Tindak pidana fiskal adalah perbuatan tertentu di bidang fiskal yang diberi
sanksi pidana.
Konsekuensi logis dari kedudukannya sebagai sub-sistem dari keseluruhan sistem pemidanaan,
aturan umum dalam Bab I s/d VIII (Pasal 1 s/d 85) Buku I KUHP dapat diberlakukan terhadap
aturan-aturan pidana dalam peraturan perundang-undangan di bidang fiskal sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 103 KUHP .
Ruang lingkup tindak pidana fiscal Ruang lingkup fiskal meliputi peraturan perundang-
undangan di bidang pajak, kepabeanan, cukai, pajak daerah dan restribusi daerah serta di
bidang penerimaan negara bukan pajak. Dalam tulisan ini kelompok kami lebih mendalam
membahas mengenai tindak pidana perpajakan.
Sanksi Administrasi dan Pidana
Pelanggaran dalam bidang perpajakan berakibat pengenaan sanksi pajak.
Ketentuan dan peraturan tentang sanksi pajak telah ditetapkan dan dibahas dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Sanksi pajak dapat diancamkan atau diberikan kepada Wajib Pajak,
pejabat pajak hingga pihak ketiga yang melakukan pelanggaran atau kejahatan.
Secara Umum, Sanksi administratif berupa denda, bunga dan kenaikan dikenakan
sesuai dengan tingkat pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan oleh pihak-pihak
terkait. Sedangkan sanksi pidana berupa denda pidana, pidana kurungan dan pidana
penjara dikenakan sesuai dengan tindak pelanggaran dan tindak kejahatan yang
dilakukan pihak-pihak terkait. Berikut beberapa penjelasan sanksi administratif
maupun sanksi pidana.
1. Sanksi Administratif 2. Sanksi Pidana
Selain sanksi administratif, sanksi
Sanksi administratif dalam pajak pidana juga mengancam pihak yang melakukan
adalah pembayaran kerugian yang pelanggaran atau kesalahan. Hukum pidana
diterapkan karena terindikasi adanya tindak
ditimbulkan Wajib Pajak kepada pelanggaran (ketidaksengajaan) ataupun tindak
negara. Pembayaran kerugian kejahatan (kesengajaan) dalam pembayaran
tersebut dapat berupa denda, bunga pajak. Pelanggaran atau kesalahan berat yang
dilakukan dapat menimbulkan kerugian bagi
dan kenaikan bayar. Sanksi yang negara. Pelanggaran dan kejahatan tersebut
dikenakan sesuai jenis pelanggaran dapat berupa ketidakbenaran data,
penyembunyian data, pemalsuan data hingga
atau kesalahan yang dilakukan oleh tidak menyetorkan pajak. Sanksi pidana adalah
Wajib Pajak. langkah terakhir pemerintah sebagai upaya
penegakan kepatuhan membayar pajak. Sanksi
Pidana biasanya berupa Denda Pidana, Pidana
Kurungan, ataupun Pidana Penjara.
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
3. Menerbitkan Keputusan
Keputusan yang diterbitkan oleh Fiskus yang berwenang dapat berupa pengelolaan Pajak Negara atau Pajak Daerah khususnya
terkait Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
4. Melakukan Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dimaksud disini adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data, dan atau
keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dengan tujuan
melaksakanan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Melakukan Penyegelan
Penyegelan dilakukan oleh petugas pajak untuk mengamankan atau mencegah hilangnya buku, catatan, dokumen yang
berhubungan dengan ketentuan perpajakan.
Penyegelan hanya dilakukan kepada wajib pajak terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Penyegelan biasanya dilakukan karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku.
Pengangkatan pejabat ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memantapkan pelaksanaan kegiatan perpajakan.
Pejabat yang diangkat adalah seorang petugas pajak dan jurusita pajak.
Petugas pajak yang diangkat juga boleh berasal dari dalam atau luar lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
Sedangkan Jurusita Pajak adalah pelaksana penagihan pajak kepada wajib pajak termasuk penagihan seketika dan sekaligus,
pemberitahuan surat paksa, penyidaan,dan penyanderaan.
Hak Fiskus
1. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan atau
melakukan pengukuhan pengusaha kena pajak secara jabatan
2. Menerbitkan surat tagihan pajak
3. Melakukan pemeriksaan dan penyegelan
4. Melakukan penyidikan
5. Menerbitkan surat paksa dan melaksanakan penyitaan
Kewajiban Fiskus
1. Kewajiban Umum Fiskus
Kewajiban umum fiskus yaitu melakukan pembimbingan, penyuluhan dan penerangan kepada wajib pajak agar mereka memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
1) Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sementara dalam waktu 3 hari setelah formulir pendaftaran diterima.
2) Menerbitkan NPWP dalam jangka waktu 3 bulan setelah formulir pendaftaran diterima.
3) Menerbitkan suatu surat keputusan atas pengukuhan pengusaha kena pajak (sebagai wajib pajak pertambahan nilai), dalam jangka waktu tujuh
hari sejak formulir pendaftaran diterima.
4) Menerbitkan surat keputusan kelebihan pajak dalam jangka waktu satu bulan setelah tanggal diajukannya surat keputusan kelebihan pajak oleh
wajib pajak.
5) Menerbitkan sebuah surat perintah untuk membayar kelebihan pajak dalam jangka waktu satu bulan setelah diajukannya surat keputusan
kelebihan pembayaran pajak.
6) Menerbitkan surat keputusan angsuran/penundaan pembayaran pajak dalam jangka waktu dari 3 bulan untuk angsuran/penundaan surat
ketetapan pajak, surat ketetapan pajak tambahan, serta surat pemberitahuan pajak dan dalam waktu 10 hari untuk pengurangan angsuran
pajak penghasilan.
7) Memberikan suatu keputusan atas keberatan yang diajukan oleh wajib pajak dalam waktu 3 bulan sejak diterimanya surat permohonan
keberatan.
8) Memberikan keputusan atas pengurangan/penghapusan bunga, denda, serta kenaikan dan pengurangan/pembatalan terkait ketetap pajak
dalam waktu 3 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan.
9) Merahasiakan data atau informasi mengenai wajib pajak yang telah disampaikan.
THANKS
!