Anda di halaman 1dari 4

PEDOMAN PENSKORAN TUGAS TUTORIAL KE-1

HUKUM PAJAK
UNIVERSITAS TERBUKA

No Aspek/konsep yang dinilai Skor


1. Dalam Pajak Penghasilan yang telah diatur dengan Undang - Undang Pajak
15
Penghasilan No 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dan terakhir dengan UU
Nomor 36 Tahun 2008, ada kewajiban dari pihak Majikan yang membayar gaji untuk
pegawai tetapnya, maupun tidak tetap, tenaga ahli, honorer dan para penerima
imbalan atas jasa, diwajibkan kepada pihak Majikan untuk memotong pajak
penghasilan atas pembayaran setiap imbalan kepada setiap orang pribadi atau
perorangan. Potongan pajak atas imbalan kepada pihak yang perorangan diatur dalam
pasal 21 UU Pajak Penghasilan. Dari contoh ini dapat dipahami bahwa dalam undang -
undang diatur bagaimana pembayaran karena tergantung juga pada sifat objeknya.
Penghasilan baru diketahui dalam periode tertentu, misal satu tahun takwim untuk
Pajak Penghasilan. Dengan demikian, setelah tahun berakhir baru diketahui berapa 2,5
objeknya. Kalau menunggu pada akhir tahun baru dipungut pajaknya tentunya risiko
sangat besar tidak terpungutnya pajaknya karena uangnya sangat mungkin sudah 2,5
terpakai oleh wajib pajak, sehingga perlu adanya aturan bagaimana cara
pembayarannya, yaitu:
1. Mencicil. yaitu setiap bulan Subjek Pajak wajib mencicil jumlah tertentu, yang
diatur dalam pasal 25 UU PPh
2. Dipotong Pihak Lain: disebut pemotongan pajak, ini diatur dalam:
 Pasal 21 UU PPh sebagaimana dikemukakan di atas, apabila ada 2,5
pembayaran imbalan jasa kepada perorangan.
 Pasal 23 UU PPh dipotong oleh pihak yang membayarkan imbalan bila
2,5
melakukan pembayaran balas jasa selain yang sudah dipotong PPH 21
 Pasal 26 UU PPh dipotong oleh pihak yang membayarkan jasa ke pada pihak
luar negeri.
3. Dipungut, dipungut pajak bila melakukan transaksi tertentu : misal pada waktu
Impor, membeli barang tertentu terutama barang mewah, kendaraan bermotor
misalnya dipungut pajak berdasarkan pasal 22. Dalam pasal 22 juga diatur juga
kewajiban badan pemerintah, BUMN, BUMD untuk memotong PPh 22.
4. Kredit Pajak, maksudnya pajak-pajak yang telah dicicil dan dipotong maupun
dipungut termasuk yang sudah dibayar diluar negeri (pasal 24) dapat
diperhitungkan dengan hutang pajak pada akhir tahun.
Kata kunci : cara pembayaran, pajak penghasilan

Skor maksimal 25

2.
Yang seharusnya dilakukan oleh Direktur CV. DIGITAL PRINTING adalah membayar
12,5
utang pajak tersebut atau melunasi nya. Umumnya utang pajak berakhir dengan
pembayaran ke kas negara atau tempat lain yang ditunjuk oleh negara, yaitu oleh
Menteri Keuangan, seperti bank-bank pemerintah, serta kantor pos dan giro.
Pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai.

Apabila kasus nya berbeda, 5 kemungkinan yang membuat berakhirnya utang pajak
lainnya, yaitu

1. Kompensasi (Pengimbangan)
Kompensasi dapat dilakukan atas pembayaran atau pengalihan pajak Dalam
Hukum Pajak, kompensasi pembayaran dapat dilakukan jika Wajib Pajak untuk
satu jenis pajak mempunyai kelebihan pembayaran pajak, sedangkan untuk
lain jenis terdapat kekurangan pembayaran pajak. Jadi, pada intinya
kompensasi itu adalah pemindahan kelebihan pajak suatu jenis pajak dengan 2,5
menutup kekurangan utang pajak yang lain.

2. Penghapusan Utang
Dimungkinkan berakhirnya pajak melalui penghapusan terhadap kewajiban
pajak karena Wajib Pajak mengalami kebangkrutan sehingga mengalami
kesulitan keuangan. Untuk menentukan apakah seorang wajib pajak pailit
2,5
penyelidikan yang saksama oleh fiskus, dengan tujuan nantinya tindakan
fiskus dapat dipertanggungjawabkan.

