Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
I. PENDAHULUAN
Jadi tindak pidana pajak ini merupakan suatu perbuatan yang melanggar
peraturan perundang-undangan pajak yang menimbulkan kerugian keuangan
negara dimana pelakunya diancam dengan hukuman pidana.
1
badan hukum, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Bukan hanya wajib pajak, tetapi juga pegawai pajak dapat dijatuhi
hukuman tindak pidana di bidang perpajakan. Sanksi pidana bagi
pelaku tindak pidana perpajakan meliputi pidana kurungan dan
pidana denda kekurangan pembayaran pajak, yang diatur dalam
ketentuan Pasal 37A, 38, 39, 39A, 41, 41A, 41B, dan 41C UU No. 28
tahun 2007.
2
Hukum
UU Perpajakan
Pidana
a. Pidana Penjara 6 bulan-6 tahun).
b. Pidana kurungan (3 bulan-1 tahun).
Pokok
c. Denda (1-2 kali jumlah pajak terhutang yang tidak atau
kurang dibayar).
a. Pidana Penjara (6 bulan-2 tahun).
Percobaan b. Denda (2-4 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau
kompensasi).
a. Pidana Penjara (1-3 tahun).
Pembantuan
b. Denda (75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah)).
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal
39A, berlaku juga bagi wakil, kuasa, pegawai dari Wajib
Penyertaan Pajak, atau pihak lain yang menyuruh melakukan, yang turut
serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.
Sanksi Pidana dalam bidang perpajakan dibagi dalam beberapa katagori yaitu,
1. Delik Kealpaan Oleh Wajib Pajak
“Setiap orang yang karena kealpaannya :
3
a. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan
tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda paling sedikit 1 (satu)
kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling
lama 1 (satu) tahun.
4
i. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut
Pasal 37 PDRD:
5
(1) Wajib Pajak yg krn kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau
mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yg tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan atau denda
paling banyak 2 kali jumlah pajak yang terutang
Pasal 38 PDRD:
Pasal 39 PDRD:
Pasal 40 PDRD:
6
sebagaimana dimaksud dalam Pasal.36 ayat (1) & (2), dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp 5
juta.
B. KUHP
a. Pasal 103
b. Pasal 253
C. KUHAP
7
sebagai keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan,
atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa
sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang
dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara. Pemeriksaan bukti permulaan dapat dilaksanakan
berdasarkan hasil analisis data, informasi, laporan, pengaduan, laporan
kegiatan intelijen, pengembangan pemeriksaan bukti permulaan, atau
pengembangan penyidikan, yang dapat dilaksanakan baik untuk seluruh
jenis pajak maupun satu jenis pajak.
8
2) Penyidikan
9
III. PROSEDUR PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN DI INDONESIA
10
dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang
dibawa;
8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan;
9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
10. Menghentikan penyidikan; dan/atau
11. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan
perundangundangan.
Dalam penyidikan pajak terdapat beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh
penyidik terhadap wajib pajak, yaitu :
1. Melakukan penahanan
2. Melakukan penangkapan
11
Dalam melakukan penyidikan, terdapat asas hukum yang harus diperhatikan oleh
penyidik pajak. Widyaningsih mengemukakan bahwa, asas hukum tersebut adalah :
Tata cara penyidikan yang dilaksanakan oleh Penyidik Pajak, dapat disebutkan
sebagai berikut:
12
Tahapan tahapan tersebut adalah :
1. Tahap Pengamatan
Pengamatan di definisikan sebagai serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh Petugas Direktorat Jenderal Pajak untuk mencocokan dengan
kenyataan, membahas dan mengembangkan lebih lanjut akan informasi,
data, laporan dan/atau pengaduan yang memberi petunjuk adanya dugaan
telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
2. Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan bukti permulaan dimaksudkan untuk mendapatkan bukti
permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang
perpajakan. Pemeriksaan bukti permulaan pada dasarnya adalah
pemeriksaan pajak dimana pedoman dan tata caranya tetap mengacu pada
ketentuan yang berlaku mengenai tata cara pemeriksaan di bidang
perpajakan.
Setelah selesai pemeriksaan bukti permulaan selanjutnya dibuat Laporan
Bukti Permulaan dengan disertai kesimpulan dan usul tindak lanjutnya
kepada pejabat yang berwenang atau yang memberi perintah.
13
Selanjutnya mulailah Penyidik Pajak melakukan tindakan penyidikan di
bidang perpajakan, dengan tetap memperhatikan dan berpedoman pada
ketentuan Hukum Acara Pidana yang berlaku, yaitu KUHAP.
Sesuai dengan kewenangan dan kewajiban yang diberikan oleh
UndangUndang, Penyidik Pajak juga dapat melakukan tindakan-tindakan
hukum seperti :
a. Pemanggilan Tersangka dan Saksi
b. Penggeledahan
c. Penyitaan
2) Penghentian Penyidikan Terhadap Pelanggaran Pajak
Setiap tindakan penyidikan yang dilakukan oleh Penyidik Pajak, dapat
dihentikan dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Tidak terdapat bukti yang cukup, atau
2. Peristiwa bukan merupakan peristiwa tindak pidana di bidang
perpajakan, atau
3. Tersangka meninggal dunia, atau
4. Peristiwanya telah kadaluarsa, atau
5. Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri
Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan.
