Anda di halaman 1dari 19

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang –

undang dan tidak mendapat jasa imbal yang langsung dapat ditunjukkan serta
digunakan untuk membayar pengeluaran umum negara.

Fungsi Pajak :
Budgetair : Sebagai sumber dana yang digunakan pembiayaan pengeluaran
pemerintah

Reguleren : alat untuk mengatur/ melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan


ekonomi.
Eguality : Bersifat adil dan merata sebanding dengan kemampuan membayar
pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterima.

Certainty : Tidak ditentukan sewenang –wenang, WP mengetahui secara


jelas pajak terutang, kapan dibayar dan batas waktu pembayaran.

Convenience : Saat membayar pajak pada waktu WP memperoleh


penghasilan.

Economy : Secara ekonomis biaya pemugutan seminimum mungkin,


demikian juga beban yang dipikul oleh WP.
Teori Asuransi : masyarakat seakan mempertanggungjawabkan keamanan
dan keselamatannya kepada negara, sehingga masyarakat harus membayar
premi/pajak.

Teori Kepentingan : Pengeluaran negara untuk melindungi kepentingan


harta dan jiwa harus ditanggung oleh masyarakat melalui pembebanan pajak
sesuai dengan perlindungan yang diberikan.

Teori Gaya Pikul : Pajak yang dibayar adalah menurut gaya pikul dengan
ukuran besarnya penghasilan dan pengeluaran seseorang.

Teori Bakti : Negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan
masyarakat sadar membayar pajak merupakan bakti kepada negara yang
menjamin kepentingannya.
Menurut Sifatnya :
Pajak Langsung : Pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pada pihak lain. ( PPh)
Pajak Tidak langsung : Pajak yan pembebananya dapat
dilimpahkan pada pihak lain. (PPN)
Menurut Obyeknya :
Pajak Subyektif : pajak yang berpangkal pada subyeknya yang selanjutnya
dicari obyeknya. ( PPh )
Pajak Obyektif : pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan
subyek pajaknya.(PPN,PBB)

Menurut Pemungutnya
Pajak Pusat : pajak yang dipungut oleh peperintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. ( PPh, PPN,
PBB, Bea meterai )
Pajak Daerah : pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. ( Retrebusi, KBB
BBNKB,Pajak Hotel, Pajak Restoran,Pajak Hiburan,Reklame dll)
Official Assessment System : System pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak terutang.
Ciri –ciri :
Wewenang menetapkan besarnya pajak terutang pada fiskus
WP bersifat pasif
Utang pajak timbul setelah dikeluarkan SKP oleh fiskus.

Self Assessment System : system pemungutan pajak yang


memberi wewenang, kepercayaan, tanggungjawab kepada WP
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melapor sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar.

