Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1 HUKUM PAJAK

NAMA : JULIA DWI LESTARI


NIM / PRODI : 045211798 / S1 AKUNTANSI

1. Dalam UU Pajak Penghasilan diatur bagaimana cara pembayarannya, yaitu :


a. Mencicil  WP mencicil dalam jumlah tertentu diatur dalam pasal 25 UU PPh
b. Dipotong/dipungut pihak lain  diatur dalam pasal
 Pasal 23 UU PPh dipotong oleh pihak yang membayarkan imbalan bilan melakukan
pembayaran balas jasa
 Pasala 26 UU PPh dipotong oleh phak yang membayarkan jasa kepada pihak luar
negeri
 Pasla 21 UU PPh pembyaran balas jasa kepada perorangan
c. Dipungut  jika melakukan suatu transaksi, contohnya kegiatan impor barang mewah maka
akan dikenakan pajak sesuai dengan pasal 22. Yang mana dalam pasal tersebut juga
mengatur kewajiban badan pemerintah, BUMN, BUMD, untuk memotong PPh 22
d. Kredit pajak  pajak yang telah dicicil atau dipotog sudah dibayar diluar negeri (pasal 24)
diperhitungkan denga hutnag pajak akhir tahun.
2. Terdapat beberapa langkah yang dapt di tempuh oleh CV Digital Printing untuk menghindari sita
lelang oleh dirjen pajak :
a. Pelunasan utang pajak  WP harus segera melakukan pelunasan pajak untuk menghindari
penyitaan aset berupa berupa mesin cetak digital . karena CV tersebut sebenranya memiliki
dana yang cukup untuk melakukan pembayaran pajak kepada negara
b. Mengajukan penundaan pembayaran pajak  hal ini dapat dilakukan oleh WP apabila WP
tidak mampu melakukan pelunasan pajak disebabakan kesulitan keuangan. Aparatur akan
memberikan jangka waktu tertentu yang sebelumnya juga sudah disepakati oleh WP
c. Pembayaran pajaka dnegan cara mengangsur  langkah lain yang dapat ditempuh apabilan
WP mengalami kesulitan keuangan untuk membayar pajaknya adalah dengan cara
mengajukan cara pembayaran mengangsur. WP bisa berkoordinasi dengan dirjen pajak
untuk mengajukan skema pembayaran angsuran yang sesuai dengan kemampuan keuangan
yang dimiliki oleh WP
d. Pengajuan banding  apabila terdapat kesalahan mengenai jumlah pajak terutang WP
dapat mengajukan banding ke kantor dirjen pajak. Dalam kasus ini WP wajib meyertakan
beberapa dokumen yang mendukung argumennya jika nilai pajak yang ditetapakan pleh
aparat tidak sesuai.
Namun, jika kasus berbeda berikut ini ada beberapa hal yang membuat berakhirnya utang pajak,
yaitu :
a. Pembayaran utang pajak
b. Penghapusan utang pajak
c. Pailit
d. Penghapusan utang pajak karena kepresidenan
e. Kesepakatan pembayaran
3. Sistem hukum terdiri dair unsur yang mempunyai hubungan khusus dan merupakan sistem
terbuka. Sebab memiliki hubungan timbal balik dan berpengaruh bagi lingkungan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo yang menyatakan hukum tidak mungkin
lengkap karena memungkinkan penafsiran yang berbeda dan luas. Hubungan hukum pajak
dengan hukum lainnya saling melengkapi dan dalam pelaksanaanya bersifat lex specialist yang
artinya tiap UU subjek hukum akan menjadi subjek pajak, apabila melakukan transaksi yang
TUGAS 1 HUKUM PAJAK

NAMA : JULIA DWI LESTARI


NIM / PRODI : 045211798 / S1 AKUNTANSI

menimbulkan hutang pajak. Disisi lain UU yang hal tertentu akan menyediakan pasala yang
memfasilitasi pelaksanaan perpajakan. Contohnya dalam hukum perbankan :
a. Pembelian maupun penjulan jaminan dengan lelang
b. Pendapatan dari perbankan yang menghasilkan pendapatan harus menghitung pajak yang
terutang
c. Pembayaran bunga kepada nasabah, tingkat bunga, dll.
Contoh lain adalah korelasi antara hukum pajak dengan hukum perdata, sebab hukum pajak
memungut pajak atas beberapa kondisi yakni peristiwa (kematina, kelahiran), keadaan
(kekayaan), perbuatan (jual beli, sewa) yang diatur dalam hukum perdata. Pengaruh hukum
pajak terhadap hukum perdata akibat lex specialist, sehingga dalam setiap UU, penafsiran yang
harus dianut pertama kali adalah yang terdapat dalam ketentuan khusus.
4. Metode self asessment merupakan sebuah metode dimana negara membebaskan atau
memberi kepercayaan kepada setiap wajib pajak untuk mengihitung sendiri pajak terutang.
Dimana wajib pajak menghitung, menyetor, melaporkan sendiri pajak terutangnya kepada
negara. Hal ini sesuai dengan perubahan ketentuan peraturan perundangan perpajakna tahun
1983 yang menggantukan peraturan perpajakan ordonansi PPs 1925 an ordonansi PPd 1944.
Penerapan metode self asessment bagi wajib pajak berfungsi untuk menumbuhkan kesadaran
wajib pajak bagi masyarakat untuk membayar pajak secara sukarela. Yang tentunya dengan hasil
penerimaan pajak mendukung pemerintah dalam peningkatan good government and services,
yang tentunya masyarakat luas juga bisa merasakan dampak positif dari pembayaran pajak oleh
WP.
Penerapana self asessmet sesuai dengan peraturan perundangan No 28 Tahun 2007 tentang
tata cara dan keetentuan umum perpajakan. Dimana WP mendaftarkan diri ke dirjen pajak,
sedangkan aparatur bertugas untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap pelanggar, fungsi
penyulluhan, kemudahan akses bagi WP. Dasar hukum berlakunya self asessment juga terdapat
pada pasa 12 ayat 1 UU No. 6 Tahun 1983 yang beberapa kali digubah menjadi UU No 28 Tahun
1983 yang berbunyi “Setiap wajib pajak wajib membayar pajak terutang berdasarkan UU,
dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak”.

Sumber :
https://klikpajak.id/blog/ketahui-kedudukan-hukum-pajak-di-indonesia/
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSI420203-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai