MAKALAH
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Atas berkat rahmat dan izinnya sehingga proses penyusunan makalah ini bisa
selesai. makalah yang berjudul “Aplikasi Pengolahan Tulisan” ini kami berharap bisa berguna
bagi kita semua.
Adapun yang mendorong dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini karena
dilatarbelakangi oleh suatu tugas pada mata kuliah Pengantar Komputer. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, walaupun penulis telah
mengupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.
Lebih jauh dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik ataupun saran-saran dari
bapak/ibu dosen maupun rekan-rekan guna kesempurnaan makalah ini. Sehingga pada masa
yang akan datang menjadi petunjuk serta penuntun bagi penulis bila dihadapkan pada tugas
tugas lain yang akan datang.
Demikian kata pengantar dari kami, semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan terlebih-lebih bagi penulis sendiri di masa yang akan datang. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
7 Januari 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
ii
BAB III PENUTUP................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan................................................................................................................23
3.2 Saran..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu uang dan partai politik ?
2. Bagaimana Transfaransi dan akuntabiltas partai politik ?
3. Apa saja prinsip dana partai politik ?
4. Apa yang menjadi hak dan kewajiban keuangan partai politik ?
5. Bagaimana mekanisme laporan keuangan organisasi partai politik?
6. Seperti apa pelaporan laporan keuangan Partai Politik ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.3 Prinsip Dana Partai Politik
Prinsip Pengaturan Dana Parpol Posisi partai politik sebagai penentu posisi
politik dan satu-satunya pintu masuk ke kekuasaan menyebabkan pengaturan dana
parpol menjadi sangat penting. Pengaturan ini secara ideal didasarkan pada beberapa
pertimbangan penting sebagai berikut:
Menghindari Kooptasi berlebihan dari luar Parpol dan segelintir elit Parpol
Pembatasan sumbangan dari Politisi dan Kandidat yang diusung oleh Partai
Politik.
4
Meningkatkan Transparansi
Adanya keterbukaan atas hasil audit dana penyumbang dan dana dari APBN/
APBD.
Meningkatkan Akuntabilitas
Adanya bagian khusus di internal Parpol yang bertanggung jawab atas kewajiban
pencatatan dan pelaporan
Adanya kewajiban audit atas dana penyumbang dan dana dari APBN/APBD.
Ketentuan tentang hak mendapatkan dukungan dana dari anggota, kader dan
masyarakat belum masuk sebagai bagian dari hak Parpol di dalam UU Parpol. Hak
yang dimasukan hanya terkait hak atas subsidi negara (APBN/APBD).
5
yang lama juga lebih rinci dalam pengaturan tentang rekening dana kampanye.
Dana parpol tidak wajib dilaporkan dan fungsi pengawasan instansi terhadap
parpol dihilangkan Implikasi:
- Tidak ada pengawasan eksternal dari instansi dan semata bergantung pada
penilaian dan mungkin sanksi dari konstituen. Hal ini semakin buruk karena
konstituen parpol belum betul-betul jelas, selain yang diketahui adalah
pengurus Parpol.
6
Apa dasar dari pengaturan model pengelolaan di internal Parpol (lewat
AD/ART)? Implikasi:
- Pembukuan parpol yang diatur secara internal lewat AD/ART parpol dapat
dibuat sangat longgar dan tertutup.
- Lebih mundur dari UU Parpol No. 31 2002 yang mengatur standar audit
parpol menggunakan PSAK 45.
- Pencatatan dan pelaporan tidak akan mengikuti standar audit yang ada.
Sebelumnya menggunakan Pernyataan Standar Audit Keuangan No. 45
(PSAK 45).
7
Tidak ada pengaturan waktu pertanggungjawaban Implikasi:
Nama Pengaturan
8
setelah registrasi; audit tahunan pajak/fiskal, laporan setiap
tiga bulan pendapatan partai; dan laporan audit pengeluaran
partai dalam waktu 6 bulan setelah hari pemilihan
9
b. b. Partai politik harus memberikan laporan atas sumbangan
dan pinjaman yang mereka terima dan dikirimkan ke nomor
rekening mereka untuk dipublikasikan oleh komisi pemilihan.
