Anda di halaman 1dari 40

PENAGIHAN PAJAK

KMMI
Tax on Demand For Millenials
Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar
Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan
pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.
Dasar Penagihan Pajak
Pasal 18 ayat (1) dan 20 Ayat (1)

STP
SKPKB
SKPKBT
SK Pembetulan
SK Keberatan
Putusan Banding
Putusan Peninjauan Kembali 3
UU KUP sebagai undang-undang formal perpajakan mengatur
mengenai tindakan penagihan pajak pada Pasal 18 sampai dengan
Pasal 24. Dalam pasal-pasal tersebut, diatur beberapa hal penting:

1. Dasar dilakukan penagihan pajak adalah Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar (SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat
Keputusan (SK) Pembetulan, Surat Keputusan (SK) Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan
Peninjauan Kembali (PK), yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah
(Pasal 18 ayat (1) UU KUP).

2. Apabila SKPKB atau SKPKBT, serta SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding atau Putusan
PK, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo
pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa, yang
dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat
Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan (Pasal 19 ayat (1) UU KUP).
Misal: Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan SKPKB sebesar Rp10.000.000,00 yang
diterbitkan tanggal 7 Oktober 2018, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2018. Jumlah
pembayaran sampai tanggal 6 November 2018 Rp 6.000.000,00. Pada tanggal 1 Desember 2018
diterbitkan STP dengan perhitungan sebagai berikut :
Pajak yang masih harus dibayar Rp 10.000.000,00

Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan Rp 6.000.000,00 (-)

Kurang bayar Rp 4.000.000,00

Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp4.000.000,00) Rp 80.000,00

Dalam hal terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut pada huruf a, Wajib
Pajak membayar Rp10.000.000,00 pada tanggal 3 Desember 2018 dan pada tanggal 5 Desember 2018
diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi administrasi berupa bunga dihitung sebagai berikut:
Pajak yang masih harus dibayar Rp 10.000.000,00

Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan Rp 10.000.000,00 (-)

Kurang bayar Rp 0,00

Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp10.000.000,00) Rp 200.000,00


3. Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan (Pasal 19 ayat (2) UU KUP).

4. Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan STP, SKPKB, serta
SKPKBT, dan SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan PK yang
menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, yang tidak dibayar oleh
Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (3) atau ayat (3a) UU KUP dilaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 20 ayat (1) UU
KUP).
Catatan: Yang dimaksud dengan Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan
hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 angka 28 UU KUP).
5. Dikecualikan dari penagihan dengan Surat Paksa jika terjadi kondisi-kondisi berikut:

a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;
b. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau dikuasai dalam rangka
menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan/pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia;
c. terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan usaha atau
menggabungkan atau memekarkan usaha, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki
atau yang dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau
e. terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda
kepailitan.

Maka tindakan yang dilakukan adalah penagihan “seketika dan sekaligus” yaitu tindakan
penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa
menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis
pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak (Pasal 20 ayat (2) UU KUP).
6. Negara mempunyai hak mendahulu (sebagai kreditur preferen) untuk utang pajak atas barang-
barang milik Penanggung Pajak yang meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa bunga,
denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak. Oleh karena itu, jika Penanggung Pajak mempunyai
utang atau kewajiban kepada kreditur lain, pembayaran kepada kreditur lainnya tersebut
diselesaikan setelah utang pajak dilunasi (Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) UU KUP).

7. Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan
pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan STP, SKPKB,
serta SKPKBT, dan SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan PK.
Daluwarsa tersebut tertangguh apabila (Pasal 22 ayat (1) dan ayat (2) UU KUP):
a. diterbitkan Surat Paksa;
b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung;
c. diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5), atau SKPKBT
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) UU KUP; atau
d. dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
Penanggung Pajak
Pasal 1 Angka (28) dan Pasal 32 Ayat (4)

Merupakan pihak yang bertanggung jawab atas


pembayaran pajak.

