Anda di halaman 1dari 2

Nama : Damar Sulistyo Hadi

NIM : 042499667

Tugas 6
1. Sebutklah batas waktu dari penagihan pajak dan yang menyebabkan kadaluwarsa
penagihan pajak jadi tertangguh !
2. Sebutkanlah syarat dari dilakukan pencatatan atau pembukuan dalam perpajakan yang
saudara ketahui !
3. Instansi yang melaksanakan pemungutan pajak dapat diberi insentif atas dasar pencapaian
kinerja tertentu. Pemberian insentif tersebut, ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah. Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif diatur dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.
Sebutkanlah terdapat dalam pasal berapakah dapat diberikan insentif apabila mencapai
kinerja tertentu, dan manfaat dari pemberian insentif dimaksudkan untuk meningkatkan !

Buatlah jawabannya dalam format PDF

JAWAB

1. Penagihan pajak dikatakan daluwarsa jika telah melampaui batas waktu penagihan, yaitu 5 tahun
terhitung sejak penerbitan dasar penagihan pajak (STP, SKPKB, serta SKPKBT, dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kembali).
Apabila penagihan pajak daluwarsa (masa habis), maka penagihan pajak tidak bisa lagi dilaksanakan
karena hak untuk penagihan atas utang pajak (termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan) tersebut sudah dianggap gugur. Sementara itu, kedaluwarsa penagihan pajak tertangguh
apabila:
a) Diterbitkannya Surat Paksa
b) Diterbitkannya SKPKB atau SKPKBT, karena wajib pajak melakukan tindak pidana perpajakan dan
lainnya yang merugikan pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap
c) Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung
d) Dilakukan penyidikan tindak pidana perpajakan

2. Syarat-syarat dalam penyelenggaraan pembukuan pajak adalah sebagai berikut:


a. Pembukuan diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan
atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
b. Pembukuan diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
mata uang rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan
oleh Menteri Keuangan.
c. Pembukuan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah dapat diselenggarakan
oleh wajib pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
d. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
e. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak
yang terutang.
Nama : Damar Sulistyo Hadi
NIM : 042499667

Sedangkan syarat pencatatan meliputi:

a) Pencatatan dalam setahun harus dilakukan secara kronologis.


b) Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan keadaan sebenarnya.
c) Pencatatan harus dilakukan dengan menggunakan huruf latin, angka Arab dan satuan mata uang
rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia.
d) Pencatatan harus memuat peredaran atau penerimaan bruto/dan atau jumlah penghasilan
bruto yang diterima/diperoleh serta penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan
yang pengenaan pajaknya bersifat final.
e) Apabila wajib pajak memiliki lebih dari satu jenis usaha, maka pencatatan harus
mendeskripsikan secara jelas masing-masing jenis usaha, atau lokasi usaha yang bersangkutan.
f) Wajib orang pribadi harus melakukan pencatatan atas harta dan kewajiban.

Segala bentuk catatan, dokumentasi atau bukti yang digunakan sebagai dasar pembukuan dan
pencatatan yang dikelola secara elektronik harus disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yang
merupakan tempat tinggal WP OP atau lokasi pengoperasian WP Badan.

3. Dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata
Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah,
disebutkan bahwa Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dapat diberi Insentif apabila
mencapai kinerja tertentu. Yang dimaksud dengan “kinerja tertentu” adalah pencapaian target
penerimaan Pajak dan Retribusi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
yang dijabarkan secara triwulanan dalam Peraturan Kepala Daerah. Sedangkan dalam Pasal 4 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemberian
dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa
pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk meningkatkan:
a. kinerja Instansi;
b. semangat kerja bagi pejabat atau pegawai Instansi;
c. pendapatan daerah; dan
d. pelayanan kepada masyarakat.

Sumber referensi:

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/penagihan-pajak

https://klikpajak.id/blog/ketentuan-penagihan-pajak/

https://klikpajak.id/blog/beda-pembukuan-dan-pencatatan-yang-harus-dipahami-wajib-pajak/

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Anda mungkin juga menyukai