Anda di halaman 1dari 41

KERANGKA KONSEPTUAL

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 71 TAHUN 2010

Dian Bangkit Soekarno


Riska Fita Saptyana
Rissa Anandita

1. TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL

RUANG LINGKUP KERANGKA KONSEPTUAL


Tujuan kerangka konseptual;

POSISI KERANGKA
KONSEPTUAL
Kerangka Konseptual bukan standar akuntansi
Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan jika
terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam
SAP
Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan
standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi
diunggulkan relatif terhadap

2. LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN

1. BENTUK PEMERINTAHAN DAN PEMISAHAN


KEKUASAAN

Dalam

2. SISTEM PEMERINTAHAN OTONOMI DAN TRANSFER


PENDAPATAN ANTAR PEMERINTAH
Adanya
Pemerintah
Secara

3. PENGARUH PROSES POLITIK

Salah satu tujuan utama pemerintah adalah

4. HUBUNGAN ANTARA PEMBAYARAN PAJAK DAN PELAYANAN


PEMERINTAH
1.

2.
3.

Dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara langsung atas pelayanan yang
diberikan,pada dasarnya sebagian besar pendapatan pemerintah bersumber dari
pungutan pajak dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Jumlah pajak yang dipungut tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang
diberikan pemerintah kepada wajib pajak.
Pajak yang dipungut dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah mengandung sifatsifat tertentu yang wajib dipertimbangkan dalam mengembangkan laporan keuangan,
antara lain:
a) Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya suka rela.
b) Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan pajak sebagaimana
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, seperti penghasilan yang
diperoleh, kekayaan yang dimiliki, aktivitas bernilai tambah ekonomis, atau nilai
kenikmatan yang diperoleh.
c) Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan dengan pungutan
yang digunakan untuk pelayanan dimaksud sering sukar diukur sehubungan
dengan monopoli pelayanan oleh pemerintah. Dengan dibukanya kesempatan
kepada pihak lain untuk menyelenggarakan pelayanan yang biasanya dilakukan
pemerintah, seperti layanan pendidikan dan kesehatan, pengukuran efisiensi
pelayanan oleh pemerintah menjadi lebih mudah.
d) Pengukuran kualitas dan kuantitas berbagai pelayanan yang diberikan pemerintah
adalah relatif sulit.

1. ANGGARAN SEBAGAI PERNYATAAN KEBIJAKAN


PUBLIK, TARGET FISKAL, DAN ALAT PENGENDALIAN
a) Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal
Hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif
Tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan

kegiatan

pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan


belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan
akan terjadi defisit atau surplus.
b) Anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi
landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh
pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode
tahunan.
Tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu
lebih atau kurang dari setahun

2. INVESTASI DALAM ASET YANG TIDAK MENGHASILKAN


PENDAPATAN
a. Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang
tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah, seperti
gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan reservasi.
b. Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama
sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi yang memadai diperlukan
untuk mempertahankan manfaat yang hendak dicapai.
i.

Fungsi aset dimaksud bagi pemerintah berbeda dengan fungsinya


bagi organisasi komersial.

ii.

Sebagian besar
secara

aset

tersebut

tidak

menghasilkan

pendapatan

langsung bagi pemerintah, bahkan menimbulkan komitmen

pemerintah untuk memeliharanya di masa mendatang.

3. KEMUNGKINAN PENGGUNAAN AKUNTANSI DANA


UNTUK TUJUAN PENGENDALIAN
Akuntansi

4. PENYUSUTAN ASET TETAP

3. PENGGUNA DAN KEBUTUHAN LAPORAN


KEUANGAN

4. ENTITAS AKUNTANSI & PELAPORAN

ENTITAS PELAPORAN

5. PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN,


KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN, SERTA DASAR HUKUM

Peranan Pelaporan
Evaluasi
Keseimbangan
Transparansi
Manajemen
Akuntabilitas

PERANAN PELAPORAN KEUANGAN


PEMERINTAH
Akuntabilitas
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan
sumber daya dalam mencapai tujuan
Manajemen
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah
Transparansi
memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur, menyeluruh kepada
stakeholders
Keseimbangan Antargenerasi
memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah untuk
membiayai seluruh pengeluaran, dan apakah generasi y.a.d ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut
Evaluasi Kinerja
mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kineja
yang direncanakan.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


LAPORAN KEUANGAN POKOK

DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN


Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
mengatur keuangan pemerintah:

6. ASUMSI DASAR

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di


lingkungan pemerintah adalah

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN


KEUANGAN
Dapat
Andal
Relevan

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGAN

Basis akuntansi;
Prinsip nilai historis;
Prinsip realisasi;
Prinsip substansi mengungguli

bentuk

formal;
Prinsip periodisitas;
Prinsip konsistensi;
Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Prinsip penyajian wajar.

BASIS AKUNTANSI
BASIS KAS: untuk pengakuan pendapatan, belanja,
dan pembiayaan;
BASIS AKRUAL: untuk pengakuan aset, kewajiban,
dan ekuitas;
Entitas diperkenankan menggunakan basis akrual
sepenuhnya, namun tetap menyajikan Laporan
Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan


pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatanLO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.
Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada
saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi
walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui
pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai
kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing
dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas,


maka LRA disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan
dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening
Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta belanja,
transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan
dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah

PRINSIP NILAI HISTORIS (HISTORICAL COST)

Aset

dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar

atau sebesar nilai wajar dari imbalan untuk memperoleh aset


tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban

dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang

diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa


yang akan datang.
Nilai

perolehan lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang

lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi.

SUBSTANCE OVER FORM

Peristiwa harus dicatat dan disajikan sesuai dengan


substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya mengikuti
aspek formalitas.

PERIODISITAS

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas


pemerintah perlu dibagi menjadi periode-periode
pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan

KONSISTENSI

Perlakuan akuntansi yang sama harus ditetapkan pada


kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu
entitas (prinsip konsistensi internal).
Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat
metode yang baru diterapkan menunjukkan hasil yang lebih
baik dari metode yang lama.
Pengaruh atas perubahan penerapan metode harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.

PENGUNGKAPAN LENGKAP (FULL DISCLOSURE)

Laporan keuangan harus menyajikan secara


lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna.
Informasi tersebut dapat ditempatkan pada
lembar muka laporan keuangan atau catatan atas
laporan keuangan.

PENYAJIAN WAJAR
(FAIR PRESENTATION)

Dalam penyajian dengan wajar posisi keuangan,


kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas,
diperlukan pertimbangan sehat yang mengandung unsurunsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam
kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak
dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan
terlalu rendah

KENDALA INFORMASI YANG


RELEVAN
Materialitas

7. UNSUR LAPORAN KEUANGAN


1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah,
yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam
satu periode pelaporan.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(Laporan Perubahan SAL)
Menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan
SAL
tahun
pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
3. Neraca
menggambarkan posisi keuangan suatu

4. Laporan Operasional (LO)


menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam
satu periode pelaporan.
5. Laporan Arus Kas (LAK)
menyajikan informasi kas sehubungan dengan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas
pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
menunjukkan kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.

PENGAKUAN
Aset

PENGUKURAN

THANK YOU

SESI TANYA JAWAB

Anda mungkin juga menyukai