Meliputi:
• Orang Pribadi
• Badan
• Wakil yang menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban WP.
• Orang yang secara nyata berwenang menentukan
kebijakan perusahaan, meskipun bukan pengurus. 9
Hak Mendahulu
Pasal 21 Ayat (1), (2), dan (3)

Negara memiliki hak


mendahulu atas
barang milik Hak mendahulu tidak
penanggung pajak, berlaku atas:
akibat tagihan pajak
yang meliputi: • Biaya perkara semata mata akibat
penghukuman melelang barang.
• Pokok pajak. • Biaya yang telah dikeluarkan untuk
• Sanksi administrasi, meliputi: menyelamatkan barang terlelang.
• Bunga. • Biaya perkara semata - mata akibat
• Denda. pelelangan dan penyelesaian warisan.
• Kenaikan.
• Biaya penagihan pajak.
10
Penyebab Hilangnya Hak Mendahulu
Pasal 21 Ayat (4), dan (5)

Hak mendahulu hilang setelah lewat


batas 5 tahun sejak penerbitan STP,
SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan,
SK Keberatan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali.

Jangka waktu dihitung sejak:


• Penerbitan Surat Paksa.
• Pemberitahuan Surat Paksa, apabila
diberitahukan secara resmi.
• Batas akhir penundaan, apabila diberikan
penundan pembayaran.

11
Daluarsa Penagihan
Pasal 22

Hak penagihan pajak daluarsa


setelah melampaui 5 tahun sejak:
Saat terutang pajak.
Berakhirnya masa, bagian tahun, atau tahun pajak.
Tanggal pemberitahuan Surat Paksa.
Diterimanya permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran.
Penerbitan Surat Perintah Penyidikan
tindak pidana.
Penerbitan SKPKB atau SKPKBT yang
mengikuti vonis pidana.
12
Gugatan WP atau Penanggung Pajak
Pasal 23 Ayat (2)

WP dapat mengajukan gugatan kepada


badan peradilan pajak terhadap:
Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
pengumuman Lelang.

Keputusan pencegahan terkait penagihan pajak.

Keputusan terkait pelaksanaan keputusan perpajakan, selain ditetapkan Pasal


25 Ayat (1) dan Pasal 26.
Ketidaksesuaian prosedur penerbitan Surat Ketetapan Pajak atau Surat
Keputusan Keberatan.
13
Penghapusan Piutang Pajak
Pasal 24, dan PMK No. 68/ PMK.03/ 2012

• Berlaku atas STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Pemberitahuan Pajak


Asal Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP), atau Surat
Penghapusan Ketetapan Pajak Tambahan (SKPT).

• WP tidak dapat diketemukan.


• Hak penagihan daluarsa.
WP yang • Dokumen dasar penagihan tidak diketemukan.
piutangnya • Hak penagihan tak dapat dilaksanakan, atas pertimbangan
dihapuskan. Menkeu.
• Khusus WP OP, WP meninggal dunia tanpa warisan.
• Khusus WP Badan, WP bubar, terlikuidasi, atau pailit.

14
Subyek dan Obyek Penagihan
Subyek Penagihan pasal 1 angka (3) UU Penagihan pajak dengan Surat
Paksa (PPSP)

Penanggung Pajak :
 orang pribadi atau badan yang bertanggung
jawab atas pembayaran pajak,
 termasuk wakil yang menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban Wajib Pajak
 menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

15
Penagihan dengan Surat Paksa
Pasal 20

Surat Paksa diterbitkan untuk menagih Pengecualian


diberikan Penagihan seketika dan sekaligus adalah
pajak akibat STP, SKPKB, SKPKBT, SK
melalui tindakan penagihan pajak yang
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan penagihan dilaksanakan oleh juru sita pajak kepada
Banding, dan Putusan Peninjauan seketika dan penanggung pajak tanpa menunggu
Kembali yang tidak dibayar sesuai jangka sekaligus tanggal jatuh tempo pembayaran .
waktu. apabila:

Penanggung Penanggung
Penanggung
pajak yang pajak Penanggung Badan pajak disita
berniat atau mengalihkan pajak usaha hartanya oleh
akan barang dimiliki menyiratkan
meninggalkan untuk perubahan dibubarkan pihak ketiga,
atau terancam
Indonesia untuk mengecilkan bentuk usaha. negara. pailit.
selamanya. kegiatan usaha.

