Anda di halaman 1dari 7

Nama : Feby Az Zahra

Nim : 043655201

Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

1. a. Dasar Hukum Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) ditetapkan berdasarkan atas Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP dinyatakan
dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan
Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32
mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa
Keuangan. Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran
III. Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan,
yang merupakan konsep dasar penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi
Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan,
penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam
mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP - adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah. Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah
terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, Pemerintah
telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan
basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Penerapan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan
dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 perlu diganti. Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah ini meliputi
SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual.SAP Berbasis Akrual
terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera
diterapkan oleh setiap entitas. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II
berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP
Berbasis Akrual. Penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual ini dilaksanakan sesuai
dengan jangka waktu sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.Selanjutnya, setiap
entitas pelaporan, baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib
melaksanakan SAP Berbasis Akrual.Walaupun entitas pelaporan untuk sementara
masih diperkenankan menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, entitas pelaporan
diharapkan dapat segeramenerapkan SAP Berbasis Akrual. Laporan keuangan yang
dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untuk memberi
manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun
pemeriksa laporan keuangan Pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan.Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang
dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Selain mengubah basis SAP dari
kas menuju akrual menjadi akrual, Peraturan Pemerintah ini mendelegasikan perubahan
terhadap PSAP diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.Perubahan terhadap PSAP
tersebut dapat dilakukan sesuai dengan dinamika pengelolaan keuangan negara.
Meskipun demikian, penyiapan pernyataan SAP oleh KSAP tetap harus melalui proses
baku penyusunan SAP dan mendapat pertimbangan dari BPK. Peraturan Pemerintah
Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan ditetapkan di Jakarta
oleh Presiden Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 22 Oktober 2010.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
diundangkan Menkumham Patrialis Akbar pada tanggal 22 OkPertimbangan penetapan
PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Pasal 184 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;tober 2010 di Jakarta.

Sumber : BMP EKSI4207 MODUL 2


https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-71-2010-standar-akuntansi-pemerintahan

b. Perbedaan SAP versi terbaru dengan PP No 24 Tahun 2005, dilihat dari:


a. Ruang lingkup dan basis akuntansi
Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis
akrual. Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun
laporan keuangan suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan
keuangan konsolidasian, tidak termasuk perusahaan negara/daerah
Perbedaan berdasar basis akuntansi:
PP No. 24 Tahun 2005 : Basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
pembiayaan dalam LRA. Basis akrual untuk pengakuan aset, keajiban dan ekuitas
dalam neraca. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
yaitu basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan dan
basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Penggunaan
sepenuhnya basis akrual bersifat opsional.
PP No. 71 tahun 2010 : Basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,
kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis
kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas. Bilamana anggaran disusun dan
dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.
Komponen laporan keuangan Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set
laporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan
laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran 4. Laporan Operasional
2. Laporan Perubahan Saldo 5. Laporan Arus Kas
Anggaran Lebih 6. Laporan Perubahan Ekuitas
3. Neraca 7. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Arus Kas hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya
disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun
laporan keuangan konsolidasiannya.

PP No. 24 tahun 2005 PP No. 71 tahun 2010


LAPORAN PERUBAHAN SAL LAPORAN PERUBAHAN SAL
Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL menyajikan
secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:
1. Saldo Anggaran Lebih awal;
2. Penggunaan Saldo Anggaran
Lebih;
3. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan
Anggaran tahun berjalan;
4. Koreksi Kesalahan Pembukuan
tahun Sebelumnya; dan
5. Lain-lain;
6. Saldo Anggaran Lebih Akhir.

NERACA NERACA
Ekuitas Dana terbagi; Hanya Ekuitas, yaitu kekayaan bersih
 Ekuitas Dana Lancar: selisih pemerintah yang merupakan selisih antara
antara aset lancar dan kewajiban aset dan kewajiban pemerintah pada
jangka pendek, termasuk sisa tanggal laporan.
lebih pembiayaan anggaran/saldo Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo
anggaran lebih akhir ekuitas pada Laporan Perubahan
 Ekuitas Dana Investasi: Ekuitas
mencerminkan kekayaan
pemerintah yang tertanam dalam
investasi jangka panjang, aset
tetap, dan aset lainnya, dikurangi
dengan kewajiban jangka panjang
PP No. 24 tahun 2005 PP No. 71 tahun 2010
 Ekuitas Dana Cadangan :
mencerminkan kekayaan
pemerintah yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.

