Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK) TEORI AKUNTANSI

“KONSEP DASAR AKUNTANSI KEUANGAN”

OLEH:

KELOMPOK 1

Nama Anggota:

1. Alerick Samanta (1907531073/01)


2. Ni Nengah Nari Utari (2007531034/02)

KELAS: B1
Dosen Pengampu: Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak. CA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama izinkan kami memanjatkan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Ringkasan Mata Kuliah (RMK) mengenai “Konsep Dasar Akuntansi
Keuangan”.

Kami tentunya berharap agar RMK yang kami buat dapat bermanfaat dan menambah
wawasan kita mengenai “Konsep Dasar Akuntansi”. Semoga RMK ini dapat menambah
refrensi dan informasi bagi kami dan pembaca. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak. CA selaku dosen yang membimbing kami
dalam mata kuliah Teori Akuntansi, serta
2. Teman-teman dari kelas Teori Akuntansi B1 yang juga memberikan masukan dalam
pembuatan RMK ini.

Terlepas dari itu, kami sepenuhnya menyadari bahwa RMK ini belum sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diperlukan untuk perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.

Jimbaran, 14 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2

2.1 Konsep Dasar Akuntansi ......................................................................................... 2

2.2 Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan ............................................................. 4

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 9

3.2 Saran....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam
penyusunan standar akuntansi yang ditujukan pada suatu praktek akuntansi. Sehingga
untuk lebih memahami tentang akuntansi, maka kita harus mengetahui konsep dasar
akuntansi tersebut terlebih dahulu. Konsep-konsep akuntansi yang digunakan dalam
lingkungannya akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, kondisi sosial,
politik dan sebagainya. Suatu konsep dasar muncul ketika penalaran dalam perekayasaan
pelaporan keuangan bersifat deduktif normatif, dimana penyimpulannya harus dimulai
dengan adanya premis atau asumsi yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji
kebenarannya. Akan tetapi, terdapat keyakinan bahwa premis tersebut akan terus
bermanfaat untuk landasan pengembangan suatu kerangka konseptual. Kerangka
konseptual pelaporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan
tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial,
pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan penyediaan sumber
daya kepada entitas (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017). Laporan keuangan akan
bermanfaat bagi para pengguna bila mememenuhi karakteristik kualitatif yaitu relevan dan
merepresentasikan secara tepat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena
konsep dasar akuntansi dalam kerangka konseptual sangatlah penting, maka pada makalah
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar akuntansi keuangan?


2. Bagaimana kerangka konseptual pelaporan keuangan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan RMK ini yaitu, antara lain:


1. Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan kami atapun pembaca mengenai
konsep dasar akuntansi keuangan.
2. Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan kami ataupun pembaca tentang
kerangka konseptual pelaporan keuangan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Akuntansi

Konsep dasar akuntansi dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAl) dalam
Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK). Pada rumusan tersebut
dinyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan atas akrual dan kelangsungan usaha
(going concern). Sedangkan menurut Paton dan Littleton yang dikutip oleh Suwardjono (2005),
diterangkan bahwa konsep dasar akuntansi terdiri dari konsep kesatuan usaha (Entity Theory),
kelangsungan usaha (going concern), penghargaan sepakatan, upaya dan hasil (effort and
accomplishment), harga melekat (cost attach), bukti terverifikasi, dan asumsi. Anthony,
Hawkins, dan Merchant menjelaskan secara lebih lengkap sebagaimana yang dikutip
oleh Suwardjono (2005), bahwa konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di
antaranya konsep pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan
usaha, konsep cost, aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi,
penandingan, konsistensi, dan materialitas. Konsep dasar akuntansi adalah serangkaian
aturan dasar atau landasan, asumsi, dan kondisi yang berlaku secara umum dalam
penyusunan laporan keuangan dan wajib diterapkan pada setiap bisnis atau perusahaan.
Konsep dasar akuntansi merupakan rumusan konsep yang berlaku secara umum agar
bisa diperoleh kesatuan analisis, pandangan, dan pendapat baik oleh penyaji informasi
keuangan maupun pihak-pihak yang memerlukannya. Pemahaman terhadap konsep ini
sangat penting agar perusahaan terhindar dari adanya kesalahan pencatatan akuntansi
yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan. Secara umum, konsep dasar akuntansi
menjadi acuan dalam menyusun standar akuntansi yang ditujukan bagi praktik
akuntansi.
Adapun tujuan diterapkannya konsep dasar akuntansi dan penerapannya dalam laporan
keuangan, antara lain:
1. Mempertahankan konsistensi dan keseragaman pada saat menyusun laporan
keuangan.
2. Sebagai indikator penting dalam mempersiapkan data-data transaksi dan menyimpan
informasi penting terkait transaksi keuangan pada bisnis.
3. Menjadi acuan terkait aturan atau asumsi umum yang harus diaplikasikan oleh
entitas bisnis yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang
komprehensif serta dapat dibandingkan satu sama lain.

2
4. Pemahaman yang matang tentang konsep dasar akuntansi akan membantu
perusahaan terhindar dari kesalahan pembuatan catatan keuangan yang dapat
menyebabkan banyak kerugian yang berujung kebangkrutan pada perusahaan.

Berikut adalah 8 konsep dasar akuntansi yang perlu dipahami beserta penjelasannya:

1. Konsep Dasar Akrual (Accrual Basic) dalam Akuntansi


Pada konsep dasar akuntansi akrual, suatu peristiwa usaha langsung diamati dan
dikaitkan dengan waktu terjadinya peristiwa. Bila peristiwanya sudah terjadi,
pengaruhnya sudah harus diakui tanpa memperhatikan pembayarannya sudah
dilakukan atau belum.
2. Dasar Kas (Cash Basic)
Transaksi atau peristiwa ekonomi diakui pada saat terjadinya pembayaran atau
penerimaan kas dan dicatat dalam buku akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan pada waktu/periode transaksi kas berlangsung.
3. Konsep Kesatuan Usaha
Konsep kesatuan usaha adalah informasi keuangan perusahaan yang hanya
menginformasikan masalah keuangan perusahaan itu sendiri sesuai dengan standar
akuntansi. Keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, keuangan karyawan, dan dari
keuangan para direksi. Dengan demikian, perusahaan dianggap sebagai badan atau
organisasi yang berdiri sendiri.
4. Kesinambungan (Going Concern)
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya berusaha berjalan terus-menerus
sepanjang masa. Dalam proses usaha tersebut, senantiasa dibuat laporan
keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang disusun secara periodik
sesuai konsep dasar akuntansi dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi
kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari
suatu periode ke periode lainnya, dapat diperoleh suatu data akurat mengenai naik
turunnya pendapatan dan beban. Dari perbandingan laporan keuangan itu, jika
dipandang perlu dibuatlah strategi dan kebijaksanaan untuk pengembangan usaha.
5. Penetapan Beban dan Pendapatan (Matching Concept)
Konsep akuntansi standar selanjutnya adalah dalam penetapan beban dan
pendapatan perusahaan hanya diakui dalam periode yang bersangkutan sehingga
beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah direalisasikan. Perhitungan

3
laba rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam jangka
waktu yang tertentu atau periode tertentu.
6. Harga Perolehan (Cost)
Transaksi usaha yang terjadi dalam pembelian yang dilakukan perusahaan dicatat
sebesar harga perolehan barang tersebut. Misalnya, dibeli sebuah mesin seharga
Rp10.000.000. Mesin tersebut kemudian dipasang di pabrik. Ternyata masih
dikeluarkan beban pemasangan mesin sebesar Rp1.200.000. Maka, harga perolehan
menjadi Rp11.200.000 (Rp.10.000.000 + Rp1.200.000). Nilai inilah yang dicatat
dalam akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh sebuah barang atau jasa dalam pertukaran.
7. Konsep Dasar Periode Akuntansi
Informasi keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala, misalnya per tiga
bulan, enam bulan, sembilan bulan atau satu tahun. Pelaporan informasi keuangan
secara berkala ini disebut periode akuntansi. Tujuan diadakannya pelaporan secara
berkala ini adalah untuk menentukan strategi dan kebijakan perusahaan pada masa
yang akan datang sesuai dengan konsep dasar akuntansi.
8. Pengukuran Nilai Uang
Transaksi-transaksi usaha harus dapat diukur dengan satuan uang tertentu. Demikian
juga dengan harta, utang, dan modal yang terdapat dalam perusahaan. Dengan
adanya pengukuran dengan nilai uang ini, maka seluruh kekayaan perusahaan dapat
dihitung nilainya.

2.2 Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) merupakan pengaturan


yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka Konseptual bukan merupakan PSAK
sehingga tidak mendefinisikan standar untuk pengukuran atau isu pengungkapan
tertentu. Kerangka Konseptual ini tidak mengungguli PSAK tertentu. Jika terdapat
perbedaan antara PSAK dan KKPK, maka persyaratan yang ada dalam PSAK
mengungguli persyaratan yang ada dalam Kerangka Konseptual.
1. Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan
konsep yang melandasi akuntansi yang bisa menurunkan standar-standar yang
konsisten dalam menggambarkan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi

4
keuangan dan pelaporannya. Menurut Yadiati (2007) kerangka konseptual ini
disusun dengan tujuan: 1) Sebagai kerangka kerja yang akan dijadikan dasar untuk
pembentukan standar dan aturan akuntansi yang koheren, 2) Sebagai referensi dasar
teori akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah praktik pelaporan keuangan
yang muncul. Ketika akuntan harus berhadapan dengan masalah baru yang belum
ada standar akuntansinya, maka kerangka kerja konseptual ini diharapkan dapat
memberikan sebuah acuan (referensi) untuk menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah akuntansi yang terkini tersebut. Jadi, kerangka kerja konseptual
tidak hanya membantu profesi akuntansi dalam memahami praktik-praktik yang
ada tetapi juga memberikan arahan (pedoman) untuk menangani praktik-praktik
akuntansi di masa yang akan datang. Kerangka kerja konseptual memberikan
dasar/landasan yang konsisten dan memadai bagi para penyusun standar akuntansi,
penyusun laporan keuangan, pengguna laporan keuangan, dan pihak-pihak lainnya
yang turut terlibat dalam proses pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual
memang tidak akan dapat memecahkan seluruh problem akuntansi, tetapi juga
digunakan secara konsisten, maka kerangka kerja ini seharusnya dapat membantu
memperbaiki pelaporan keuangan. Terdapat 3 level dalam kerangka konseptual,
yaitu:
a. First Level - Tujuan (Objectives)
First level ini sebagai fondasi atau tujuan dasar pelaporan keuangan. Terdapat
aspek lain yaitu karakteristik kualitatif, elemen laporan keuangan, pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan. Aspek tersebut membantu memastikan
pelaporan keuangan mencapai tujuannya. Tujuan pelaporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna
bagi investor ekuitas saat ini dan calon investor ekuitas, pemberi pinjaman, dan
kreditur lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya
kepada entitas. Keputusan tersebut melibatkan pembelian, penjualan, atau
memegang instrumen ekuitas dan utang, dan memberikan atau menyelesaikan
pinjaman dan bentuk kredit lainnya. Informasi yang berguna untuk keputusan
bagi penyedia modal juga dapat membantu pengguna pelaporan keuangan lain
yang bukan penyedia modal.
b. Second Level - Fundamental Concepts
Pada second level adanya karakteristik kualitatif dan elemen yang membuat
informasi akuntansi berguna dan unsur-unsur laporan keuangan (aset,
5
kewajiban, dan sebagainya). Karakteristik kualitatif merupakan karakteristik
yang mendasar atau meningkatkan, tergantung pada bagaimana mereka
mempengaruhi kegunaan keputusan dari informasi. Adapun setiap karakteristik
kualitatif berkontribusi pada kegunaan keputusan dari informasi pelaporan
keuangan yang meliputi Relevance, Reliability, Comparability,
Consistency. Namun, menyediakan informasi keuangan yang berguna dibatasi
oleh adanya kendala yang meluas pada pelaporan keuangan, sehingga biaya
tidak boleh melebihi manfaat dari praktik pelaporan. Sedangkan, elemen-
elemen tersebut meliputi:
- Aset, Kewajiban, dan Ekuitas
- Investasi oleh pemilik
- Distribusi ke pemilik
- Pendapatan komprehensif
- Pendapatan dan Beban
- Keuntungan dan Kerugian
c. Third Level - Recognitions, Measurement, and Disclosure Concepts
Third level terdiri dari asumsi, prinsip, dan batasan yang menjadi konsep
implementasi tujuan dasar pada first level. Hal tersebut menjelaskan bagaimana
perusahaan harus mengenali, mengukur, dan melaporkan elemen dan peristiwa
keuangan. Dan juga dapat mengidentifikasi konsep sebagai asumsi dasar,
prinsip, dan kendala biaya. Konsep-konsep ini menjadi pedoman dalam
menanggapi isu-isu pelaporan keuangan yang kontroversial.