16
Tidak dibayarnya UTANG PAJAK

Akan menjadi TUNGGAKAN PAJAK


Untuk menegakkan ketentuan UU pajak dilakukan
tindakan penagihan pajak.
UTANG PAJAK

PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR TERMASUK


SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA, DENDA ATAU
KENAIKAN YANG TERCANTUM DALAM SURAT
KETETAPAN PAJAK ATAU SURAT SEJENISNYA
BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

BIAYA PENAGIHAN PAJAK

1. PELAKSANAAN SURAT PAKSA.


2. SURAT PERINTAH PELAKSANAAN PENYITAAN.
3. PENGUMUMAN LELANG
4. PEMBATALAN LELANG
5. JASA PENILAI
6. BIAYA LAINNYA SEHUBUNGAN DENGAN
PENAGIHAN
PEJABAT
PEJABAT PENAGIHAN
PENAGIHAN PAJAK
PAJAK
Pejabat ditunjuk oleh:
Menteri
MenteriKeuangan
Keuangan Gubernur/Bupati/Walikota

DJP DLM HAL INI : - KEPALA DINAS PENDAPATAN


- KEPALA KANTOR PELAYANAN PROPINSI ; ATAU
PAJAK - KEPALA DINAS PENDAPATAN
KABUPATEN/KOTA

Pajak
PajakPusat
Pusat Pajak
PajakDaerah
Daerah
Tahapan-tahapan WP yang tidak melunasi pajaknya

1. Surat Teguran/surat peringatan (langkah pertama).


2. Surat Paksa
3. Penyitaan
4. Pelelangan
SURAT PAKSA
(Ps 7 PPSP jo PS.15 PMK NO 24/PMK.03/2008
dengan berkepala

“Demi
“DemiKeadilan
KeadilanBerdasarkan
BerdasarkanKetuhanan
KetuhananYang
YangMaha
MahaEsa”
Esa”
• Mempunyai kekuatan eksekutorial.
• Kedudukan hukum Surat Paksa = putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

a. nama WP/WP&PP
memuat b. dasar penagihan
c. besarnya utang pajak
d. perintah untuk membayar

Diterbitkan apabila:

• • PP
PPtidak
tidakmelunasi
melunasiutang
utangpajak
pajaks/d
s/dtgl
tgljatuh
jatuhtempo
tempo&&kepadanya
kepadanyatelah
telahditerbitkan
diterbitkanST
STatau
atauSurat
Surat
Peringatan;
Peringatan;
• • Terhadap
TerhadapPP PPsudah
sudahdilaksanakan
dilaksanakanPenagihan
Penagihanseketika
seketikaatau
atausekaligus
sekaligusatau
atau
• • PP
PP tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuranatau
tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuran ataupenundaan
penundaanpembayaran.
pembayaran.
PENYITAAN
PENYITAAN
•• Dilakukan
Dilakukanberdasarkan
berdasarkanSPMP
SPMPjikajikaPP
PPtidak
tidakmelunasi
melunasiutang
utangpajak
pajaksetelah
setelahlewat
lewat2x24
2x24jam
jamsetelah
setelahSurat
Surat
Paksa diberitahukan.
Paksa diberitahukan.
•• Oleh
OlehJurusita
JurusitaPajak
Pajakdengan
dengan22(dua)
(dua)orang
orangsaksi.
saksi.
•• Penyitaan
Penyitaandapat
dapatdilakukan,
dilakukan,meskipun
meskipunPP PPtidak
tidakhadir
hadirasalkan
asalkansalah
salahseorang
seorangsaksi
saksi berasal
berasaldari
dariPemda,
Pemda,
dan
danBAPS
BAPSditandatangani
ditandatanganioleh
olehPPPPdan
dansaksi-saksi
saksi-saksi