LAPORAN ARUS KAS LAPORAN ARUS KAS


 Disajikan oleh unit yang  Disajikan oleh unit yang
mempunyai fungsi mempunyai fungsi perbendaharaan
perbendaharaan umum (Par
Arus masuk dan keluar kas  Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan diklasifikasikan berdasarkan
berdasarkan aktivitas operasi, aktivitasoperasi, investasi,
investasi aset non keuangan, pendanaan, dan transitoris
pembiayaan, dan non anggaran

LAPORAN KINERJA KEUANGAN LAPORAN OPERASIONAL


 Bersifat optional  Merupakan Laporan Keuangan
 Disusun oleh entitas pelaporan Pokok
yang menyajikan laporan berbasis  Menyajikan pos-pos sebagai
akrual berikut:
 Sekurang-kurangnya menyajikan a. Pendapatan-LO dari kegiatan
pos-pos : operasional;
a. Pendapatan dari kegiatan b. Beban dari kegiatan
operasional; operasional ;
b. Beban berdasarkan klasifikasi c. Surplus/defisit dari Kegiatan
fungsional dan klasifikasi Non Operasional, bila ada;
ekonomi; d. Pos luar biasa, bila ada;
c. Surplus atau defisit. e. Surplus/defisit-LO.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


 Bersifat optional  Merupakan Laporan Keuangan
 Sekurang-kurangnya menyajikan Pokok
pos-pos:  Sekurang-kurangnya menyajikan
a. Sisa Lebih/Kurang pos-pos:
Pembiayaan Anggaran; a. Ekuitas awal;
b. Setiap pos pendapatan dan b. Surplus/defisit-LO pada
belanja beserta totalnya seperti periode bersangkutan;
diisyaratkan dalam standar- c. Koreksi-koreksi yang langsung
standa lainnya, yang diakui menambah/mengurangi ekuitas,
secara langsung dalam ekuitas; misalnya: koreksi kesalahan
c. Efek kumulatif atas perubahan mendasar dari persediaan yang
kebijakan akuntansi dan terjadi pada periode-periode
koreksi kesalahan yang sebelumnya dan perubahan
mendasar diatur dalam suatu nilai aset tetap karena revaluasi
standar terpisah . aset tetap.
d. Ekuitas akhir.
PP No. 24 tahun 2005 PP No. 71 tahun 2010
CALK CALK
Pada dasarnya hampir sama dengan PP Perbedaan yang muncul hanya
baru dikarenakan komponen laporan
keuangan yang berbeda dengan PP lama

Dari kesimpulan diatas dapat ditarik bahwa pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 ada penambahan komponen laporan keuangan yaitu laporan Saldo Anggaran Lebih
(SAL), Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, namun untuk Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tidak disajikan tiga komponen laporan tersebut, dan
penyajian laporan keuangan berbasis accrul lebih luas cakupannya dari pada cash basis.

Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_riwayat_penelitian_1_dir/ff3e338715242af40b936dfdc
fc6c586.pdf
https://bhaskoroperwiro.wordpress.com/2014/11/06/perbedaan-antara-pp-242005-dan-pp-
712010-akuntansi-pemerintahan/

2. Jenis laporan dalam basis kas menuju akrual dan basis akrual dan/atau perlakuan pencatatan
Pilihan Jawaban
 laporan realisasi anggaran
 laporan perubahan SAL
 neraca dengan ekuitas dirinci
 neraca dengan ekuitas tidak dirinci
 laporan operasional
 laporan perubahan ekuitas
 laporan arus kas
 catatan atas laporan keuangan
 penerimaan dan pengeluaran diakui dan dicatat pada saat kas diterima/diakui
 penerimaan dan pengeluaran diakui dan dicatat pada saat timbulnya hak dan kewajiban
tanpa memperhatikan kas diterima/dikeluarkan

