Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan (Pasal 1 ayat 6 UU KUP).
NPPKP (Nomor pengukuhan pengusaha kena pajak) adalah setiap wajib pajak
sebagai pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) berdasrkan
undang-undang PPN wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan pengusaha kena
pajak (PKP) dan atau pengusaha yang dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
memiliki surat pengukuhan kena pajak yang berisi identitas dan kewajban perpajakan
Pengusaha kena pajak.
Fungsi dari Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah sebagai berikut
a. Dipergunakan untuk bisa mengetahui identitas Wajib Pajak yang sebenarnya,
sehingga setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP.
b. Sarana dalam administrasi perpajakan
c. Berguna untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan.
Sedangkan fungsi dari NPPKP(Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena
pajak) adalah sebagai berikut
1. Dibergunakan sebagai identitas pengusaha kena pajak yang sebenarnya
2. Berguna untuk admnistrasi pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan barang Mewah.
3. Berguna untuk pengawasan administrasi perpajakan.
Pengusaha Kena Pajak Terdaftar adalah pengusaha yang terlah yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat dalam tat usaha kantor pelayanan
pajak dan telah diberikan Surat Pengukuhan Keena Pajak. Berdasarkan Pasal 2 ayat 2
UU KUP disebutkan bahwa “Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya wajib
melaporkan usahannya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang nilai kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak”.
1. Dasar Hukum KUP
Pasal 2 UU KUP (Tata Cara Pendaftaran dan Pencabutan NPWP dan/atau PKP)
Pasal 2
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak.
2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak
apabila:
diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh Wajib Pajak
dan/atau ahli warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan;
Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia;
atau
dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok
Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Permohonan penghapusan NPWP secara online, dapat dilakukan dengan cara mengisi
formulir penghapusan NPWP secara elektronik melalui aplikasi e-Registration yang
tersedia pada situs Dirjen Pajak (www.pajak.go.id) Hal yang perlu Anda perhatikan
ialah:
Permohonan penghapusan NPWP yang disampaikan wajib pajak melalui aplikasi e-
registration dianggap telah ditandatangani secara elektronik dan mempunyai kekuatan
hukum.
Wajib Pajak yang menyampaikan formulir Penghapusan NPWP melalui aplikasi e-
registration, harus mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke kantor pelayanan pajak
(KPP) tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha wajib pajak.
Pengiriman dokumen yang disyaratkan dapat dilakukan secara upload softcopy
dokumen melalui aplikasi e-registration atau mengirimkannya menggunakan surat
pengiriman dokumen yang ditandatangani.
Jika dokumen yang disyaratkan belum diterima KPP dalam jangka waktu 14 hari kerja
setelah penyampaian permohonan penghapusan secara elektronik, maka permohonan
dianggap tidak diajukan.
Jika dokumen yang disyaratkan telah diterima lengkap, maka KPP akan menerbitkan
bukti penerimaan surat elektronik.
Untuk wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia, maka permohonan
penghapusan NPWP dapat diajukan salah seorang ahli waris, pelaksana wasiat, atau
yang mengurus harta warisan.