Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat
penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan yang diambil
auditor selama tahap penyelesaian ini untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai
prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat
mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo setiap
rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor atas laporan
keuangan secara keseluruhan.
Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini
diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin. Meskipun
waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia untuk
membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya.
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu, terutama ketika
klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan audit. Auditor
harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan professional yang baik dan
menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan. Setelah melakukan penyelesaian
audit, selanjutnya auditor akan melakukan pelaporan terhadap hasil auditnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur dalam penyelesaian pemeriksaan audit?
2. Bagaimana prosedur pelaporan audit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur penyelesaian pemeriksaan audit
2. Untuk mengetahui prosedur pelaporan audit

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyelesaian Pemeriksaan Audit


Untuk tujuan pembahasan, tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit
dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
a. Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit
spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah:
1) Review Peristiwa Subsequent Event
Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal
neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang
material terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan tersebut.Terdapat 2 jenis subsequent event merujuk
pada PSAK no. 46, yakni:
a) Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang
melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan,
b) Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada
sesudah tanggal neraca.

Tujuan Pemeriksaan Subsequent Event adalah sebagai berikut :

1) Menentukan keberadaan kejadian penting sesudah tanggal neraca yang


membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak menyesatkan
pengguna laporan keuangan.
2) Menentukan kemungkinan tertagihnya piutang.
3) Memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang tercantum di neraca
per tanggal neraca, masih di perjalanan.

2
4) Untuk memastikan kewajiban dan beban yang masih harus dibayar yang
tercantum di neraca per tanggal neraca, merupakan kewajiban perusahaan
yang akan dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca).
5) Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per
tanggal neraca.

Prosedur Pemeriksaan Subsequent Event terdiri dari beberapa langkah, yakni:

1) Periksa pengeluaran dan penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai


mendekati tanggal selesainya audit field work,
2) Periksa bukti pengeluaran dan penerimaan barang sesudah tanggal neraca,
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work,
3) Periksa cut-off pembelian dan penjualan,
4) Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal neraca.
5) Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, periksa
apakah ada commitment dari perusahaan yang baru dipenuhi pada periode
sesudah tanggal neraca,
6) Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang, mengenai:
- Ada/tidaknya contingent liabilities
- Ada/tidaknya perubahan dalam modal saham, kewajiban jangka panjang
atau kredit modal kerja dalam periode sesudah tanggal nerac
- Ada/tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang memerlukan
adjustment terhadap laporan keuangan atau penjelasan catatan laporan
keuangan
7) Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan,
8) Analisa perkiraan profesional fees,
9) Dapatkan surat representasi klien (client representation letter)

Penyelesaian Pemeriksaan Akuntan, beberapa hal yang harus dilakukan akuntan


publik, sebelum suatu pemeriksaan akuntan dinyatakan selesai:

3
1) Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh pembuatnya dan direview
oleh atasannya.
2) Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan harus
dijawab oleh staf yang direview (reviewee) secara tertulis
3) Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan index working
papernya, diskusikan dengan klien.
4) Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus diposting ke masing-
masing kertas kerja yang berkaitan
5) Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim audit), direview
oleh audit manager dan audit partner
6) Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit
manager dan audit partner, maka audit supervisor harus menyusun notes to
PPM (catatan untuk Partner, Principal dan Manager)
7) Setelah draft report direview dan disetujui PPM, diskusikan dengan klien. Jika
klien setuju, buat final audit report.
8) Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta Surat
Pernyataan Langganan dari klien. Tanggal surat harus sama dengan tanggal
selesainya audit field work dan tanggal laporan audit.
9) Auditor membuat draft management letter, setelah direview dan disetujui
PPM, diskusikan dengan klien. Klien setuju, buat management letter final
untuk klien
10) Tahap akhir, selesaikan urusan pelunasan audit fee .
11) Dalam audit working papers, cantumkan “catatan untuk audit tahun
berikutnya”.
12) Opini yang diberikan, tergantung hasil pemeriksaan
13) Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, KAP sebaiknya mempunyai daftar
“Audit Working Papers Review Guide”