Withhoulding System : sistem pemungutan pajak yang memberi


wewenang kepada pihak ke tiga untuk memotong, memungut
besarnya pajak yang terutang oleh WP.
Fungsi NPWP /NPPKP: Syarat memperoleh NPWP
• Sarana administrasi WPOP
• Foto Copy KTP ( WP Orang Pribadi
Perpajakan
)
Identitas WP • Surat Keterangan Usaha (WPOP
• Ketertiban pembayaran pajak berusaha )
• Mendapatkan pelayanan WP Badan
• Keperluan pelaporan • Akte pendirian Badan Hukum
• Identitas PKP • Foto Copy KTP Pengurus
• Membuat faktur pajak. • Copy Surat Ijin Usaha
WP Bendaharawan/Pemotong
• SK Penunjukan Bendaharawan
• Foto Copy KTP
• Kriteria :
• WPOP status karyawan dengan penghasilan diatas PTKP di KPP dimana WP
berdomisili atau perusahaan pemberi kerja.
Kepala KPP dapat memberikan NPWP secara jabatan kepada WPOP /Badan
apabila berdasarkan data yang ada ternyata WPOP/Badan telah memenuhi
kriteria untuk diberikan NPWP/PKP tetapi tidak melaporkan/mendaftarkan diri.
• Wajib Pajak Badan
• WP pindah alamat :
a. pindah tempat tinggal,tempat usaha/ kedudukan ke KPP lain.
b. terjadi perubahan status perusahaan sehingga KPP tempat terdaftar harus
berubah.
c. KPP lama wajib menerbitkan surat pindah dan disampaikan ke KPP di wilayah
baru dengan persyaratan yang lengkap, antara lain jumlah tunggakan pajak,
tindakan penagihan yang telah dilaksanakan, permohonan pengembalian pajak/
keberatan.
• WP meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan.
• Warisan yang belum terbagi dan sudah selesai dibagi
• Wanita kawin, tidak dengan perjanjian pemisahan harta & penghasilan
• WP yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai WPOP
• WP Badan yang sudah dibubarkan berdasarkan ketentuan
• WP BUT karena sesuatu hal kehilangan status sebagai BUT
Penghapusan NPWP dapat dilakukan apabila utang pajak telah
dilunasi .Hasil pemeriksaan diketahui bahwa utang pajak tidak dapat
dilunasi lagi karena WP tidak ditemukan lagi/WP tidak mempunyai
kekayaan lagi.
Penghapusan NPWP wanita kawin berlaku sejak awal tahun setelah
tahun perkawinan, dengan ketentuan suami telah sebagai WP.
Penghapusan PKP dalam hal PKP pindah alamat ke KPP lain, bubar.
1. Sanksi Bunga 2%/bulan
a. Terlambat menyetor/membayar PPh ps.21,23,25,29 dan
PPN/PPnBM.
b. Kekurangan bayar akibat pembetulan sendiri.
c. Hasil pemeriksaan pajak terutang kurang bayar.

d. Pajak terutang dalam SKPKB/T dan tambahan jumlah pajak yang


harus dibayar berdasarkan SK pembetulan, SK keberatan atau putusan
banding.

e. WP diperbolehkan mengangsur/menunda pembayaran pajak.

f. Kekurangan penbayaran karena perpanjangan penyampaian SPT


Tahunan PPh.
2.Sanksi Kenaikan:
a. SPT tidak disampaikan pada waktunya, walaupun telah ditegor
secara tertulis. Sanksi kenaikan sebesar 50% dari pajak yang
kurang/tidak disetor dalam 1 tahun pajak, dan 100% untuk PPh
pemotongan/pemungutan.

b. WP tidak menggunakan pembukuan sebagaimana mestinya. Sanksi


50% dari yang seharusnya dibayar untuk PPh sendiri
.
c. WP yang berkewajiban melakukan pemotongan /pemungutan namun
tidak melakukan pemotongan /pemungutan atau tidak menyetorkan
pemotongan dikenakan sanksi kenaiakan 100%

d. berdasarkan pemeriksaan PPN/PPnBM tidak seharusnya


dikompensasikan atau tarif 0%, dikenakan sanksi 100%.
• 3. Sanksi Denda:
• a. Sebesar Rp.500.000,- bagi WP tidak/terlambat
menyampaian SPT Masa PPN dan Rp.100.000 untuk SPT masa lainnya
• .
• b. Sebesar Rp.1.000.000,- SPT Tahunan PPh Badan, dan
Rp.100.000 untuk SPT PPh WPOP.
• 4. Sanksi Pidana :
• a. WP alpa tidak menyampaikan SPT Tahunan/meyampaikan tetapi
isinya tidak benar / lengkap sehingga dapat merugikan negara, diancam
pidana kurungan selama- lamanya 1 tahun dan denda setinggi- tingginya 2
x pajak terutang.

• b. WP sengaja tidak menyampaikan SPT Tahunan / menyampaikan tetapi
isi tidak benar/ lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian Negara,
diancam pidana penjara selama –lamanya 6 th dan denda setinggi –
tingginya 4 x jumlah pajak terutang yang kurang dibayar.
• c. WP melakukan percobaan untuk menyampaikan SPT Tahunan tidak
benar dalam rangka mengajukan restitusi / kompensasi pajak dipidana
penjara selama – lama 6 th dan denda setinggi – tingginya 4 x jumlah
restitusi / kompensasi.
Tariff x Pajak terutang
Menghitung DPP (PT)

Memperhitungkan Pajak dilunasi


dalam tahun Kredit pajak
berjalan
Self
Assessment
(PT_KP)
Membayar

Melapor
PT>KP PT=KP PT<KP

Surat pemberi
tahuan
Kurang Nihil bayar Lebih bayar
bayar

Masa dan
tahunan
Restitusi
kompensasi
Pemotongan

Melalui pihak Penghasilan dari


ke tiga modal & jasa

Penghasilan
Pemungutan dari usaha

Kredit pajak (KP) (angsuran pajak yang


dibayar dalam tahun berjalan)

PPH dibayar/terutang di
Luar Negeri

PPh dibayar
sendiri oleh WP

PT>KP PT<KP
(kurang bayar) PT=KP (lebih bayar)
(nihil bayar)
Surat Pemberitahuan

Direktur Jenderal Pajak

Penelitia Pemeriksaan Penyidikan

Benar Kesalahan Lebih Bayar Sesuai Penuntut


Lengkap Formil Kriteria Umum
Jelas /Materiil

File STP SKPLB SKPN SKPKB Pengadilan

Tegoran Surat Hukum


Restitusi Data baru
Paksa Siksa kurungan/penjara &
Kompensasi
Lelang SKPKB/SKPKBT

STP SKPKBT

Tidak dilunasi
STB = Surat Tagihan Pajak
SKPLB = Surat keterangan Pajak Lebih Besar
SKPN = Surat Keterangan Pajak Nihil
SKPKB = Surat Keterangan Pajak Kurang Besar
SKPKBT = Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambah
Penghitungan Penghasilan kena Pajak (PKP) :
1. Pembukuan :
a. Badan : Penghasilan bruto – Pengurangan fiskal
b. WPOP : Penghasilan broto – Pengurangan fiskal – PTKP
2. Pencatatan :
WPOP tertentu : Penghasilan bruto x NPPN – PTKP
Tarif PPh s.d 2008 :
1. Badan : 2. WPOP DN :
10 % s.d Rp.50.000.000 5% s.d Rp.25.000.000
15 % s.d Rp.100.000.000 10% s.d Rp.50.000.000
30 % diatas Rp.100.000.000 15% s.d Rp.100.000.000
25% s.d Rp. 200.000.000
35% diatas Rp.200.000.000
• Tarif PPh ps.21 :
1. PPh ps.17 : untuk pegawai tetap, pensiun, pegawai tidak tetap,
honorarium, jasa produksi,
2. 15 % atas perkiraan penghasilan neto sebesar 50% :
untuk Tenaga ahli : honorarium pengacara, akuntan, dokter,
konsultan,
3. 5 % atas upah harian yang jumlahnya diatas Rp.240.000/hari

Tarif PPh ps.22 :


1. Impor : 2,5 % ( API) & 7,5% ( Non API) dari nilai Impor.
2. Bendaharawan/ Dana APBN/APBD : 1,5% x harga pembelian
3. Atas penjualan hasil produksi : semen ( 0,25%) , rokok (0,15% final),
kertas (0,1%) , baja (0,3%) , pertamina (0,25% final)
PPh ps.23 :
1. 15% dari jumlah bruto : Bunga, deviden, royalty
2. 15% dari Perkiraan penghasilan neto : Sewa Peralatan 40%, sewa
Kendaraan 20%, Jasa profesi 50%, Jasa beban APBN/APBD 10%.
3. Sewa tanah & bangunan 10% (final)
4. 13 1/3 % jasa pelaksanaan kontruksi, & 26 2/3 % jasa perencanaan &
pengawasan kontruksi

PPh ps.26 : 20% dari jumlah bruto

Anda mungkin juga menyukai