Nim : 043655201
NERACA NERACA
Ekuitas Dana terbagi; Hanya Ekuitas, yaitu kekayaan bersih
Ekuitas Dana Lancar: selisih pemerintah yang merupakan selisih antara
antara aset lancar dan kewajiban aset dan kewajiban pemerintah pada
jangka pendek, termasuk sisa tanggal laporan.
lebih pembiayaan anggaran/saldo Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo
anggaran lebih akhir ekuitas pada Laporan Perubahan
Ekuitas Dana Investasi: Ekuitas
mencerminkan kekayaan
pemerintah yang tertanam dalam
investasi jangka panjang, aset
tetap, dan aset lainnya, dikurangi
dengan kewajiban jangka panjang
PP No. 24 tahun 2005 PP No. 71 tahun 2010
Ekuitas Dana Cadangan :
mencerminkan kekayaan
pemerintah yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
Dari kesimpulan diatas dapat ditarik bahwa pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 ada penambahan komponen laporan keuangan yaitu laporan Saldo Anggaran Lebih
(SAL), Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, namun untuk Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tidak disajikan tiga komponen laporan tersebut, dan
penyajian laporan keuangan berbasis accrul lebih luas cakupannya dari pada cash basis.
Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_riwayat_penelitian_1_dir/ff3e338715242af40b936dfdc
fc6c586.pdf
https://bhaskoroperwiro.wordpress.com/2014/11/06/perbedaan-antara-pp-242005-dan-pp-
712010-akuntansi-pemerintahan/
2. Jenis laporan dalam basis kas menuju akrual dan basis akrual dan/atau perlakuan pencatatan
Pilihan Jawaban
laporan realisasi anggaran
laporan perubahan SAL
neraca dengan ekuitas dirinci
neraca dengan ekuitas tidak dirinci
laporan operasional
laporan perubahan ekuitas
laporan arus kas
catatan atas laporan keuangan
penerimaan dan pengeluaran diakui dan dicatat pada saat kas diterima/diakui
penerimaan dan pengeluaran diakui dan dicatat pada saat timbulnya hak dan kewajiban
tanpa memperhatikan kas diterima/dikeluarkan
a. realisasi transfer ke daerah dan dana desa tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar Rp
55,18 trilliun atau 7,28% dibandingkan tahun 2018
b. realisasi pendapatan negara dan hibah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar Rp
16,96 trilliun atau 0,87% dibandingkan tahun 2018. Adakah pendapat yang bisa anda
tambahkan terhadap peningkatan ini?
Realisasi pendapatan negara terdiri dari realisasi Penerimaan Perpajakan sebesar
Rp1.546,14 triliun atau sebesar 86,55 persen dari target APBN tahun 2019, realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp408,99 triliun atau mencapai 108,11
persen dari target APBN tahun 2019, serta Hibah sebesar Rp5,50 triliun atau persentase
capaian sebesar 1.262,86 persen dibandingkan dengan target APBN tahun 2019.
Realisasi pendapatan negara masih tumbuh positif meski masih tertahan sebagai imbas
dari perlambatan ekonomi global. Pertumbuhan ini dapat dicapai sebagai hasil dari tren
pertumbuhan ekonomi yang dijaga dengan intensif, didukung oleh konsumsi domestik
yang tumbuh stabil serta pertumbuhan investasi sebagai dampak kelanjutan
pembangunan infrastruktur. Pada tahun 2019 terdapat pertumbuhan perpajakan
diakrenakan kebijakan pemerintah yang konsisten dalam mendorong investasi dan
produktivitas memberikan dampak positif bagi perekonomian yang pada akhirnya
mampu mendukung peningkatan kinerja pendapatan negara. Peningkatan pendapatan
negara juga diimbangi oleh upaya pemerintah dalam mendorong daya beli dan
produktivitas masyarakat melalui program-program seperti penyaluran Program
Keluarga Harapan (PKH), percepatan pencairan iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI),
serta percepatan penyaluran subsidi pupuk dan subsidi kredit program.
c. pada tahun 2019 terjadi SiLPA atau SiKPA? Berapa peningkatan/penurunannya?
Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara sebesar Rp1.960.633.583.585.989 dan realisasi
Belanja Negara sebesar Rp2.309.287.309.507.383, maka Defisit Anggaran pada TA
2019 adalah sebesar Rp348.653.725.921.394. Sementara itu, realisasi Pembiayaan (Neto)
pada TA 2019 adalah sebesar Rp402.051.510.185.251 yang terdiri dari Pembiayaan
Dalam Negeri (Neto) sebesar Rp419.550.747.504.799 dan Pembiayaan Luar Negeri
(Neto) sebesar minus Rp17.499.237.319.548. Pembiayaan (Neto) sebesar
Rp402.051.510.185.251 untuk menutupi Defisit Anggaran sebesar
Rp348.653.725.921.394 tersebut mengakibatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SiLPA) TA 2019 sebesar Rp53.397.784.263.857.
Jadi pada tahun 2019 terjadi SiLPA dan mengalami peningkatan sebesar Rp 17,15
trilliun atau
d. Berdasarkan realisasi pendapatan negara dan hibah, dan realisasi belanja negara terdapat
defisit anggaran sebesar Rp 348,65 triliun
Sumber : https://www.bpk.go.id/assets/files/lkpp/2019/lkpp_2019_1594712816.pdf