10
£20,000 atau penjara 12 bulan. Untuk Northern Ireland, denda
£20,000 atau 6 bulan
11
partai politik dan golongan karya adalah iuran anggota, sumbangan yang tidak
mengikat, usaha lain yang sah, dan bantuan dari negara/pemerintah.
12
Permohonan tersebut ditandatangani oleh:
1. Ketua umum dan sekretaris jenderal atau sebutan lain yang terdaftar di
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (sekarang Kementerian Hukum
dan HAM) bagi DPP partai politik;
2. Ketua dan sekretaris atau sebutan lain bagi DPD partai politik tingkat
provinsi; dan
3. Ketua dan sekretaris atau sebutan lain bagi DPC partai politik tingkat
kabupaten/kota
1. Foto copy akte notaris pendirian yang memuat anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga partai politik;
2. Foto copy surat keterangan kepengurusan partai politik yang telah terdaftar
dan disahkan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
dilegalisir oleh pejabat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;
13
3. Foto copy surat keterangan NPWP;
4. Nomor rekening kas umum partai politik yang dibuktikan dengan pernyataan
pembukaan rekening dari bank yang bersangkutan;
5. Surat keterangan autentikasi hasil penetapan perolehan kursi dan suara hasil
pemilihan umum DPR-RI yang dilegalisir oleh ketua atau wakil ketua atau
Sekretaris Jenderal KPU;
14
politik, dan ongkos perjalanan dalam rangka mendukung kegiatan operasional
sekretariat partai politik. Sementara itu, yang dimaksud dengan daya dan jasa
antara lain telepon, listrik, air minum, jasa pos dan giro, dan surat menyurat
Atas bantuan keuangan yang diterima dari APBN/APBD, partai politik wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban terhadap penerimaan dan
pengeluaran yang dilakukannya kepada BPK secara berkala 1 (satu) tahun sekali
untuk diperiksa paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.Laporan pertanggungjawaban terdiri dari:
1. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri oleh ketua umum atau sebutan lain
partai politik tingkat pusat;
2. Gubernur oleh ketua atau sebutan lain partai politik tingkat provinsi; dan
15
bantuan keuangan APBN/APBD sampai laporan diterima oleh Pemerintah
dalam tahun anggaran berkenaan.
Hal itu diperparah dengan belum adanya standar akuntansi keuangan yang
komprehensif untuk partai politik. Standar yang dipakai saat ini (PSAK 45,
standar pelaporan keuangan untuk organisasi nirlaba) sangat tidak mencukupi
karena tidak mengakomodasi karakteristik partai politik yang berbeda dengan
organisasi nirlaba yang lain
17
2. Belum ada standar akuntansi keuangan partai politik
Saat ini belum ada standar akuntansi keuangan untuk partai politik,
yang secara khusus dapat dijadikan dasar penyusunan laporan keuangan bagi
partai politik. Ada pendapat yang menyatakan bahwa PSAK 45 – Pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba dapat digunakan sebagai standar akuntansi
keuangan partai politik, karena karakter partai politik mirip dengan karakter
organisasi nirlaba. Namun ada beberapa hal yang membedakan partai politik
dengan entitas nirlaba. Karakteristik khusus partai politik tersebut antara lain:
jika pada organisasi nirlaba pada umumnya terdapat kejelasan jenis barang
dan/atau jasa yang dihasilkannya, maka tujuan utama partai politik adalah
dalam rangka meraih kekuasaan politik; perjuangan utama partai politik
dilakukan melalui pemilu, kepentingan publik yang lebih besar; dan adanya
kegiatan besar lima tahunan yaitu kegiatan kampanye. Di samping itu,
beberapa peraturan yang secara khusus mengatur partai politik sehingga
menyebabkan kekhususan pada keuangan partai politik
18
Dengan standar akuntansi yang baik, dan informasi yang bisa diakses
masyarakat luas, maka kendali masyarakat terhadap partai politik akan layak
dilakukan. Kontrol publik akan mencegah terjadinya politik uang dalam
proses politik dan proses pengambilan keputusan atau kebijakan di kalangan
pemerintah
19
2.3 Laporan Keuangan Partai Politik
Laporan keuangan partai politik merupakan laporan keuangan yang disusun oleh partai
politik sebagai suatu entitas yang pendiriannya diakui oleh UU.
Agar tujuan penyusunan laporan keuangan partai politik tersebut diatas dapat
tercapai maka laporan keuangan partai politik harus memiliki karakteristik
kualitatif sebagai berikut:
d. Tepat waktu, yaitu laporan keuangan harus disusun tepat waktu sehingga
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
20
2.3.3 Jenis Laporan Keuangan Yang Dihasilkan
21
c. Laporan dana kampanye pemilu Laporan dana kampanye pemilu merupakan
laporan penerimaan dan pengeluaran yang disusun oleh partai politik peserta
pemilu legis lative untuk memenuhi ketentuan UU Pemilu. Laporan ini disu
sun pada saat partai politik mengikuti pemilihan umum dan dilaporkan kepada
Komisi Pemilihan Umum pada saat masa kampanye. Laporan dana kampanye
ini meliputi penerimaan dan pengeluaran dana kampanye yang mencakup
penerimaan dari partai politik, pene rimaan dari anggota dan sumbangan dari
pihak lain Partai politik setiap tingkatan harus menyusun laporan penerimaan
dan pengeluaran dana kampanye sebagai salah salah satu bentuk
pertanggungjawaban partai politik sebagai peserta pemilu. Laporan tersebut
harus diserahkan kepada masing-masing KPU/KPUD untuk kemudian
dilakukan audit oleh Kantor Akuntan Publik. Laporan dana kampanye harus
dipublikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk hasil audit dana
kampanye tersebut.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut kelompok kami peran BPK RI dalam memeriksa pengelolaan dana partai
politik dirasa penting karena pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel diawali
dari partai politik yang juga bersih, transparan dan akuntabel. Namun, perlu disadari bahwa
yang lebih mempunyai kewajiban untuk mewujudkan pengelolaan keuangan partai politik
yang bersih, transparan dan akuntabel adalah partai politik itu sendiri. Untuk itu partai
politik perlu mempunyai pemahaman yang memadai tentang bagaimana pengelolaan dana
partai politik yang baik, khususnya dalam pengelolaan dana bantuan keuangan yang
didapat dari APBN/APBD.
Perlu digarisbawahi bahwa partai politik merupakan institusi publik yang
mempunyai peran besar dalam menjaga demokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih, jujur, dan bebas korupsi. Karena itu, transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan partai politik menjadi hal yang penting untuk diwujudkan.
Dukungan dari segenap pihak menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan tersebut.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu bahwa partai politik diwajibkan untuk selalu
transpransi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan agar tidak mengakibatkan
munculnya dugaan korupsi yang dilakukan oleh partai politik.Oleh karena itu perlu
dilakukan reformasi pengaturan keuangan partai politik kedepannya yang memenuhi
prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Prinsip transparansi dan akuntabilitas keuangan partai politik bisa dicapai dengan cara
mewajibkan setiap partai politik membuat laporan keuangan atas sumber-sumber dana
yang diterima oleh partai,baik dana yang bersumber dari anggota partai,dari APBN/APBD
maupun dari sumbangan-sumbangan dari pihak lain.Pembuatan laporan keuangan tersebut
juga perlu ada pedoman/standar laporan keuangan partai,sehingga akan terjadi
keseragaman pemahaman antar partai politik.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAPORAN KEUANGAN
Organisasi Partai Politik
Kelompok 1
Bantuan keuangan dari negara kepada partai politik merupakan hal yang wajar dalam era demokrasi modern
Beberapa contoh negara yang memberikan bantuan keuangan kepada Partai Politik Indonesia salah satunya :
• Amerika Serikat
Kandidat partai republik dan partai demokrat yang memenangkan nominasi untuk pemilu presiden mendapatkan
dana untuk kebetuhan kampanye pemilu . Dana tersebut diberikan mulai dari $20 juta dan disesuaikan dengan
tingkat inflasi pada setiap tahun pemilihan.
