Anda di halaman 1dari 10

Utang Pajak & Penagihan

Pajak
As’ad Syaifullah, SE, MA,.
Hutang Pajak

Pengertian Hutang Pajak


Pajak yakni merupakan iuran wajib yang diberikan oleh masyarakat terhadap
negara (dapat dikatakan bersifat memaksa) yang menimbulkan suatu utang
yang wajib membayarnya sebagaimana perintah peraturan perundang-
undangan, dengan tidak menerima imbalan atau prestasi kembali, Adapun
kegunaannya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran anggaran belanja
untuk menyelenggarakan pemerintan sepenuhnya untuk kesejahteraan dan
kemanfaatan masyarakat.
Penyebab Timbulnya Hutang
Pajak
Hutang Pajak timbul karena Undang-Undang dan karena
ada sebab-sebab yang mengakibatkan seseorang atau suatu
pihak dikenakan pajak, yaitu karena Perbuatan, Keadaan
dan Peristiwa yang dapat menimbulkan Utang Pajak.

Contoh Contoh Contoh


Perbuatan, Keadaannya, Peristiwa/
Yaitu: Yaitu: Kejadian

 Mendirikan  Memiliki Tanah dan


Mendapat Hadiah
Bangunan Bangunan
Undian
 Melakukan Kegiatan  Memperoleh
Impor/Ekspor Penghasilan
 Berpergian Keluar  Memiliki Kendaraan
Negeri Bermotor
Contoh Hutang Pajak
1. PPh Pasal 21 Sebagai 2. PPh Pasal 25 Sebagai Utang
Utang Pajak pada Pajak atas Bunga Pinjaman
Pembayaran Gaji Karyawan Bunga Pinjaman yang diterima oleh WP
Dalam Negeri dipotong PPh Pasal 23 dengan
Pajak Penghasilan (pasal 21) sebagai utang tarif 15% dari jumlah bruto (bagi yang tidak
pajak dapat terjadi apabila Wajib Pajak telah memiliki NPWP dikenakan 100% lebih
melakukan pembayaran gaji dan sejenisnya tinggi). PPh Pasal 23 yang telah dipotong
kepada pegawai, yang atas gaji dan sejenisnya tersebut tidak bersifat final(artinya dapat
tersebut terdapat PPh Pasal 21 yang sudah dikreditkan dalam SPT orang yang
dipotong.Bentuk Pembayaran gaji dan bersangkutan
sejenisnya yang dapat tentang PPh Pasal 21 3. PPh Pasal 23 Sebagai Utang Pajak
antara lain adalah atas pembayaran seperti ini: atas sewa
1. Gaji, Upah, dan Tunjangan Merupakan penghasilan yg diterima/diperoleh
2. Honorarium dan komisi sehubungan dengan kesepakatan untuk
3. Bonus dan THR memberikan hak menggunakan harta selama
4.Uang Pesangon. jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian
tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta
tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima hak
selama jangka waktu yang telah disepakati.
Penagihan Pajak

Pengertian penagihan pajak


Pelaksanaan penagihan yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat
membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam meningkatkan
penerimaan negara dari sektor pajak sehingga tindakan penagihan pajak tersebut dapat
menyelamatkan penerimaan pajak yang tertunda.
Dalam pelaksanaannya penagihan pajak haruslah dilandaskan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sehingga mempunyai kekuatan hukum bagi wajib
pajak maupun aparatur pajaknya.
kegiatan penagihan pajak dilakukan oleh bagian pengohan( seksi penagihan) di Kantor
Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdafar.
Dasar Penagihan Pajak Tindakan Penagihan Pajak

Dalam buku KUP, Dasar penagihan pajak yaitu:


Pasal 18 (1) UU KUP menyebutkan dasar Tindakan penagihan pajak dimulai
penagihan pajak adalah: dengan dikeluarkannya surat
1. Surat Tagihan (STP) teguran, surat paksa, penyitaan,
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan lelang.
Tambahan(SKPKBT)
4. Surat Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak
yang harus dbayar
Daluwarsa Penagihan Pajak

UU KUP juga mengatur mengenai jangka waktu bagi Dirjen Pajak


untuk melakukan penagihan pajak. Apabila sudah melampaui
jangka waktu yang dientukan maka hak untuk melakukan penagihan
pajk tersebut menjadi daluwarsa.
Jangka waktu Hak Penagihan

Pasal 22 UU KUP menyebutkan bahwa hak untuk melakukan penagihan pajak


termasukbunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah
melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan:
1. Surat Tagihan Pajak
2. Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
4. Surat Keputusan Pembetulan
5. Surat Kepututsan Keberatan
6. Putusan Banding
7. putusan Peninjauan Kembali
Hambatan dan Solusi Pelaksanaan Penagihan Pajak dan Surat
Paksa dan Penyitaan dalam Upaya Optimalisasi Penerimaan
Pajak.

Hambatan-hambatan Sebagai Berikut: Solusi:


• Penanggung Pajak tidak kooperatif • Berusaha meningkatkan kualitas
• Wajib Pajak tidak ditemukan pelayanan perpajakan terhadap
disebabkan karena adanya Wajib pajak masyarakat serta memberikan sanksi
yan pindah tanpa memberikan yang tegas bagi wajib pajak yang
pemberitauan sehingga juru sita dengan sengaja tidak membayar pajak
kesulitan mencari objek sita • Koordinasi dengan Pemerintah Daerah
setempat
Terima Kasih :)

Anda mungkin juga menyukai