3. Daluwarsa atau Lewat Waktu


Utang pajak akan berakhir jika telah melewati kadaluwarsa. Kadaluwarsa
suatu utang pajak disebabkan sudah lamanya penerbitan SKP yang
dikeluarkan oleh negara, sedangkan lama waktu dari SKP tersebut ditentukan
dalam undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 13 dan Pasal 22 yang
2,5
menyebutkan bahwa kadaluwarsa penetapan dan penagihan pajak lampau
waktu setelah 5 (lima) tahun yang berarti apabila setelah lewat dari batas
waktu tersebut maka utang pajak menjadi daluwarsa. Dalam pasal 22
disebutkan: Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda,
kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5
(lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.
4. Pembebasan
Pembebasan merupakan pengakhiran utang pajak yang dilakukan oleh fiscus
tanpa persetujuan pihak Wajib Pajak. Hal ini dilakukan jika ada permohonan
atau keadaan ekonomi Wajib Pajak yang mengalami kemunduran keuangan
2,5
atau Wajib Pajak tidak mempunyai harta lagi berdasarkan surat keterangan
dari Pemerintah Daerah setempat.

5. Penundaan Penagihan
Dengan cara ini, penagihan pajak terutang dapat ditunda dalam jangka waktu
tertentu. Jika Wajib Pajak ternyata mampu kembali untuk melunasi, atau
dengan diberikan izin untuk menyicil.

2,5
Kata kunci : pelunasan/pembayaran, berakhir hutang pajak

Skor maksimal 25

3 Sejalan dengan upaya peningkatan good governance di Indonesia. Hubungan hukum 12,5
pajak dengan hukum lain, pada dasarnya akan terjadi sesuai kebutuhan saling
melengkapi. Pajak dilihat dari keberlakuannya dapat dikatakan sebagai lex specialist
dalam arti dalam setiap undang-undang subjek hukum akan menjadi subjek pajak,
apabila melakukan transaksi atau terdapat kejadian yang menimbulkan hutang pajak.
Disisi lain undang-undang yang mengatur hal tertentu akan menyediakan pasal yang
memfasilitasi pelaksanaan perpajakan. Contoh dalam Undang-Undang Perbankan
sebagai berikut:
a) Pendapatan dari perbankan yang menghasilkan pendapatan harus
menghitung pajak yang terutang sesuai dengan undang-undang pajak yang
bersangkutan. Misal untuk pendapatan bunga, akan terkait dengan undang-
undang pajak.
b) Pembelian jaminan ataupun penjualan jaminan dengan lelang ataupun 12,5
penjualan langsung, aspek pajak harus dilaksanakan.
c) Pembayaran imbalan bunga kepada penabung, peraturan untuk tingkaat
bunga dan sebagainya, diatur secara teknis dalam peraturan perbankan,
sedangkan dengan adanya transaksi-transaksi tersebut kewajiban perpajakan
harus dilaksanakan sesuai pengaturan pajak yang berlaku.
d) Undang-undang perbankan memberikan fasilitas dalam melaksanakan
undang-undang pajak diatur dalam pasal 41 Undang-undang perbankan
Kata kunci : lex specialist

Skor maksimal 25

4 a. self assement system yang berarti Wajib Pajak yang menurut undang-undang 12,5
pajak mempunyai kewajiban pajak, wajib menyelesaikan kewajiban pajak yang
terutang kepada negara. Hal ini mempunyai maksud dan pengertian bahwa
dengan self assessment tidak berarti hanya menghitung, membayar, dan
melaporkan kewajiban pajak sendiri, melainkan mulai dari memperoleh sarana
untuk menyelesaikan utang pajak, yaitu harus mendapatkan Nomor Pokok
Wajib Pajak. (NPWP). Agar dapat melakukan pembayaran dan melaporkan
pajak, menyelesaikan semua kewajiban dan mendapatkan haknya sebagai
wajib pajak. Self assessment dalam konteks menyelesaikan kewajiban pajak,
bukan sukarela membayar pajak. Membayar sesuai keinginan wajib pajak
berapa yang mau dibayarnya. Sebagian atau sangat mungkin sebagian besar
membayar pajak berdasarkan kemauannya, dengan menghitung berapa pajak
yang mau dibayar, tapi bukan yang seharusnya dibayar. Harus disadari self
assessment bukan berarti voluntary dalam membayar pajak.

b. Ketentuan perundang udangan yaitu Pasal 2 undang-undang KUP yang


mengatur self assessment dalam memperoleh NPWP dan PKP adalah KUP
12,5
Pasal 2 ayat 1 dan KUP Pasal 2 ayat 2. KUP Pasal 2 ayat 1 menyatakan
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Sedangkan KUP Pasal 2 ayat 2
menyatakan Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak

Kata Kunci : self assessment, KUP Pasal 2 ayat 1, KUP Pasal 2 ayat 2

Skor maksimal 25

Skor Total 100


*) coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai