NPM : C1C020041
Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
Kelas : 5B S1 AKUNTANSI
Jawaban :
3. Hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan, yaitu:
(a) Materialitas yaitu ambang batas salah saji informasi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Laporan keuangan pemerintah memuat segala informasi, namun
laporan keuangan tersebut hanya diwajibkan untuk memuat informasi yang memenuhi
kriteria materialitas apabila kelalaian dalam mencantumkan informasi tersebut tidak
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
Dan sebaliknya, apabila kelalaian atau kesalahan dalam menyajikan informasi tersebut
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna informasi tersebut maka laporan keuangan
tersebut dipandang material.
(b) Pertimbangan biaya dan manfaat yaitu Manfaat yang dihasilkan dari informasi
seharusnya melebihi dari biaya penyusunananya. Oleh karena itu, laporan keuangan
pemerintah tidak seharusnya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil
dari biaya penyusunannya. Namun, evaluasi dari biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial.
(c) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif yaitu diperlukan untuk mencapai
suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan
dipenuhi oleh pelaporan keuangan pemerintah.
PP No 71 Tahun 2010
1. LRA meliputi Pendapatan, LRA, Belanja, Transfer, Pembiayaan
2. Laporan Perubahan SAL Laporan Finansial meliputi Neraca, Aset,
kewajiban, ekuitas (Par 60-83)
3. Laporan Operasional (LO) meliputi Pendapatan, LO, Beban, Transfer, Pos
Luar Biasa
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) yaitu Kenaikan dan penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya
5. Laporan Arus Kas meliputi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas
6. CalK
6. Hubungan antara visi dan misi kepala daerah dengan proses anggaran di pemerintah
daerah adalah karena Pemerintah Daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah yang memuat uraian dan penjabaran mengenai visi, misi dan
program kepala daerah dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dengan memuat hal-hal
tentang arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum
daerah, program serta kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam
renstra dengan acuan kerangka pagu indikatif.
7. Pendekatan penyusunan anggaran pemerintah di Indonesia Terdiri dari
Penganggaran Terpadu, pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK),
dan pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).
Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah. Keterkaitan ketiga struktur APBD sebagai berikut:
1. Penganggaran pendapatan dan belanja Anggaran ini disajikan terlebih
dahulu sebelum anggaran belanja. Pendapatan daerah dikurangi dengan
belanja daerah. Hasil yang didapat bisa surplus atau defisit. Jika surplus
yang didapat berarti pendapatan lebih besar dari pada belanja. Sedangkan
defisit berarti belanja lebih besar dibandingkan pendapatan.
2. Penggaran pembiayaan Anggaran ini terdiri dari penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan. Selanjutnya, penerimaan dikurangi dengan
pengeluaran yang kemudian disebut dengan pembiayaan neto. Kemudian,
pembiayaan neto ditambah dengan surplus atau defisit. Hasil penjumlahan
tersebut disebut dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA).
8. Fungsi KUA adalah Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah
dan rujuk. Fungsi PPAS adalah untuk menentukan skala prioritas pembangunan daerah,
menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan, dan menyusun plafon anggaran
sementara untuk masing-masing program/kegiatan.
9. Keterkaitan RPJMN dengan RPJMD di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan
Daerah, Rencana Pembangunan jangka menengah Nasional dan Daerah, Renstra KL dan SKPD,
RKP dan RKPD, dan Rencana kerja kementrian Lembaga dan Renja SKPD.