Anda di halaman 1dari 5

Abel Manuah

041725484

Tugas.3

1. Jelaskan perbedaan dari sanksi berupa denda, bunga dan kenaikan yang anda ketahui !

Sanksi Denda

Menurut UU KUP, secara sederhana sanksi administrasi berupa denda adalah sanksi
administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkitan dengan kewajiban pelaporan.
Secara umum, sanksi ini dapat ditetapkan sebesar jumlah tertentu yang bersifat tetap,
persentase dari jumlah tertentu, atau suatu angka perkalian dari jumlah tertentu.

Secara lebih terperinci, sanksi ini dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan
ketentuan jangka waktu pelaporan SPT, kewajiban pembuatan faktur, dan keberatan atau
permohonan banding yang ditolak atau diterima/dikabulkan sebagian.

Adapun pada sejumlah pelanggaran, sanksi administrasi berupa denda dapat ditambah dengan
sanksi pidana. Namun, pelanggaran yang dikenai sanksi pidana adalah pelanggaran yang
sifatnya alpa atau disengaja.

Sanksi pajak berupa denda diberikan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran atau
kesalahan dalam pelaporan pajak. Besaran denda yang dikenakan juga bervariasi sesuai
dengan kategori atau jenis pajak yang dilaporkan. Pelanggaran tersebut misalnya terlambat
melaporkan SPT Masa PPh hingga SPT PPN.

Sanksi Bunga

Secara sederhana sanksi administrasi berupa bunga adalah sanksi administrasi yang
dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak. Secara
lebih terperinci, sanksi ini dikenakan terhadap wajib pajak yang terlambat dalam melunasi
kewajiban pajaknya.

Selain itu, sanksi administrasi berupa bunga juga dapat dikenakan terhadap wajib pajak yang
mengalami kurang bayar pajak karena pembetulan SPT, penelitian, pemeriksaan, penerbitan
NPWP atau pengukuhan PKP secara jabatan, atau mendapat persetujuan untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajak.

Besarnya sanksi administrasi berupa bunga dihitung berdasarkaan persentase tertentu yang
bersifat tetap dari pokok pajak yang tidak atau kurang dibayar. Sanksi ini dihitung mulai sejak
saat terutangnya pajak atau sejak saat tanggal jatuh tempo sampai dengan saat diterima
dibayarkan.

Lebih lanjut, secara umum sanksi administrasi berupa bunga dari suatu bulan akan dianggap
atau dihitung 1 bulan penuh. Dengan kata lain, pada dasarnya sanksi administrasi berupa
bunga tidak dihitung secara harian.

Sanksi pajak berupa bunga diberikan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran atau
kesalahan dalam pembayaran pajak. Besaran bunga yang dikenakan ditentukan per bulan
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Pelanggaran tersebut misalnya terlambat
membayar pajak atau kurang membayar pajak.

Sanksi Kenaikan

Secara sederhana sanksi administrasi berupa kenaikan adalah sanksi administrsi yang berupa
kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar. Secara lebih terperinci, sanksi ini dikenakan
terhadap wajib pajak yang melanggar ketentuan kewajiban yang diatur dalam ketentuan
material.

Misalnya, memberikan data yang tidak benar dalam SPT setelah lewat 2 tahun sebelum terbit
SKP atau tidak memberikan informasi yang dibutuhkan dalam menghitung jumlah pajak
terutang. Adanya sanksi ini membuat jumlah pajak yang harus dibayar bisa menjadi berlipat
ganda.

Adapun sanksi administrasi berupa kenaikan pada dasarnya dihitung dengan angka persentase
tertentu dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar.

Sanksi pajak berupa kenaikan diberikan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran atau
kesalahan dalam pemberian informasi yang digunakan dalam penghitungan besaran
pembayaran pajak. Sanksi kenaikan membuat wajib pajak harus membayar pajak dengan
jumlah yang berlipat ganda dari aslinya. Sanksi kenaikan menjadi sanksi yang ditakuti oleh
wajib pajak.

2. Apa penyebab dilakukan sanksi kepada wajib pajak ?

Pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan Wajib Pajak


dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Pemberian sanksi yang memberatkan
Wajib Pajak bertujuan untuk memberikan efek jera sehingga tercipta kepatuhan pajak.

3. Berikan contoh kasus dari peristiwa yang ada, tentang wajib pajak yang dikenakan
sanksi perpajakan di Indonesia !

https://news.detik.com/berita/d-3342607/kasus-pajak-direktur-di-semarang-dihukum-7-bulan-
penjara

Direktur sebuah perusahaan jasa transportasi, CV. Bumi Raya dihukum 7 bulan penjara dan
denda Rp 11,74 miliar terkait tindak pidana perpajakan. Terdakwa bernama Soetijono (64) itu
menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak pertambahan nilai (PPN) dengan isi
yang tidak sesuai kenyataan.

Hukuman tersebut diketok majelis hakim yang diketuai hakim Moh. Zaenal Arifin di Pengadilan
Negeri Semarang, Rabu (9/11/2016). Hakim menilai Soetijono terbukti menyampaikan SPT
masa PPN masa pajak Januari-Desember 2007 dengan tidak benar.

Perbuatan curang ini dilakukan Soetijono dengan membuat faktur pajak yang tidak berdasarkan
transaksi ekonomi yang sebenarnya. Selain itu berdasarkan keterangan saksi dari pihak-pihak
perusahaan, tidak ada yang melakukan transaksi jual beli dengan CV Bumi Raya dalam perkara
itu.

Soetijono terbukti melakukan tindak pidana melanggar Pasal 39 ayat (1) huruf c jo pasal 43
Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
yang telah diubah dengan UU RI Nomor 16 tahun 2000.

"Perbuatannya merugikan negara sebesar Rp 5,8 miliar," kata pelaksana tugas Kepala Kanwil
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Dasto Ledyanto dalam siaran pers yang diterima
detikcom, Kamis (10/11/2016).
4. Ketentuan mengenai sanksi administrasi berupa denda berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009.
Jelaskan dalam bentuk tabel sanksi administrasi berupa denda yang saudara ketahui !

No Pasal Masalah Sanksi


1 7 ayat SPT tidak disampaikan dalam a. Rp 500.000 untuk SPT Masa PPN b. Rp
(1) jangka waktu yang ditetapkan 100.000 untuk SPT Masa lainnya c. Rp
1.000.000 untuk SPT PPh WP badan
d.Rp100.000 SPT Tahunan PPh WP
orang pribadi
2 8 ayat WP dengan kemauan sendiri 150% dari jumlah pajak yang kurang
(3) mengungkapkan ketidakbenaran dibayar
data yang dilaporkan dalam SPT
dan belum dilakukan penyidikan
3 14 ayat 1. Pengusaha yang telah 2% dari dasar pengenaan pajak
(4) dikukuhkan sebagai PKP
tetapi tidak membuat
faktur pajak atau membuat
faktur pajak, tetapi tidak
tepat waktu.
2. PKP tidak mengisi faktur
secara lengkap
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5)
UU PPN
3. PKP melaorkan faktur
pajak tidak sesuai dengan
masa penerbitan faktur
pajak.
4 25 ayat Keberatan ditolak atau dikabulkan 50% dari jumlah pajak berdasarkan
(9) sebagian. keputusan keberatan dikurangi dengan
pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan
5 27 ayat Permohonan banding ditolak atau 100% dari jumlah pajak berdasarkan
(5d) dikabulkan sebagian. putusan banding dikurangi dengan
pembayaran pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.

Anda mungkin juga menyukai