•• Setiap
Setiappenyitaan
penyitaanJurusita
JurusitaPajak
Pajakmembuat
membuatBAPS
BAPSditandatangani
ditandatanganioleh
olehJurusita
JurusitaPajak,
Pajak,PP,
PP,dan
dansaksi-
saksi-
saksi
saksi
•• Dalam
Dalamhal
halPP
PPadalah
adalahbadan
badanmaka
makaBAPS
BAPSditandatangani
ditandatanganioleh
olehpengurus,
pengurus,kepala
kepalaperwakilan,
perwakilan,kepala
kepala
cabang, PP, pemilik modal atau pegawai tetap perusahaan
cabang, PP, pemilik modal atau pegawai tetap perusahaan
•• Walaupun
WalaupunPP PPtidak
tidakhadir,
hadir,penyitaan
penyitaantetap
tetapdapat
dapatdilaksanakan
dilaksanakan
•• Berita
BeritaAcara
AcaraPelaksanaan
PelaksanaanSita Sitatetap
tetapmempunyai
mempunyaikekuatan
kekuatanmengikat
mengikatmeskipun
meskipunPP PPmenolak
menolakuntuk
untuktanda
tanda
tangan.
tangan.
•• Salinan
SalinanBAPS
BAPSdapat
dapatditempelkan
ditempelkanpadapadabarang
barangbergerak/tidak
bergerak/tidakbergerak
bergerakyg
ygdisita
disitaatau
atauditempat
ditempatbarang
barang
bergerak/tidak
bergerak/tidakbergerak
bergerakygygdisita
disitaberada,
berada,ditempat
ditempatumum
umum
• Atas barang yg disita ditempel segel sita
TUJUAN PENYITAAN
● Tujuan penyitaan adalah memperoleh jaminan pelunasan utang pajak dari
Penanggung Pajak.
● Oleh karena itu, penyitaan dapat dilaksanakan tehadap semua barang
Penanggung Pajak, baik yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat
kedudukan Penanggung Pajak, atau di tempat lain maupun yang
penguasaannya berada ditangan pihak lain.
● Yang dimaksud dengan penguasaan berada ditangan pihak lain, misalnya
disewakan atau dipinjamkan,
● sedang yang dimaksud dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan
pelunasan utang tertentu, misalnya barang yang dihipotekan, digadaikan,
atau diagunkan.
Pasal 15 UU No. 19/ 1997 Dikecualikan dari Penyitaan
1. Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh
PP dan keluarga yang menjadi tanggungannya;
2. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta
peralatan memasak yangb ada dirumah;
3. Perlengkapan PP yang bersifat dinas;
4. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan PP dan alat-alat
yang dipergunakan ut pendidikan, kebudayaan dan keilmuan;
5. Peralatan dalam keadaan baik yang masih digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah
seluruhnya tidak lebih dari Rp 20 juta;
6. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh PP dan keluarga yg
menjadi tanggungannya.
Penitipan Barang Sitaan
BARANG
BARANG
SITAAN
SITAAN

Dititipkan

Penanggung
Penanggung
Pajak
Pajak
Kecuali
menurut Jurusita perlu disimpan

Kantor
Kantor Tempat
Tempatlain:
lain:
Pejabat
Pejabat Bank,
Bank,Pegadaian
Pegadaian
LELANG
LELANG
Pengumuman lelang minimum 14 hari setelah pelaksanaan penyitaan

Pelaksanaan lelang minimum 14 hari setelah pengumuman lelang


Pengumuman lelang:
• Barang bergerak dilakukan sebanyak 1 kali
• Barang tidak bergerak dilakukan sebanyak 2 kali
• Nilai barang kurang dari Rp 20 juta tidak harus melalui media massa
• mengajukan pemintaan lelang.
• menghadiri pelaksanaan lelang:
- menentukan dilepasnya barang;
- menandatangani Risalah Lelang.
Pejabat
• dan Jurusita pajak beserta keluarganya sanksi sesuai
dilarang membeli barang sitaan yg dilelang. ketentuan yg
berlaku.
HAK MENDAHULU
Pasal 21 ayat 1, 2 dan 3 UU KUP ( UU NO 16 TAHUN 2000 stbdtd UU NO. 28 TAHUN 2007

(1) Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang
milik Penanggung Pajak.
(2) Meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa bunga, denda, kenaikan,
dan biaya penagihan pajak.
(3) Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya,
kecuali terhadap:
a. biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk
melelang suatu barang bergerak dan/atau barang tidak bergerak;
b. biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud;
dan/atau
c. biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian
suatu warisan.