2) Membaca Risalah Rapat

4
Risalah rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya,
seperti komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang
mempunyai signifikansi audit. Sebagai contoh, dewan komisaris dapat
mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian saham treasuri, pembayaran
dividen tunai, atau penghentian lini produk.
3) Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian.
FASB dalam SFAS 5, Accounting for Contingencies, mendefinisikan
kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang
melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan keuntungan (kontinjensi
keuntungan) atau kerugian (kontinjensi kerugian) yang akan diperoleh apabila
satu atau lebih peristiwa masa depan terjadi atau tidak terjadi. Tergantung pada
evaluasi yang subyektif atas kemungkinan pembayaran masa depan, GAAP
mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus: (1) dicatat sebagai
kewajiban kontinjen, (2) diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, atau
(3) diabaikan. Kontinjensi ini meliputi kewajiban yang potensial dan perselisihan
pajak penghasilan, jaminan produk, jaminan kewajiban pihak lain, dan litigasi,
klaim, serta penilaian.
4) Client Representation Letter
Client representation letter adalah Surat yang dibuat klien yang ditujukan kepada
KAP, yang berisi pernyataan dari manajemen perusahaan, mengenai :
a) Tanggungjawab manajemen terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan
perusahaan sesuai dengan PSAK/PABU.
b) Kelengkapan data, catatan akuntansi, notulen rapat direksi dan pemegang
saham serta informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit, telah
diperlihatkan kepada akuntan publik tidak ada yang disembunyikan.
c) Penjelasan pos laporan keuangan, misalnya :
- Piutang yang disajikan di Neraca semuanya bisa tertagih dan dibuatkan
penyisihan yang cukup (untuk piutang yang diragukan bisa tertagih)
- Aktiva Tetap yang tercantum di Neraca semuanya merupakan milik
perusahaan dan dicatat berdasarkan harga perolehannya

5
- Hutang yang tercantum di Neraca betul-betul merupakan kewajiban
perusahaan dan tidak ada hutang atau kewajiban kepada pihak ketiga
yang belum dicantumkan di Neraca.
d) Ada tidaknya aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas kredit dari
Bank (jika ada, jelaskan jenis aktiva dan kepada siapa dijaminkan).
e) Ada tidaknya kewajiban bersyarat (contingent liability) per tanggal Neraca.
Continget Liability kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang
mungkin terjadi, tergantung pada kejadian di periode yang akan datang
(adanya pendiskontoan wesel tagih atau tuntutan terhadap perusahaan di
pengadilan yang pada tanggal Neraca belum ada keputusan hukum dari
pengadilan).
f) Ada tidaknya transaksi hubungan istimewa (related party transactions)
dengan perusahaan induk (holding company), perusahaan anak (subsidiary
company) atau perusahaan afiliasi (affiliated company).
g) Ada tidaknya kejadian penting sesudah tanggal Neraca yang mempunyai
pengaruh penting/material terhadap kewajaran laporan keuangan (kebakaran
sesudah tanggal Neraca, namun sebelum Laporan Akuntan diterbitkan).
5) Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis juga disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review
keseluruhan (atau akhir) atas laporan keuangan. SAS 56, Analytical Procedures
(AU 329.22), menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk
membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam
mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Mengevaluasi Temuan
Auditor mempunyai dua tujuan dalam mengevaluasi temuan-temuan :
(1) menetukan jenis pendapat yang harus dinyatakan dan
(2) menetukan apakah GAAS telah terpenuhi dalam audit. Untuk mencapai
tujuan ini, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :
- Membuat penilaian akhir atas materialtas dan risiko audit

6
- Mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar menganai usahanya (going
concern)
- Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
- Merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit.
- Melakukan review akhir atas kertas kerja.

c. Komunikasikan temuan dengan Klien


1. Mengomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan dengan Pengendalian Internal.
AU 325, Communication of Internal Control Related Matters Noted in an
Audit, mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat
dilaporkan (reportable conditions), yang didefinisikan sebagai hal yang
“merupakan kekurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi
pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan
organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.” AU
325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang
dapat dilaporkan harus:
- Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan
keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal.
- Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
- Menyertakan pembatasan pembagian
2. Mengomunikasikan Hal-hal yang Berkenaan dengan Pelaksanaan Audit
AU 380.06-,14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat
mencakup:
- Tanggung jawab auditor menurut GAAS termasuk kepastian yang diberikan
oleh suatu audit bahwa laporan keuangan telah bebas dan salah saji yang
material, konsep materialitas yang digunakan dalam audit, dan jenis pengujian
audit yang dilaksanakan.
- Kebijakan akuntansi yang signifikan seperti seleksi awal dan perubahan
kebijakan manajemen, metode akuntansi yang digunakan untuk transaksi

7
signifikan yang tidak biasa, dan pengaruh kebijakan terhadap bidang-bidang
yang kurang memiliki pedoman atau konsensus berwenang.
- Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas Pembahasan ini
lazimnya akan menyertakan manajemen sebagai peserta aktif karena mereka
mempunyai tanggung jawab utama untuk menetapkan prinsip-prinsip
akuntansi.
- Pertimbangan manajemen dan estiniasi akuntansi mencakup dasar untuk
pertimbangan dan proses membuat estimasi akuntansi.
- Penyesuaian audit yang signifikan yang secara tersendiri, atau secara agregat,
mempunyai pengaruh penting terhadap proses pelaporan keuangan entitas itu.
- Ketidaksepakatan dengan manajemen yang signifikan mengenai laporan
keuangan atau laporan auditor, dan ketidaksepakatan berkenaan dengan
penerapan prinsip akuntansi serta dasar untuk pertimbangan manajemen
tentang estimasi akuntansi.
- Konsultasi dengan akuntan lain tentang masalah akuntansi dan auditing.
- Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
termasuk yang bersangkutan dengan prinsip akuntansi dan standar auditing.
- Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit seperti penangguhan yang
tidak semestinya oleh manajemen tentang izin pelaksanaan audit dan
memberikan informasi yang diperlukan, tidak tersedianya personil klien, serta
kelalaian kien untuk menyelesaikan skedul yang disiapkan klien secara tepat
waktu.
3. Menyiapkan Surat Manajemen
Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang Hal-hal yang
berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak dipertimbangkan sebagai
kondisi yang dapat dilaporkan, rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya
dan jasa bernilai tambah yang tercatat selama audit dan hal-hal yang bersangkutan
dengan pajak.

8
B. Pelaporan Hasil Audit
Pelaporan adalah bagian akhir dari prses audit dimana auditor mengmunikasikan
hasil temuannya kepada klien untuk meyakinkan klien menenai keabsahan hasil audit
melalui suatu laporan komprehensif yang memuat temuan penting yang mendukung
kesimpulan yang disajikan. oDalam setiap tahap audit akan selalu terdapat dampak
psikologis bagi auditor maupun auditee. Dampak psikologis dalam tahapan persiapan
audit dan pelaksanaan audit dapat ditanggulangi pada waktu berlangsungnya audit. Tetapi
dampak psikologis dari laporan hasil audit, penanggulangannya akan lebih sulit karena
waktu audit sudah selesai, laporan merupakan salah satu bentuk komunikasi tertulis,
formal, sehingga auditor tidak dapat mengetahui reaksi auditee secara langsung, dan
laporan telah didistribusikan kepada berbagai pihak sehingga semakin banyak pihak yang
terlibat.

Dalam audit laporan keuangan maupun audit intern perusahaan badan usaha milik
negara/ daerah (BUMN/BUMD di Indonesia) sudah disusun Standar Pemeriksaan yang
diantaranya ialah mengatur tentang pelaporan hasil audit. Norma Pelaporan hasil
Pemeriksaan pada standar standar pemeriksaan satuan pengawas intern (auditor internal
BUMN/BUMD) antara lain memuat hal-hal berikut ini:

a) Audit harus melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan penugasan yang


ditetapkan.
b) Laporan audit harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang
berwenang tepat pada waktunya agar bermanfaat.
c) Laporan audit harus memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, disusun dengan
baik, menyajikan informasi yang layak serta pernyataan bahwa pemeriksaan telah
dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan.
d) Setiap Laporan pemeriksaan harus:
- Memuat ruang lingkup pemeriksaan, sasaran/tujuan pemeriksaan, dan adakah
halhal yang dapat dirasakan sebagai pembatasan terhadap pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan.

9
- Memuat temuan (findings) dan kesimpulan (conclusions) pemeriksa secara
objektif (didukung dengan adequate audit evidence), serta saran tindak yang
konstruktif
- Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan dari pada kritik.
- Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat
diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan, bila ada.
- Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi atau suatu tindakan perbaikan itu
dapat diterapkan di bagian lain.
- Mengemukakan tanggapan/penjelasan pejabat objek (formal responses by the
auditee) yang diperiksa mengenai hasil pemeriksaan.

Laporan hasil audit yang disusun auditor mempunyai tujuan/ manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bukti pelaksanaan tugas


2. Sebagai sumber referensi untuk perencanaan audit berikutnya
3. Sebagai alat pembuktian apabila ada sanggahan dari pihak yang terlibat
4. Sebagai media untuk mengkomunikasikan informasi–informasi penting yang
diperoleh selama pelaksanaan audit.
Laporan hasil audit merupakan bentuk komunikasi tertulis yang berisi pesan agar
pembaca laporan (audite/manajemen) dapat mengerti dan menindaklanjuti temuan (sesuai
rekomendasi yang terdapat di dalam laporan tersebut). Laporan audit seharusnya
merupakan alat komunikasi yang efektif dan mempunyai dampak psikologis (positif
maupun negatif) bagi auditor maupun auditee, terutama individu yang terlibat. Jika suatu
rekomendasi tidak ditindaklanjuti oleh auditee atau pihak lain yang terkait, maka hal
tersebut berarti komunikasi tertulis yang dilakukan oleh auditor tidak efektif.