• Korea Selatan
The National Election Commission (NEC) memberikan subsidi nasional kepada partai politik, mendistribusikan
dana politik dan mengawasi kegiatan partai untuk menjamin tranparansi keuangan. Bagi partai politik yang
mencalonkan kandidat perempuan secara representatif untuk pemilihan legislatif nasional dan daerah
mendapatkan tambahan subsidi dari negara.
• Jepang
Subsidi negara diberikan kepada partai politik yang memperoleh suara (minimal 5 kursi). Total subsidi 30 triliun
yen, dengan perhitungan 250 yen per suara dari jumlah populasi penduduk jepang. Laporan keuangan dilengkapi
dengan daftar aset kekayaan termasuk harta bergerak, tabungan, pinjaman, hutang dsb.
Sumber Dana Keuangan Partai Politik
Dalam konteks Indonesia, bantuan keuangan dari negara kepada partai politik bukan hal baru
dalam penataan sistem kepartaian Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik,
yang merupakan Undang-Undang pertama mengatur partai politik di Indonesia, menyebutkan bahwa sumber
keuangan partai politik adalah iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat, usaha lain yang sah, dan
bantuan dari negara/pemerintah.
Keuangan partai politik bersumber dari sumbangan yang sah menurut hukum, dan
bantuan keuangan dari APBN/APBD.Bantuan keuangan dari APBN/APBD diberikan oleh Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah setiap tahun secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota yang penghitungannya berdasarkan jumlah perolehan suara. Besarnya bantuan keuangan
yang diberikan kepada partai politik berdasarkan pada jumlah perolehan suara hasil Pemilu DPR, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/ kota19 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
B. Proses Pengajuan Dana
Partai Politik
Untuk mendapat bantuan keuangan, pengurus partai politik
mengajukan permohonan tertulis kepada
Pemerintah/Pemerintah Daerah untuk menyalurkan dana
bantuan keuangan ke rekening kas umum partai
politik.Permohonan bantuan keuangan diajukan oleh
Pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam membangun
etika dan budaya politik
Digunakan untuk kegiatan operasinal yang berkaitan dengan administrasi umum, berlangganan
daya dan jasa, pemeliharaan data dan arsip, dan pemeliharaan peralatan kantor.49 Termasuk
dalam kategori administrasi umum antara lain belanja keperluan alat tulis kantor, rapat internal
sekretariat partai politik, dan ongkos perjalanan dalam rangka mendukung kegiatan
operasional sekretariat partai politik..
D. Pelaporan Dana Partai Politik
Atas bantuan keuangan yang diterima dari APBN/APBD,
partai politik wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban terhadap penerimaan dan pengeluaran Laporan pertanggungjawaban tersebut
yang dilakukannya kepada BPK secara berkala 1 (satu) tahun disampaikan kepada:
sekali untuk diperiksa paling lambat 1 (satu) bulan setelah 1. Pemerintah melalui Menteri Dalam
tahun anggaran berakhir. Laporan pertanggungjawaban terdiri Negeri oleh ketua umum atau sebutan
lain partai politik tingkat pusat;
dari: 2. gubernur oleh ketua atau sebutan lain
Rekapitulasi Realiasi Penerimaan dan Belanja bantuan partai politik tingkat provinsi; dan
3. Bupati/walikota oleh ketua atau sebutan
keuangan partai politik dan rincian Realisasi Belanja Dana lain partai politik tingkat kabupaten/kota.