1. Wajib Pajak melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau
yang tidak seharusnya dikembalikan;
2. Wajib Pajak membayar sanksi adminstrasi berupa denda sebesar
4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau
yang tidak seharusnya dikembalikan.
14
Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena alasan-alasan
seperti tersebut diatas, maka kewajiban Penyidik adalah memberitahukan hal itu
kepada Penyidik Polri, kepada Jaksa Penuntut Umum, dan kepada tersangka
atau keluarganya.
PUTUSAN
4Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jambon RT. 006 RW. 023 Kel. Trihanggo Kec.
Agama : Islam
MENGADILI
1. Menyatakan terdakwa Nur Basuki bin Gijono telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja Menyampaikan surat pemberitahuan
15
dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap dan tidak menyetorkan
pajak yang telah dipotong atau dipungut” ;
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1
(satu) tahun dan 8 (delapan) bulan;
3. Menghukum terdakwa untuk membayar pidana denda 2 kali dari Rp. 155.333.206,- yaitu
sebesar Rp. 310.666.412,- (tiga ratus sepuluh juta enam ratus enam puluh enam ribu
empat ratus dua belas rupiah) paling lama 1 (satu) bulan setelah putusan mempunyai
kekuatan hukum tetap dan apabila tidak dibayar maka harta benda CV IBEST Production
atau milik terdakwa disita oleh Jaksa kemudian dilelang untuk membayar denda
dimaksud;
4. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan.
5. Menetapkan agar terdakwa tetap ditahan;
6. Menetapkan barang bukti berupa :
1) 1 (satu) bundel dokumen dari PONCO PRASETYA, General Manager PT. Djarum,
dikembalikan kepada PONCO PRASETYA.
2) 1 (satu) bundel dokumen dari ARDIAN SETYOBUDI, Direktur PT. Manunggal Jaya
Tobacco, dikembalikan kepada ARDIAN SETYOBUDI.
3) 1 (satu) bundel dokumen dari AMANG SETYAWAN, Junior Tax Manager PT. Gelora
Djaja, dikembalikan kepada AMANG SETYAWAN.
4) 1 (satu) bundel dokumen dari JIMMY WIRJAWAN, Direktur PT. Muria Sigaret
Industri, dikembalikan kepada JIMMY WIRJAYAN.
5) 1 (satu) bundel dokumen dari DYAH SRI REJEKI, Kepala Seksi Pelayanan KPPP
Sleman, , dikembalikan kepada DYAH SRI REJEKI.
6) 1 (satu) bundel dokumen dari DYAH APRI MEISARI, Account Representative KPPP
Sleman, dikembalikan kepada DYAH APRI MEISARI.
7) 1 (satu) bundel dokumen dari ANTONIUS YOHANES DEBRITO GUNARTO, S.H.,
Notaris, dikembalikan kepada ANTONIUS YOHANES DEBRITO.
8) 1 (satu) bundel dokumen dari NIKEN ADINTA PUTRI, Tax Staff PT. URC Indonesia,
dikembalikan kepada NIKEN ADINTA PUTRI.
9) 1 (satu) bundel dokumen dari ANANDA NURFAJAR, Pengurus PT. AMISETA,
dikembalikan kepada ANANDA NURFAJAR.
16
10) 1 (satu) bundel dokumen dari TRI GATAYU KRISBIJANTORO, Pengurus PT. SUBUR
AMAN, dikembalikan kepada TRI GATAYU KRISBIJANTORO.
11) 1 (satu) bundel dokumen dari SYLVIA DWIYANI GUNAWAN, Pengurus PT.
Perusahaan Dagang dan Industri Tresno, dikembalikan kepada SYLVIA DWIYANI
GUNAWAN.
12) 1 (satu) bundel dokumen dari SYLVIA DWIYANI GUNAWAN, Pengurus PT. Bentoel
Distribusi Utama, dikembalikan kepada SYLVIA DWIYANI GUNAWAN.
13) 1 (satu) bundel dokumen dari TRI GATAYU KRISBIJANTORO, Tax Manager PT.
Lestariputra Wirasejati, dikembalikan kepada TRI GATAYU KRISBIJANTORO.
14) 1 (satu) bundel dokumen dari ANANDA NURFAJAR, Pengurus PT. Bentoel
International Investama, dikembalikan kepada ANANDA NURFAJAR.
15) 1 (satu) bundel dokumen dari M. AGUNG BUDHY AMINUDIN, Operasional Manager
PT. Bank Mega Kacab Yogyakarta, dikembalikan kepada M. AGUNG BUDHY
AMINUDIN.
7. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,- (lima ribu
rupiah);
17
V. PENUTUP
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19