harus dianggap sama, jangan memihak
pada sebagian responden sehingga responden merasa aman dalam memberikan
keterangannya.
c. Ramah. Tunjukkan keramahan yang wajar, tidak dibuat-buat, segar, bermuka
manis.
3. Apa maksud wawancara berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau
sebagai kriterium? NURUL NADYA ANADA MUIS
Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang
utama guna menjawab pemasalahan penelitian. Sebagai metode pelengkap,
wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap metode lainnya yang digunakan
untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Sebagai kriterium, wawancara
digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan
metode lain. Itu dilakukan, misalnya, untuk memeriksa apakah para kolektor data
memeang telah memperoleh data dengan angket kepada subjek suatu penelitian, untuk
itu dilakukan wawancara dengan sejumlah sample subjek tertentu.
4. Wawancara dan kuisioner adalah metode pengumpulan data, namun apa yang
membuat wawancara lebih baik dilakukan daripada membagikan kuisioner?
RISKA HANDAYANI
wawancara memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan dengan kuesioner, karena
(a) para responden memiliki kemungkinan lebih besar untuk berbicara lebih banyak
dibandingkan dengan menulis,
(b) orang-orang menjadi lebih termotivasi dengan kehadiran orang lain, dan
(c) pertukaran-pertukaran lisan menawarkan lebih banyak peluang-peluang langsung
untuk menyelidik, mengklarifikasi jawaban-jawaban dan memberikan feedback.
5. Dalam wawancara dikenal istilah probing, apa itu probing? NURHASLINA
Probing ini termasuk salah satu bagian yang paling sulit dalam wawancara. probing
adalah menggali informasi lebih dlm sehingga diperoleh jawaban yg lebih khusus dan
tepat, ini juga disebut wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan
wawancara pribadi, langsung, dan tidak terstruktur dengan seorang subjek yang
diselidiki oelh pewawancara yang sangat terampil untuk menemukan latar belakang
motivasi, kayakinan, sikap, dan perasaan subjek terhadap satu topik. Wawancara ini
biasanya berlangsung antara 30menit sampai dengan lebih dari satu jam.
6. Saya pernah membaca pertanyaan berikut "Kelancaran wawancara sangat
dipengaruhi oleh adanya rapport." Apa itu rapport dalam kalimat tsb?
Rapport adalah suatu situasi di mana telah terjadi hubungan psikologis antara
pewawancara dan responden, di mana rasa curiga responden telah hilang; antara
responden dan pewawancara terjalin suasana berkomunikasi secara wajar dan jujur.
Rapport adalah suasana atau atmosfir yang wajar dalam berbincang-bincang, bukan
sesuatu yang dibuat-buat atau yang ditanamkan ke dalam suatu wawancara. Jika
wawancara dimulai dengan “Assalamualaikum” atau selamat pagi, kemudian
menanyakan keadaan anak-anak dan sebagainya, belum tentu rapport sudah ada.
Rapport adalah hubungan yang mendalam, seperti keterbukaan, toleransi, ramah, dan
pengertian dan sebangsanya dalam proses wawancara. Cara berpakaian, cara
menggunakan kata-kata, sikap hormat dan ramah tamah serta sifat tidak sok dari
pewawancara dapat menghasilkan suatu rapport sehingga komunikasi dapat terjalin
secara wajar dan tidak artificial. Air muka yang manis tanpa terlalu banyak berbasa-
basi juga perlu diperhatikan dalam mengadakan rapport.

Anda mungkin juga menyukai