6
2. Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi
dan kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangatlah
beragam, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan
dan kemampuan mereka untuk memproses informasi. Pengguna informasi
akuntansi harus dapat memproleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan
hasil operasional perusahaan lewat pelaporan keuangan. Investor sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan yang disusun investee terutama dalam
hal pembagian dividen, sedangkan kreditor berkepenting dalam hal pengembalian
jumlah pokok pinjaman berikut bunganya. Investor dan kreditor terutama sangat
tertarik terhadap arus kas investee/ debitur di masa mendatang. Pelaporan keuangan
juga seharusnya dapat memberikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan
modal perusahaan untuk membantu investor dan kreditor serta pihak-pihak lainnya
untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan likuiditas
serta solvabilitas. Informasi ini akan membantu pengguna (users) menentukan
kondisi keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba perusahaan, yang diukur
dengan accrual accounting, pada umumnya memberikan dasar yang lebih baik
dalam hal memprediksi kinerja perusahaan di masa depan daripada informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Jadi, di dalam kerangka kerja
konseptual disebutkan bahwa kinerja perusahaan yang diberikan oleh ukuran laba
dan komponen-komponennya.

Dalam kerangka kerja konseptual disebutkan bahwa proses pelaporan keuangan


meliputi:

- Identifikasi dan analisis peristiwa dan transaksi perusahaan.


- Pemilihan kebijakan akuntansi.
- Aplikasi kebijakan akuntansi.
- Melibatkan estimasi dan pertimbangan (judgments) akuntan secara
professional.
- Pengungkapan (disclosures) tentang transaksi, peristiwa, kebijakan, estimasi,
dan judgments.

Kerangka Konseptual akan direvisi dari waktu ke waktu berdasarkan pengalaman


DSAK IAI dalam penggunaan Kerangka Konseptual tersebut. Revisi Kerangka

7
Konseptual tidak akan secara otomatis mengarah pada perubahan atas Standar. Setiap
keputusan untuk mengubah Standar akan mengharuskan DSAK IAI untuk melalui due
process dengan menambahkan proyek ke dalam agendanya dan mengembangkan
amandemen terhadap Standar tersebut. Kerangka Konseptual menyediakan landasan
bagi Standar yang:

