Anda di halaman 1dari 2

Nama: Damar Sulistyo Hadi

NIM: 042499667

Tugas.2
Mata Kuliah : Studi Kasus Perpajakan

Pak Zakaria menyelenggarakan pembukuan untuk perusahaannya dengan sangat baik. Pada setiap
akhir tahun pajak, pak Zakaria menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT Tahunan) berdasarkan
pembukuannya, dan pada tahun tersebut ternyata perusahaannya tersebut menderita kerugian
walaupun tidak besar. Namun karena terdorong oleh perasaan patriotisme dan keinginan untuk
melaksanakan solidaritas kegotongroyongan nasional, maka pak Zakaria membayar pajak pada akhir
tahun itu tanpa berdasarkan pembukuan perusahaan yang rugi tersebut.

Perintah tugas 2: “Jelaskan bagaimana menurut pendapat Anda dalam memandang sikap Pak Zakaria
tersebut dari perspektif pembangunan dan pembinaan perpajakan (sebutkan sumber rujukannya)!
Jelaskan apa yang semestinya dilakukan oleh Pak Zakaria maupun KPP menurut ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku (sebutkan ketentuan rujukannya)!”

Jawab:

Para ahli telah mendefinisikan beberapa pengertian tentang pajak, diantaranya “Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum (Soemitro dalam Mardiasmo,2011:1)”. Pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Lubis, 2011:9-10). Pajak mempunyai peranan
yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan
karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pembangunan. Di sisi lain pajak juga sangat penting dalam mengatur pertumbuhan
ekonomi melalui kebijakan dibidang perpajakan. Pembangunan sarana umum seperti jalan, jembatan,
sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi/TNI dibiayai dengan menggunakan uang negara yang
berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa
aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Menurut Widayati dan Nurlis yang dikutip dalam penelitian
Ramadiansyah, Sudjana, & Dwiatmanto (2014) dalam jurnal e-perpajakan No.1 Volume 1 tahun 2014
merinci beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong Wajib Pajak untuk membayar
pajak salah satunya adalah kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam
menunjang pembangunan negara. Oleh karena itu menurut pendapat kami, apa yang telah dilakukan
oleh Pak Zakaria sepatutnya mendapat apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya dalam
keikutsertaanya dalam pembangunan nasional dengan membayar pajak kepada negara sekalipun
mengalami kerugian dalam usahanya.

Sejatinya, kerugian secara komersial (perusahaan) tidak selalu sama dengan kerugian secara fiskal
(pajak) karena penghasilan-penghasilan dan biaya-biaya yang diakui secara komersil, belum tentu
diakui secara fiskal sehingga tidak dapat diperhitungkan. Jadi bisa saja secara pembukuan yang
dilakukan oleh perusahaan Pak Zakaria mengalami kerugian, namun bisa juga secara fiskal tidak rugi
bahkan mungkin sebaliknya mengalami keuntungan. Terlepas dari ini semua, kita tahu bahwa sistem
perpajakan di Indonesia menganut 3 sistem pemungutan pajak, salah satunya adalah Self Assesment
System yaitu Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung dan menyetor pajaknya sendiri
kemudian melaporkan dalam SPT tahunan. Seperti disebutkan dalam penjelasan pasal 3 ayat 1 (UU
nomor 28/2007 tentang perubahan ketiga UU KUP) bahwa fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan
untuk melaporkan tentang :
Nama: Damar Sulistyo Hadi
NIM: 042499667

- pembayaran/ pelunasan pajak yang dilakukan sendiri atau melalui pemotongan pihak lain dalam 1
(satu) tahun pajak atau bagian tahun pajak;
- penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;
- harta dan kewajiban; dan/atau
- pembayaran dari pemotongan yang dilakukan kepada orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu)
masa pajak sesuai ketentuan perpajakan.
Jadi berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat 1 UU KUP tersebut Pak Zakaria wajib melakukan pengisian
SPT tahunan dengan benar, lengkap dan jelas berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Namun
demikian sesuai prinsip Self Assesment System, SPT tahunan yang telah disampaikan oleh Pak
Zakaria dianggap benar sepanjang tidak/belum ditemukan data-data baru oleh KPP.
Pak Zakaria (dengan kemauan sendiri) dapat melakukan pembetulan SPT tahunan yang telah
disampaikan dengan cara menyampaikan pernyataan tertulis dengan syarat belum dilakukan
pemeriksaan oleh petugas pajak dan paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa penetapan jika
pembetulan SPT tahunannya menyatakan rugi atau lebih bayar. Ketentuan ini diatur dalam pasal 8 ayat
1 dan ayat 1(a) UU KUP stdd UU nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja. Kerugian sesuai dengan
ketentuan perpajakan pasal 6 ayat 2 UU nomor 36/2008 tentang perubahan keempat UU PPh dapat
dikompensasikan sebagai pengurang penghasilan tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai 5 tahun
kedepannya. Sehingga dapat meringankan beban pajak yang akan ditanggung oleh Pak Zakaria pada
tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu yang seharusnya dilakukan oleh Pak Zakaria adalah
melakukan pembetulan SPT tahunan sebelum dilakukan pemeriksaan oleh petugas pajak. KPP sesuai
dengan kewenangannya dapat melakukan pemeriksaan terhadap SPT tahunan yang disampaikan oleh
perusahaan Pak Zakaria. Tujuannya adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak atau untuk tujuan lain sesuai dengan ketentuan perundangundangan
perpajakan. Ketentuan ini tertuang dalam pasal 29 ayat 1 UU nomor 28/2007 tentang KUP.
Pemeriksaan itu nantinya akan melahirkan suatu produk hukum ketetapan pajak yang hasilnya dapat
berupa pajak yang kurang dibayar, nihil, dan/atau lebih bayar.

Anda mungkin juga menyukai