Anda di halaman 1dari 5

Nama : LIZA OLIVIA

NPM : C1C020041
Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
Kelas : 5B S1 AKUNTANSI
Jawaban :

1. Akuntansi pemerintahan adalah suatu aktivitas yang memberikan jasa untuk


menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran
atas informasi keuangan tersebut.
Siklus akuntansi pemerintah adalah sebuah proses akuntansi yang mencatat berbagai
bukti transaksi keuangan pemerintah secara teratur untuk dijadikan sebuah laporan atau
informasi akuntansi pemerintah dalam kurun waktu tertentu.

2. Kelebihan Accrual Basis

1. Menunjukkan Gambaran Jelas Pendapatan


2. Sebagai Acuan Modal
3. Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Langsung Diakui
4. Memudahkan untuk Pengukuran Aset, Kewajiban, dan Ekuitas
5. Informasi Lebih Akurat dan Jelas
6. Mengurangi Risiko Kerugian jangka pendek dan jangka panjang
Kekurangan Accrual Basis
1. Bisa Mengurangi Pendapatan
2. Risiko Pendapatan Tak Tertagih
3. Pembentukan Cadangan Bisa Mempengaruhi Pendapatan
4. Entitas Tidak Mempunyai Perkiraan Tepat
5. Bisa Mengakibatkan Penurunan Ekuitas
6. Biaya Administrasi Lebih Mahal

Kelebihan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis


1. Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
2. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban
telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan
pendapatan
3. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar mencerminkan
posisi yang sebenanya.
4. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan·
5. laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat
laporan tersebut.
6. Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum
tertagih.
Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
1. Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.
2. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan
pendapatan sampai diterimanya uang kas.
3. Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi
piutang tak tertagih.
4. Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko, warung, mall
(retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah
ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).
5. Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
6. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan diakui
pada saat kas masuk atau keluar.
7. Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena selalu
berpatokan kepada kas.
Akuntansi pemerintah harus menggunakan basis akrual karena penerapan akuntansi berbasis
akrual dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas penyajian laporan keuangan pemerintah dan
menyajikan data yang akurat dalam mengukur kinerja pemerintah.

3. Hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan, yaitu:
(a) Materialitas yaitu ambang batas salah saji informasi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Laporan keuangan pemerintah memuat segala informasi, namun
laporan keuangan tersebut hanya diwajibkan untuk memuat informasi yang memenuhi
kriteria materialitas apabila kelalaian dalam mencantumkan informasi tersebut tidak
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
Dan sebaliknya, apabila kelalaian atau kesalahan dalam menyajikan informasi tersebut
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna informasi tersebut maka laporan keuangan
tersebut dipandang material.
(b) Pertimbangan biaya dan manfaat yaitu Manfaat yang dihasilkan dari informasi
seharusnya melebihi dari biaya penyusunananya. Oleh karena itu, laporan keuangan
pemerintah tidak seharusnya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil
dari biaya penyusunannya. Namun, evaluasi dari biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial.
(c) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif yaitu diperlukan untuk mencapai
suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan
dipenuhi oleh pelaporan keuangan pemerintah.

Keseimbangan antar karakteristik kualitatif antara relevansi dengan keterandalan bisa


tercapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang
diharapkan dipenuhi oleh pelaporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar
karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan.
Penentuan tingkat kepentingan antar dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan
masalah pertimbangan professional.
4. Perbedaan PP No 24 tahun 2005 dengan PP No 71 tahun 2010
a) Dalam hal unsur-unsur laporan keuangan
PP No 24 tahun 2005
1. LRA meliputi Pendapatan, Belanja, Transfer, Pembiayaan
2. Neraca meliputi Aset, Kewajiban, Ekuitas Dana (Ekuitas dana lancar, investasi
dan dana cadangan) (Par 57-77)
3. Laporan Kinerja Keuangan meliputi Laporan realisasi pendapatan (basis
akrual)
& belanja (basis akrual) bersifat OPTIONAL
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) yaitu Kenaikan dan penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya bersifat OPTIONAL
5. Laporan Arus Kas meliputi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas
6. CaLK