- berkontribusi terhadap transparansi dengan meningkatkan komparabilitas


internasional dan kualitas informasi keuangan, yang memungkinkan investor
dan pelaku pasar lainnya untuk membuat keputusan ekonomik berdasarkan
informasi.
- memperkuat akuntabilitas dengan mengurangi kesenjangan informasi antara
penyedia modal dan orang-orang yang telah mempercayakan uangnya ke pihak
tersebut. Standar berdasarkan Kerangka Konseptual memberikan informasi
yang diperlukan dalam meminta pertanggungjawaban manajemen. Sebagai
sumber informasi yang dapat diperbandingkan secara global, Standar tersebut
juga sangat penting bagi para regulator di seluruh dunia.
- berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga meningkatkan
alokasi modal. Untuk bisnis, penggunaan bahasa akuntansi tunggal yang
tepercaya yang berasal dari Standar berdasarkan Kerangka Konseptual
menurunkan biaya modal dan mengurangi biaya pelaporan internasional.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep dasar akuntansi adalah serangkaian aturan dasar atau landasan, asumsi,
dan kondisi yang berlaku secara umum dalam penyusunan laporan keuangan dan wajib
diterapkan pada setiap bisnis atau perusahaan. Konsep dasar akuntansi merupakan
rumusan konsep yang berlaku secara umum agar bisa diperoleh kesatuan analisis,
pandangan, dan pendapat baik oleh penyaji informasi keuangan maupun pihak-pihak
yang memerlukannya. Pemahaman terhadap konsep ini sangat penting agar perusahaan
terhindar dari adanya kesalahan pencatatan akuntansi yang dapat mempengaruhi
kondisi keuangan.
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) merupakan pengaturan
yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka Konseptual bukan merupakan PSAK
sehingga tidak mendefinisikan standar untuk pengukuran atau isu pengungkapan
tertentu. Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan
konsep yang melandasi akuntansi yang bisa menurunkan standar-standar yang
konsisten dalam menggambarkan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan
dan pelaporannya. Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan
keputusan investasi dan kredit. Pelaporan keuangan juga seharusnya dapat memberikan
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan untuk membantu
investor dan kreditor serta pihak-pihak lainnya untuk mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan dan likuiditas serta solvabilitas.

3.2 Saran

Konsep dasar akuntansi adalah hal-hal dasar yang membangun informasi


akuntansi. Konsep dasar akuntansi sangat dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana
pengelolahan data keungan dalam organisasi atau perusahaan. Dengan konsep dasar
tersebut pengolahan data keuangan bisa dijamin dengan baik. Selain itu, kita juga
mengenal tentang kerangka konseptual yang tentunya sangat bermanfaat dalam
pelaporan keuangan. Manfaat kerangka konseptual adalah memberikan arah yang dapat
memberi petunjuk bagi penyusun standar dan aturan aturan yang koheren serta sebagai

9
referensi dasar teori akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah praktik
pelaporan keuangan yang muncul.

10
DAFTAR PUSTAKA

Redaksi OCBC NISP. 27 Desember 2021. Dasar Akuntansi: Rumus, Konsep, dan Contoh
Persamaannya. Diakses pada tanggal 01 September 2022 pada website
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/12/27/dasar-akuntansi

Retrieved https://www.harmony.co.id/blog/konsep-dasar-akuntansi

Nurkholifah Rifani. (2022). Apa Itu Kerangka Konseptual dalam Penyusunan Laporan
Keuangan? Universitas Mercu Buana. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2022 pada situs
Kompasiana.com
(https://www.kompasiana.com/nurkholifahrifani/6241c81b0bfeac2c7170f6e2/apa-itu-
kerangka-konseptual-dalam-penyusunan-laporan-keuangan?page=2&page_images=1)

Sabeth Sembiring, SE, M.Si. Peran Kerangka Konseptual Akuntansi dalam Pelaporan
Keuangan Perusahaan. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2022 pada website
https://media.neliti.com/media/publications/282608-peran-kerangka-konseptual-
akuntansi-dala-66ef239a.pdf

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Draf Eksposur (DE)
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK). Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. (2022). Tentang Standar Akuntansi Keuangan. Diakses pada
tanggal 31 Agustus 2022 pada website http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-
keuangan/tentang-5-kerangka-dasar-sak-
umum#:~:text=Kerangka%20Konseptual%20Pelaporan%20Keuangan%20

11

Anda mungkin juga menyukai