Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan ialah sebagai berikut :
9. Hak untuk meminta keterangan mengenai koreksi dalam penerbitan ketetapan pajak
Pasal 25 ayat (6) UU KUP memberikan hak kepada Wajib Pajak agar Direktur
Jenderal Pajak memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar
pengenaan pajak, perhitungan pajak, pemotongan atau pemungutan pajak. Hal ini terkait
dengan proses pengajuan upaya hukum keberatan yang akan disampaikan Wajib Pajak.
Sementara itu, Pasal 31B, menyebutkan bahwa setiap Wajib Pajak melakukan
restrukturisasi utang usaha melalui lembaga khusus yang dibentuk pemerintah, dapat
memperoleh fasilitas pajak yang bersifat terbatas, baik dalam jangka waktu maupun
jenisnya berupa keringanan PPh yang terutang atas:
a. Pembebasan utang;
b. Pengalihan harta kepada kreditur atau penyelesaian utang;
c. Perubahan uang menjadi penyertaan modal
19. Hak untuk melakukan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran
Dalam UU PPN, ditegaskan bahwa apabila Wajib Pajak mempunyai Pajak
Masukan, maka atas Pajak Masukan tersebut dapat dikreditan terhadap Pajak Keluaran.
Apabila Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka kondisi SPT Masa
PPN menjadi lebih bayar. Dan bila kondisinya lebih bayar, atas lebih bayar tersebut dapat
dimintakan pengembaliannya atau dapat pula dikompensasikan ke utang pajak pada masa
berikutnya. Dan sebaliknya, apabila Pajak Masukan lebih kecil daripada Pajak Keluaran,
maka kondisi laporan SPT masa PPN menjadi kurang bayar. Bila kurang bayar berarti
PKP harus menyetor sebesar kurang bayar tersebut.
Kewajiban Wajib Pajak
Kewajiban wajib pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan ialah sebagai berikut :