No Basis kas menuju akrual Basis akrual


1. laporan realisasi anggaran laporan realisasi anggaran
2. laporan perubahan SAL
3. neraca dengan ekuitas dirinci neraca dengan ekuitas tidak dirinci
4. laporan operasional
5. laporan perubahan ekuitas
6. laporan arus kas laporan arus kas
7. catatan atas laporan keuangan catatan atas laporan keuangan
8. penerimaan dan pengeluaran diakui dan penerimaan dan pengeluaran diakui dan
dicatat pada saat kas diterima/diakui dicatat pada saat timbulnya hak dan
kewajiban tanpa memperhatikan kas
diterima/dikeluarkan
Sumber : https://www.scribd.com/document/326131251/Perbedaan-SAP-Berbasis-Kas-
Menuju-Akrual-Dengan-SAP-Berbasis-Akrual
https://www.integrasi-edukasi.org/sistem-informasi-akuntansi-berbasis-kas-vs-basis-akrual/
3. Ringkasan laporan realisasi APBN Tahun Anggaran 2019
(Rp Trilliun)
Uraian Realisasi anggaran TA 2019 (audited) Realisasi
Anggaran Realisasi % TA 2018
Pendapatan negara dan hibah 2.165,11 1.960,63 90,56 1.943,67
Belanja negara: 2.461,11 2.309,28 93,83 2.213,11
I. belanja pemerintah pusat 1.634,33 1.496,31 91,55 1.455,32
II. transfer ke daerah dan dana desa 826,77 812,97 98,33 757,79
Surplus (defisit anggaran) (296,00) (348,65) 117,79 (269,44)
Pembiyaan netto 296,00 402,05 135,83 305,69
siLPA (siKPA) 53,39 36,24

a. realisasi transfer ke daerah dan dana desa tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar Rp
55,18 trilliun atau 7,28% dibandingkan tahun 2018
b. realisasi pendapatan negara dan hibah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar Rp
16,96 trilliun atau 0,87% dibandingkan tahun 2018. Adakah pendapat yang bisa anda
tambahkan terhadap peningkatan ini?
Realisasi pendapatan negara terdiri dari realisasi Penerimaan Perpajakan sebesar
Rp1.546,14 triliun atau sebesar 86,55 persen dari target APBN tahun 2019, realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp408,99 triliun atau mencapai 108,11
persen dari target APBN tahun 2019, serta Hibah sebesar Rp5,50 triliun atau persentase
capaian sebesar 1.262,86 persen dibandingkan dengan target APBN tahun 2019.
Realisasi pendapatan negara masih tumbuh positif meski masih tertahan sebagai imbas
dari perlambatan ekonomi global. Pertumbuhan ini dapat dicapai sebagai hasil dari tren
pertumbuhan ekonomi yang dijaga dengan intensif, didukung oleh konsumsi domestik
yang tumbuh stabil serta pertumbuhan investasi sebagai dampak kelanjutan
pembangunan infrastruktur. Pada tahun 2019 terdapat pertumbuhan perpajakan
diakrenakan kebijakan pemerintah yang konsisten dalam mendorong investasi dan
produktivitas memberikan dampak positif bagi perekonomian yang pada akhirnya
mampu mendukung peningkatan kinerja pendapatan negara. Peningkatan pendapatan
negara juga diimbangi oleh upaya pemerintah dalam mendorong daya beli dan
produktivitas masyarakat melalui program-program seperti penyaluran Program
Keluarga Harapan (PKH), percepatan pencairan iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI),
serta percepatan penyaluran subsidi pupuk dan subsidi kredit program.
c. pada tahun 2019 terjadi SiLPA atau SiKPA? Berapa peningkatan/penurunannya?
Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara sebesar Rp1.960.633.583.585.989 dan realisasi
Belanja Negara sebesar Rp2.309.287.309.507.383, maka Defisit Anggaran pada TA
2019 adalah sebesar Rp348.653.725.921.394. Sementara itu, realisasi Pembiayaan (Neto)
pada TA 2019 adalah sebesar Rp402.051.510.185.251 yang terdiri dari Pembiayaan
Dalam Negeri (Neto) sebesar Rp419.550.747.504.799 dan Pembiayaan Luar Negeri
(Neto) sebesar minus Rp17.499.237.319.548. Pembiayaan (Neto) sebesar
Rp402.051.510.185.251 untuk menutupi Defisit Anggaran sebesar
Rp348.653.725.921.394 tersebut mengakibatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SiLPA) TA 2019 sebesar Rp53.397.784.263.857.
Jadi pada tahun 2019 terjadi SiLPA dan mengalami peningkatan sebesar Rp 17,15
trilliun atau
d. Berdasarkan realisasi pendapatan negara dan hibah, dan realisasi belanja negara terdapat
defisit anggaran sebesar Rp 348,65 triliun

Sumber : https://www.bpk.go.id/assets/files/lkpp/2019/lkpp_2019_1594712816.pdf

Anda mungkin juga menyukai