Wajib Pajak
Surat Ketetapan Pajak(SKP)
Badan • Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB)
• Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Tambahan (SKPKBT)
• Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
Surat Pemberitahuan (SPT) • Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB)
• SPT Masa
• SPT Tahunan Kredit pajak untuk pajak penghasilan
Surat Setoran Pajak (SSP) Kredit pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai
Penghapusan NPWP
Direktorat Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk WP-OP atau 12
(dua belas) bulan untuk WP-Badan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
Pendaftaran NPPKP (Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak wajib melaporkan
usahanya pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Apabila wajib
pajak melakukan pendaftaran (NPWP) sekaligus pengukuhan, maka surat
keterangan terdaftar dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)
diterbitkan bersamaan paling lama 3 (tiga) hari kerja berikutnya setelah permohonan
pendaftaran dan pelaporan beserta persyaratannya diterima secara lengkap.
Pencabutan NPPKP
Direktorat Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas
permohonan pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
Sanksi tidak mempunyai NPWP atau NPPKP
bagi wajib pajak dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau
menggunakan hak tanpa NPWP, pengukuhan PKP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara diancam dengan pidana penjara paling singkat enam bulan dan paling lama
enam tahun dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar.
Identitas WP:
NPWP
Melalui
Secara Jabatan
Pendaftaran
Dengan Tanpa
Permohonan Permohonan
WP WP
NPWP
Pengukuhan melalui
Pengukuhan secara jabatan
permohonan
NPPKP = NPWP
Dengan tanggal pengukuhan
Perbedaan Wajib Pajak (WP) dan
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
WP PKP
Identitas: NPWP Identitas: NPPKP
Proses: Pendaftaran Proses: Pengukuhan
Belum tentu menjadi PKP Pasti menjadi WP
Berhubungan dengan kewajiban PPh Berhubungan dengan kewajiban PPN
(disamping PPh)
Model pembayaran pajak:
Model pembayaran pajak:
Dibayar sendiri
Hanya dengan cara / melalui
Melalui pemotongan
pemungutan
Melalui pemungutan
Jika NPPKP dicabut, NPWP tidak
Jika NPWP dihapus, NPPKP ikut tercabut (otomatis) ikut terhapus
Kewajiban Pencatatan dan Pembukuan
Pencatatan:
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto atau penjualan
bruto dari usahanya dan penerimaan penghasilan lainnya dari luar usaha dengan tujuan
mempermudah perhitungan Penghasilan Kena Pajak serta mempermudah perhitungan PPN
dan PPnBM. Apabila wajib pajak dalam memperhitungkan pajak penghasilan dengan
menggunakan pencatatan, maka penghasilan neto ditentukan dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto.
Norma Penghitungan Penghasilan Neto adalah persentase tertentu dari peredaran atau
penghasilan bruto usaha atau pekerjaan bebas yang merupakan standar umum besarnya
pengasilan neto yang dianggap normal atau wajar yang dibuat dan disempurnakan terus-
menerus serta diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008: yang diperkenankan untuk menggunakan pencatatan adalah
Wajib Pajak Orang Pribadi (WP-OP) yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
Pembukuan
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan
yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.
Wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan adalah:
a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1
(satu) tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
c. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan wajib pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri
dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung
Harus dilakukan dengan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
Harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan
disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
Diselenggarakan dengan prinsip taat azas dengan stelsel acrual atau stelsel kas
Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Pajak
Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah dapat diselenggarakan oleh wajib
pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan
Sanksi Perpajakan
Sanksi
Perpajakan
Sanksi
Sanksi Pidana
Administrasi