Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwiki Alif S

NIM : 215010100111129

No. Presensi : 09

Kuliah Tamu Hukum Pajak


(Keberatan Banding Di Bidang Kepabeanan Dan Pengadilan Pajak)

Sengketa Pajak (Pasal 1 angka 5 UU No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak)

➔ Adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau
penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang
➔ Karena adanya sengketa pajak sehingga menyebabkan keputusan yang dapat diajukan
banding atau gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan dan gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan UUPPSP

Upaya Penyelesaian Sengketa Pajak

A. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai-> ketika seseorang merasa keberatan terhadap
suatu Bea Masuk maka pertama yang dilakukan adalah mengajukan keberatan kepada
DJBC
B. Pengadilan Pajak:
1. Kalau seseorang merasa belum puas terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh
DJBC, maka dia bisa mengajukan upaya banding ke Pengadilan Pajak. Di dalam
Pengadilan Pajak putusan yang dikeluarkan bersifat akhir atau inkracht
2. Kalau seseorang merasa ada yang salah dengan penagihan pajak terhadapnya,
maka bisa langung mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak.
C. Mahkamah Agung:
Ketika dalam keadaan seseorang yang telah melakukan banding atau gugatan melalui
Pengadilan Pajak tidak puas dengan putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Pajak
bersangkutan, maka seseorang hanya boisa melakukan upaya hukum luar biasa
berupa peninjuan kemabli kepada MA. Alasan hanya bisa mengajukan PK karena sifat
dari putusan yang dikelaurkan Pengadilan Pajak itu sendiri yaitu bersifat inkracht

Objek Keberatan Pentepan Pejabat BC:

➔ Tarif dan/atau NP untuk hitung BM yang kurang bayar, antara lain


1. SPTNP
2. SPPBMCP atas impor barang kiriman
3. SPP
➔ Selain tarif dan/atau NP untuk hitung BM, antara lain:
1. SPP
2. SPBL
➔ Pengenaan SA denda:
1. SPSA
➔ Pengenaan BK:
1. SPPBK
➔ Cukai dan/atau SA denda:
1. STCK-1

Jangka Waktu Pengajuan Keberatan:

➢ Keberatan di bidang kepabeanan dapat diajukan dalam jangka waktu 60 hari dari
tanggal penetapan
➢ Keberatan di bidang cukai dapat diajukan dalam jangka waktu 30 hari dari tanggal
diterimanya surat tagihan/ tanggal diterimanya surat tagihan secara langsung/tanggal
stempel pos pengiriman
➢ Pentepan yang tidak diajukan keberatan sampai jangka waktu yang telah ditentukan
terlampaui, hak orang untuk mengajukan keberatan menjadi gugur dan penetapan
dianggap diterima

Pengajuan Keberatan:

Pihak yang berwenang mengajukan

1. Orang pribadi
2. Badan Hukum-> diwakili oleh pengurus (orang yang namanya tercantum di akta
perusahaan)
3. Orang yang diberi kuasa oleh orang sebagaimana dimaksud di atas

Hal-hal yang dilampirkan dalam pengajuan keberatan:

1. Fotokopi BPJ atau bukti pelunasan atau surat pernyataan (dalam hal pengajuan
keberatan tanpa menyerahkan jaminan)
2. Fotokopi penetapan pejabat (SPTNP/SPSA/SPP/SPBL/SPPBK/STCK-1 atau penetapan
lainnya)
3. Data dan/atau bukti yang mendukung alasan pengajuan keberatan

Jenis-Jenis Keputusan Keberatan:

Keputusan keberatan kepabeanan

1. Mengabulkan seluruhnya
2. Menolak seluruhnya atau sebagian
3. Menetapkan lain

Keputusan keberatan cukai

1. Mengabulkan seluruhnya atau sebagian


2. Menolak
3. Menetapkan lain

Sengketa
A. Formal-> Jika wajib pajak atau fiskus atau keduanya tidak mematuhi prosedur & tata
cara yang telah ditetapkan oleh UU Kepabeanan
a. Terhadap Fiskus-> UU Kepabeanan telah mentapkan prosedur tata cara
penetapan tarif fan/atau nilai pabean, SPP, STCK 1, sampai dengan SK
Keberatan
Contoh: Fiskus menerbitkan SK Kebertan melampaui batas waktu
b. Terhadap wajib pajak-> UU Kepabeanan yelah menetapkan syarat formal
pengajuan keberatan dan banding
Contoh: Wajib pajak tidak mengajukan banding dalam jangka waktu yang telah
diitetapkan
B. Materil-> Terdapat perbedaan jumlah pajak yang terutang/ yang kurang (lebih)
dibayar
Bentuk-bentuk sengketa material:
a. Beda persepsi dasar hukum
b. Beda persepsi ketentuan
c. Perselisihan transaksi tertentu

Pemeriksaan acara cepat pada Pasal 66 UU No. 14 Tahun 2002:

1. Sengketa pajak tertentu (ada indikasi formal tidak terpenuhi)


2. Gugatan yang tidak diputus dalam jangka waktu 6 bulan sejak gugatan diterima
3. Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan dalam Pasal 84 ayat (1) UU PP atau putusan
yang keliru (ada kesalahan tulis atau hitung)
4. Sengketa pajak yang berdasar pertimbangan hukum bukan merupakan wewenang
Pengadlan Pajak

Pemeriksaan Persyaratan Formal Untuk Banding (UU No. 14 Tahun 2002) meliputi:

1. Diajukan dengan surat dalam Bahasa Indonesia (Pasal 35)


2. Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima keputusan yang di banding
(Pasal 35)
3. Satu surat banding hanya dapat diajukan terhadap satu keputusan (Pasal 36)
4. Disertai alasan yang jelas dan dicantumkan tanggal surat keputusan yang dibanding
5. Dilampirkan surat keputusan yang dibanding
6. Telah dilakukan pembayaran 50% dari pajak yang terutang (Pasal 36)
7. Diajukan oleh wajib pajak, ahli warisnya, pengurus atau kuasa hukumnya (Pasal 37)

Putusan Sidang (UU No. 14 Tahun 2002)

• Sifat putusan-> merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap
(Pasal 77)
• Putusan pengadilan pajak diambil berdasarkan hasil penialian pembuktian dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan, serta
berdasarkan keyakinan hakim (Pasal 78)
• Salinan putusan-> diberikan kepada para pihak yaitu pemohon banding/penggugat
dan terbanding/tergugat (DJBC)—kemudian dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal
diterima putusan, pejabat harus melaksanakan putusan—Jika tidak melaksanakan
putusan dalam jangka waktu yang ditentukan, dikenakan sanksi sesuai ketentuan
kepegawaian yang berlaku
->Keputusan Dirjen Pajak yang diterbitkan berdasarkan Putusan Banding/PK

Anda mungkin juga menyukai