PP No 71 Tahun 2010
1. LRA meliputi Pendapatan, LRA, Belanja, Transfer, Pembiayaan
2. Laporan Perubahan SAL Laporan Finansial meliputi Neraca, Aset,
kewajiban, ekuitas (Par 60-83)
3. Laporan Operasional (LO) meliputi Pendapatan, LO, Beban, Transfer, Pos
Luar Biasa
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) yaitu Kenaikan dan penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan tahun sebelumnya
5. Laporan Arus Kas meliputi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas
6. CalK

b) Basis akuntansi yang digunakan


PP 24 tahun 2005 yaitu Basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
pembiayaan dalam LRA Basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dalam Neraca (Par 39)
PP 71 tahun 2010 yaitu Basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,
kewajiban, dan ekuitas (Par 42) Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasar basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas. Bilamana anggaran
disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan
basis akrual. (Par 44).

5. Tahap-tahap penyiapan Standar Akuntansi Pemerintah di Indonesia yaitu :


a. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam Komite
c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
d. Penulisan draft SAP oleh Kelompok Kerja
e. Pembahasan Draft oleh Komite Kerja
f. Pengambilan Keputusan Draft untuk Dipublikasikan
g. Peluncuran Draft Publikasian SAP (Exposure Draft)
h. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik(Public
Hearings)
i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian
j. Finalisasi Standar

SAP Berbasis Akrual


Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban,
aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang
ditetapkan dalam APBN/APBD.SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP
dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Penyusunan SAP Berbasis
Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due process). Proses baku
penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara
lengkap terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

6. Hubungan antara visi dan misi kepala daerah dengan proses anggaran di pemerintah
daerah adalah karena Pemerintah Daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah yang memuat uraian dan penjabaran mengenai visi, misi dan
program kepala daerah dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dengan memuat hal-hal
tentang arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum
daerah, program serta kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam
renstra dengan acuan kerangka pagu indikatif.
7. Pendekatan penyusunan anggaran pemerintah di Indonesia Terdiri dari
Penganggaran Terpadu, pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK),
dan pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).
Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah. Keterkaitan ketiga struktur APBD sebagai berikut:
1. Penganggaran pendapatan dan belanja Anggaran ini disajikan terlebih
dahulu sebelum anggaran belanja. Pendapatan daerah dikurangi dengan
belanja daerah. Hasil yang didapat bisa surplus atau defisit.  Jika surplus
yang didapat berarti pendapatan lebih besar dari pada belanja. Sedangkan
defisit berarti belanja lebih besar dibandingkan pendapatan. 
2. Penggaran pembiayaan  Anggaran ini terdiri dari penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan. Selanjutnya, penerimaan dikurangi dengan
pengeluaran yang kemudian disebut dengan pembiayaan neto. Kemudian,
pembiayaan neto ditambah dengan surplus atau defisit. Hasil penjumlahan
tersebut disebut dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA). 

8. Fungsi KUA adalah Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah
dan rujuk. Fungsi PPAS adalah untuk menentukan skala prioritas pembangunan daerah,
menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan, dan menyusun plafon anggaran
sementara untuk masing-masing program/kegiatan.

Dasar penyusunan KUA

1. Pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan


pemerintah daerah
2. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berikutnya
3. teknis penyusunan APBD; dan hal-hal khusus lainnya.
4. Selain itu, rancangan KUA memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan
APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan
daerah, dan strategi pencapaiannya.

9. Keterkaitan RPJMN dengan RPJMD di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan
Daerah, Rencana Pembangunan jangka menengah Nasional dan Daerah, Renstra KL dan SKPD,
RKP dan RKPD, dan Rencana kerja kementrian Lembaga dan Renja SKPD.

RPJMN harus Sama dengan RPJMD dalam dokumen perencanaannya.

Anda mungkin juga menyukai