Karakteristik Laporan Yang Baik


Karakteristik laporan audit kinerja yang baik menurut Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) adalah sebagai berikut:

1. Tepat waktu, Laporan hasil audit harus tepat waktu agar informasi yang dimuat
bermanfaat secara maksimal.

10
2. Lengkap, Kelengkapan dalam laporan hasil audit berarti bahwa hubungan antara tujuan,
kriteria, tentuan dan simpulan secara jelas diungkapkan
3. Akurat, Fakta dan angka yang menyertai pernyataan harus didukung oleh bukti audit
yang cukup.
4. Objektif, Semua aspek permasalahan harus disajikan dengan cara yang tidak bias dan
seimbang dalam isi dan nada.
5. Meyakinkan, Laporan harus menjawab tujuan audit serta menyajikan temuan, simpulan,
dan rekomendasi yang logis..
6. Jelas, Laporan harus mudah dibaca dan dipahami.
7. Ringkas, Laporan harus ringkas yaitu tidak lebih panjang dari yang diperlukan untuk
menyampaikan dan mendukung pesan.

Pelaporan Audit Kinerja Sebagai Suatu Proses


Pelaporan audit kinerja dapat dipandang sebagai suatu proses yang berkelanjutan.
Proses pelaporan dapat dilalui dalam :
 Lembar Diskusi
Lembar diskusi memuat penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan oleh auditor
yang perlu dimintakan penjelasan dari pejabat yang bertanggung jawab atas kegiatan
yang sedang diaudit.
 Observasi Audit
Berdasarkan hasil diskusi dengan pejabat yang bertanggung jawab, auditor harus
melakukan observasi audit guna meyakinkan kebenaran informasi yang disampaikan
oleh entitas.
 Draft Laporan Audit Kinerja
Berdasarkan hasil observasi, auditor menyusun draft laporan audit kinerja.

Struktur dan Cara Penyajian Laporan


Gaya penulisan dan jumlah halaman laporan tergantung pada situasi dan kondisi entitas
yang diaudit. Struktur dan isi laporan minimal harus mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Judul
2. Ringkasan

11
3. Pendahuluan
4. Tujuan dan Lingkup Audit
5. Waktu Pelaporan
6. Kriteria Audit
7. Metodologi
8. Temuan
9. Simpulan dan Rekomendasi
10. Daftar istilah ( Glosarium)

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Hasil Audit


Secara garis besar terdapat tiga langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan hasil
audit yaitu :
Menyusun Konsep Laporan
Hal-hal yang harus dilakukan untuk memperjelas proses dalam penyusunan penyelesaian konsep
laporan audit kinerja adalah :
1. Surat pengantar
2. Ringkasan Laporan
3. Susunan Laporan Hasil Audit
Mendapatkan Komentar Instansi
Setelah konsep laporan audit selesai, konsep hasil audit tersebut perlu disampaikan kepada pihak
manajemen entitas yang diaudit untuk ditanggapi dalam hal ini dapat dilakukan dengan :

1. Menanggapi respons auditee atas konsep laporan


2. Mengadakan pertemuan dengan pimpinan instansi yang diaudit
3. Memanfaatkan komentar instansi untuk memperbaiki konsep laporan
4. Mengatur cara mendapatkan komentar dari instansi yang diaudit
5. Menelaah atau mengevaluasi komentar instansi yang diaudit

Menyusun Laporan Akhir


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun laporan akhir adalah sebagai berikut:

1. Mencocokan referensi

12
2. Meneelaah konsep laporan akhir
3. Mendistribusikan laporan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tahap penyelesaian dan pelaporan audit merupakan tahap akhir yang penting untuk
memastikan audit yang berkualitas. Untuk tujuan pembahasan, tanggung jawab auditor
dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penyelesaian pekerjaan
lapangan, mengevaluasi temuan, dan mengomunikasikan hasil temuan dengan klien.
Sedangkan dalam tahap pelaporan yang dilakukan oleh auditor adalah menyusun konsep
laporan, mendapatkan komentar instansi, dan menyusun laporan akhir.

B. Saran

Dalam menyelesaikan audit, auditor sering kali menghadapi kendala waktu yang ketat,
terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang cepat untuk menerbitkan laporan
audit. Meskipun waktu bukan merupakan mitra bagi auditor, namun auditor harus
memanfaatkan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan professional yang baik dan
menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan.

13
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8wekyb3d
8bbwe/TempState/Downloads/document.pdf

http://dexsuar.blogspot.co.id/2013/07/memahami-tahapan-proses-penyelesaian.html

http://audit-auditing.blogspot.co.id/2010/06/pemeriksaan-subsequent-events-dan.html

https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/29/menyelesaikan-audit/

14

Anda mungkin juga menyukai