27
HAK MENDAHULU
Pasal 21 ayat 3 A UU KUP NO. 28 TAHUN 2007

(3a) Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar, atau dilikuidasi maka
kurator, likuidator, atau orang atau badan yang ditugasi untuk
melakukan pemberesan dilarang membagikan harta Wajib Pajak
dalam pailit, pembubaran atau likuidasi kepada pemegang saham
atau kreditur lainnya sebelum menggunakan harta tersebut untuk
membayar utang pajak Wajib Pajak tersebut.

28
PENAGIHAN
PENAGIHANSEKETIKA
SEKETIKADAN
DANSEKALIGUS
SEKALIGUS
(Ps
(Ps20
20KUP
KUPjojoPS.6
PS.6PPSP
PPSPJO.PS.13
JO.PS.13PMK
PMKNO.24/PMK.03/2008
NO.24/PMK.03/2008
Tindakan
Tindakanpenagihan
penagihanpajak
pajakyang
yangdilaksanakan
dilaksanakanoleh
olehJurusita
JurusitaPajak
Pajakkepada
kepadaPPPPtanpa
tanpamenunggu
menunggu
tanggal
tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenispajak,
jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak,masa
masa
pajak, dan tahun pajak
pajak, dan tahun pajak

Apabila
a. PP akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;
b. PP memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan
kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia;
c. Adanya tanda-tanda PP akan membubarkan badan usahanya, atau menggabungkan usahanya, atau memekarkan
usahanya, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya,atau melakukan perubahan
bentuk lainnya;
d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau,
e. terjadi penyitaan atas barang PP oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

a.a.nama
namaWP/WP/WP
WPdan
danPP
PP
Diterbitkan SPPSS oleh Pejabat b.b.besarnya utang pajak
besarnya utang pajak
sebelum Surat Paksa: c.c.perintah
perintahuntuk
untukmembayar
membayar
d. saat pelunasan pajak
PENCEGAHAN

DA S
D
• adalah
laranga
n yang
• Penan
bersifat ggung
• PA
SA sement Pajak

SA
L
R
ara
terhada
p
Penang
E
yg
memp
unyai
utang
Y
29 gung

A
Pajak pajak
S.
HU
sekur

FI
tertent
u untuk ang-
D. keluar kuran

R
dari gnya
32
U KU wilaya
h
sebes
ar

NI
Negara
Republi Rp10
U
PP M k
Indone
sia

0 juta
dirag
ukan A
SP berdas itikad

SI
arkan baikn

T
alasan
tertent
ya
u

Main Menu
PROSEDUR PENCEGAHAN

USULAN USULAN
PENCEGAHAN PENCEGAHAN MENKEU
1 2
4

KPP/KP PBB DJP


3 5
4
7 3
6 2 1SURAT KPD
5 MENKEH
4
3
2
1
KMK TTG PENETAPAN PENCEGAHAN KMK
PP BEPERGIAN KE LN, SALINAN PENCEGAHAN
DIBERIKAN KPD:
1. MENKEH & HAM
2. DIRJEN PAJAK
3. DIR. P4
4. KAKANWIL
5. KPP
6. PP YBS
31
PENYANDERAAN
(PASAL 33 S.D. 36 UU PPSP)

pengekangan sementara waktu kebebasan


Penanggung Pajak dengan menempatkannya
di tempat tertentu
(Pasal 1 angka 21 uu PPSP)

Penanggung Pajak yg mempuyai utang pajak sekurang-kurangnya


sebesar Rp100 juta dan diragukan itikad baiknya

Jangka waktu penyanderaan paling lama 6 bulan, dpt


diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan

32
PENYANDERAAN TDK BOLEH
DILAKSANAKAN

PENANGGUNG
PENANGGUNG PAJAK
PAJAK

BERIBADAH
BERIBADAH SIDANG
SIDANG RESMI
RESMI PENGADILAN
PEMILIHAN UMUM

PENCEGAHAN
PENCEGAHAN&&PENYANDERAAN
PENYANDERAANTHD
THDPENANGGUNG
PENANGGUNG
PAJAK
PAJAK TDK MENGAKIBATKAN HAPUSNYAUTANG
TDK MENGAKIBATKAN HAPUSNYA UTANG
PAJAK & TERHENTINYA PELAKSANAAN PENAGIHAN
PAJAK & TERHENTINYA PELAKSANAAN PENAGIHAN
PAJAK
PAJAK
33
PELUNASAN UTANG PAJAK
MELALUI PENGANGSURAN & PENUNDAAN

