Pajak yakni merupakan iuran wajib yang diberikan oleh masyarakat terhadap negara (dapat dikatakan bersifat memaksa) yang menimbulkan suatu utang yang wajib membayarnya sebagaimana perintah peraturan perundang- undangan, dengan tidak menerima imbalan atau prestasi kembali, Adapun kegunaannya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran anggaran belanja untuk menyelenggarakan pemerintan sepenuhnya untuk kesejahteraan dan kemanfaatan masyarakat. Penyebab Timbulnya Hutang Pajak Hutang Pajak timbul karena Undang-Undang dan karena ada sebab-sebab yang mengakibatkan seseorang atau suatu pihak dikenakan pajak, yaitu karena Perbuatan, Keadaan dan Peristiwa yang dapat menimbulkan Utang Pajak.
Mendapat Hadiah Bangunan Bangunan Undian Melakukan Kegiatan Memperoleh Impor/Ekspor Penghasilan Berpergian Keluar Memiliki Kendaraan Negeri Bermotor Contoh Hutang Pajak 1. PPh Pasal 21 Sebagai 2. PPh Pasal 25 Sebagai Utang Utang Pajak pada Pajak atas Bunga Pinjaman Pembayaran Gaji Karyawan Bunga Pinjaman yang diterima oleh WP Dalam Negeri dipotong PPh Pasal 23 dengan Pajak Penghasilan (pasal 21) sebagai utang tarif 15% dari jumlah bruto (bagi yang tidak pajak dapat terjadi apabila Wajib Pajak telah memiliki NPWP dikenakan 100% lebih melakukan pembayaran gaji dan sejenisnya tinggi). PPh Pasal 23 yang telah dipotong kepada pegawai, yang atas gaji dan sejenisnya tersebut tidak bersifat final(artinya dapat tersebut terdapat PPh Pasal 21 yang sudah dikreditkan dalam SPT orang yang dipotong.Bentuk Pembayaran gaji dan bersangkutan sejenisnya yang dapat tentang PPh Pasal 21 3. PPh Pasal 23 Sebagai Utang Pajak antara lain adalah atas pembayaran seperti ini: atas sewa 1. Gaji, Upah, dan Tunjangan Merupakan penghasilan yg diterima/diperoleh 2. Honorarium dan komisi sehubungan dengan kesepakatan untuk 3. Bonus dan THR memberikan hak menggunakan harta selama 4.Uang Pesangon. jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yang telah disepakati. Penagihan Pajak
Pengertian penagihan pajak
Pelaksanaan penagihan yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak sehingga tindakan penagihan pajak tersebut dapat menyelamatkan penerimaan pajak yang tertunda. Dalam pelaksanaannya penagihan pajak haruslah dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga mempunyai kekuatan hukum bagi wajib pajak maupun aparatur pajaknya. kegiatan penagihan pajak dilakukan oleh bagian pengohan( seksi penagihan) di Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdafar. Dasar Penagihan Pajak Tindakan Penagihan Pajak
Dalam buku KUP, Dasar penagihan pajak yaitu:
Pasal 18 (1) UU KUP menyebutkan dasar Tindakan penagihan pajak dimulai penagihan pajak adalah: dengan dikeluarkannya surat 1. Surat Tagihan (STP) teguran, surat paksa, penyitaan, 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) 3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan lelang. Tambahan(SKPKBT) 4. Surat Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dbayar Daluwarsa Penagihan Pajak
UU KUP juga mengatur mengenai jangka waktu bagi Dirjen Pajak
untuk melakukan penagihan pajak. Apabila sudah melampaui jangka waktu yang dientukan maka hak untuk melakukan penagihan pajk tersebut menjadi daluwarsa. Jangka waktu Hak Penagihan
Pasal 22 UU KUP menyebutkan bahwa hak untuk melakukan penagihan pajak
termasukbunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan: 1. Surat Tagihan Pajak 2. Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar 3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan 4. Surat Keputusan Pembetulan 5. Surat Kepututsan Keberatan 6. Putusan Banding 7. putusan Peninjauan Kembali Hambatan dan Solusi Pelaksanaan Penagihan Pajak dan Surat Paksa dan Penyitaan dalam Upaya Optimalisasi Penerimaan Pajak.
Hambatan-hambatan Sebagai Berikut: Solusi:
• Penanggung Pajak tidak kooperatif • Berusaha meningkatkan kualitas • Wajib Pajak tidak ditemukan pelayanan perpajakan terhadap disebabkan karena adanya Wajib pajak masyarakat serta memberikan sanksi yan pindah tanpa memberikan yang tegas bagi wajib pajak yang pemberitauan sehingga juru sita dengan sengaja tidak membayar pajak kesulitan mencari objek sita • Koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat Terima Kasih :)