Bantuan Keuangan Partai Politik Per Kegiatan; dan
Laporan pertanggungjawaban tersebut
Barang Inventaris/Modal (Fisik), Barang Persediaan Pakai
terbuka untuk diketahui masyarakat. Partai
Habis dan Pengadaan/ Penggunaan Jasa.
politik yang tidak menyampaikan laporan
membuat laporan pertanggungjawaban tersebut, partai
pertanggungjawaban dikenai sanksi
politik wajib melaksanakan pembukuan dan memelihara
administratif berupa penghentian bantuan
bukti penerimaan dan pengeluaran atas dana bantuan
keuangan APBN/APBD sampai laporan
keuangan
diterima oleh Pemerintah dalam tahun
E. Pemeriksaan Laporan Dana Partai Politik
Untuk membuat laporan pertanggungjawaban tersebut, partai politik wajib melaksanakan pembukuan dan
memelihara bukti penerimaan dan pengeluaran atas dana bantuan keuangan. BPK melakukan pemeriksaan atas
laporan tersebut 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Hasil pemeriksaan atas laporan pertanggungjawaban
penerimaan dan pengeluaran tersebut disampaikan kepada partai politik paling lambat 1 (satu) bulan setelah pemeriksaan.
Setelah selesai diperiksa BPK, paling lambat 1 (satu) bulan partai politik wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban tersebut kepada Pemerintah.
Dalam melakukan pemeriksaan bantuan keuangan kepada partai politik yang bersumber dari
APBN/APBD, pemeriksa BPK perlu mengecek apakah realisasi penerimaan dan penggunaan bantuan keuangan sesuai
dengan rencana penggunaan dana bantuan keuangan sebagaimana dilampirkan oleh partai politik saat mengajukan
permohonan bantuan. Bila realisasi dan rencana tidak sesuai, maka perlu dilakukan klarifikasi, karena partai politik sebagai
lembaga publik sudah sewajarnya dapat merencanakan kegiatannya dengan baik. Pemeriksa juga perlu memastikan
kewajaran pengeluaran dana bantuan keuangan dan bukti- bukti pendukungnya. Selain itu, pemeriksa perlu
memperhatikan apakah terdapat pembebanan ganda pada pencatatan pengeluaran atas dana APBN/APBD, dengan
pencatatan pengeluaran atas dana yang didapat dari selain dana APBN/APBD yang diperiksa oleh akuntan publik.
03
Evaluasi Proses
Pendanaan Partai Politik
Permasalahan Partai Politik
01 02
Partai politik belum memahami dengan Peraturan mengenai bantuan
baik peraturan mengenai keuangan partai politik belum
bantuan keuangan. mengakomodasi belanja
- Jumlah bantuan keuangan dari partai politik.
APBN/APBD sangat kecil
03 04
Belum ada standar akuntansi
Banyak partai politik yang belum
keuangan partai politik
melaksanakan kewajiban perpajakan
- Pencairan dana bantuan
- Belum ada sanksi keras terhadap
keuangan mendekati akhir
partai politik
tahun anggaran
Kesimpulan
Menurut kelompok kami peran BPK RI dalam memeriksa pengelolaan dana partai politik dirasa
penting karena pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel diawali dari partai politik yang juga bersih,
transparan dan akuntabel. Namun, perlu disadari bahwa yang lebih mempunyai kewajiban untuk mewujudkan
pengelolaan keuangan partai politik yang bersih, transparan dan akuntabel adalah partai politik itu sendiri.
Untuk itu partai politik perlu mempunyai pemahaman yang memadai tentang bagaimana pengelolaan dana
partai politik yang baik, khususnya dalam pengelolaan dana bantuan keuangan yang didapat dari APBN/APBD.
Perlu digarisbawahi bahwa partai politik merupakan institusi publik yang mempunyai peran besar dalam
menjaga demokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, jujur, dan bebas korupsi. Karena itu, transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan partai politik menjadi hal yang penting untuk diwujudkan. Dukungan dari
segenap pihak menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Laporan
Terima Kasih