PENUNGGAK
YANG MEMBERIKAN
PAJAK
PUTUSAN PENGANGSURAN
WAJIB PAJAK ATAU PENUNDAAN
PENANGGUNG PAJAK ATAS NAMA DIREKTUR
PEJABAT JENDERAL PAJAK

PENGANGSURAN ADALAH PELUNASAN


1. PASAL 9 UNDANG- HUTANG PAJAK DENGAN CARA
SUBJEK
UNDANG NOMOR 28 YANG TERLIBAT MENYERAHKAN SEDIKIT DEMI
TAHUN 2007 TENTANG SEDIKIT ATAU PEMBAYARAN TIDAK
KUP SEKALIGUS
2. PASAL 9 s.d. 12 DASAR HUKUM
PENGANGSURAN DEFINISI
PERMENKEU NO. DAN
184/PMK.03/2007
PENUNDAAN ADALAH
PENUNDAAN PENANGGUHAN ATAU
3. PERDIRJEN PAJAK NO.
KEP-38PJ.2008 MENGUNDURKAN UNTUK
SEMENTARA WAKTU
SYARAT & ALUR PELUNASAN HUTANG PAJAK
PROSES PENGANGSURAN &
PENUNDAAN
ALASAN PENGHAPUSAN PIUTANG
PAJAK

DALUWARSA

SEBAB LAIN
DALUWARSA
1. WP telah meninggal dunia dengan
tidak meninggalkan warisan dan tdk
mempunyai ahli waris;
2. Ahli waris tdk dapat ditemukan lagi;
3. WP tdk mempunyai harta kekayaan
lagi
4. Hak untuk melakukan penagihan
sudah daluarsa setelah lewat waktu 5
tahun setelah tertib tagihan.
Daluarsa penagihan pajak tertangguh apabila:
1. Diterbitkan surat paksa
2. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik
langsung maupun tidak langsung;
3. Diterbitkan SKPKB, SKPKBT;
4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan.

37
ALASAN PENGHAPUSAN PIUTANG
PAJAK

SEBAB LAIN
Misalnya:
* WP pajak tidak ditemukan,
* Dokumen tidak lengkap,
* Keadaan yang tdk dapat
dihindarkan sp bencana
alam, kebakaran.
ALUR DAN JADWAL
Dasar Hukum : PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK
UU No 19 Tahun 2000  UTANG PAJAK &
UU No 28 Tahun 2007 BIAYA PENAGIHAN
PP No 80 Tahun 2007 Langsung,
 PUTUSAN
PMK No 24/PMK.03/2008 Pos, PENCABUTAN
Ekspedisi/k PENGADILAN
urir dgn SITA`
bukti kirim

LUNAS Barang
7 hari SURAT 21 hari 2X24 jam SPMP/ Bergerak
SP PENYITAAN 14 HARI TDK 1X
dll TEGURAN
SKPKBT LUNAS
 SPMP
SKPKB Jatuh tempo  JURUSITA + 2 SAKSI PENGUMUMAN
 PARATE EXECUTIE  BAP SITA
LELANG
 BRG BERGERAK & BRG TDK BERGERAK
SKP  DIBERITAHUKAN  BRG YG DISITA DILARANG:
 DIPINDAHTANGANKAN
OLEH JURUSITA  DISEWAKAN
 DIPINJAMKAN Barang Tdk
PAJAK  DISEMBUNYIKAN 14 hari
 DIHILANGKAN Bergerak
 DIBUAT BAP SP 

DIRUSAK
PENYITAAN ATAS REK. BANK & EFEK 2X

PELAKSANAAN
LELANG

PENGUMUMAN DI PENYANDERAAN
PENCEGAHAN SYARAT:
MEDIA MASA  UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
 DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
39
UTANG PAJAK TDK HAPUS & PENAGIHAN TETAP DILAKSANAKAN
* KEP / IJIN MENKEU
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai