Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

DOSEN : Dr. AZIZUL KHOLIS, M.Si


MATA KULIAH : ANALISA LAPORAN KEUANGAN

DISUSUN OLEH :

SELLY FANIE AGNESIA


17110368

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA


KARYA
TEBING TINGGI
MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia nikmat-
Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini berjudul “Analisis Laporan Keuangan” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Telepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menrima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Demikian yang dapat
penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan
pelajaran dari makalah ini.

Tebing Tinggi, 1 Agustus 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


2.1 Rumusan Masalah...........................................................................................2
3.1 Batasan Masalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1...............................................................................Analisis Laporan Keuangan 3


2.2..................................................................Tujuan Analisis Laporan Keuangan 3
2.3........Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan Keuangan 4
2.4..................................................Langkah-langkah Analisis Laporan Keuangan 4
2.5..................................................................Metode Analisis Laporan keuangan 5
2.6..................................................................Tehnik Analisis Laporan Keuangan 6
2.7......................................................................................................Analisis Aset 8
2.8...............................................................Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana
......................................................................................................................12
2.9...........................................................................................Analisis Pendapatan
......................................................................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1........................................................................................................Kesimpulan
......................................................................................................................15
3.2..................................................................................................................Saran
......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemerintah sebagai organisasi sektor publik mempunyai tugas utama
untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat
harus mendapatkan pelayanan dari pemerintah. Pelayanan pemerintah kepada
masyarakat akan menimbulkan hubungan pertanggungjawaban, sehingga
pemerintah harus mempertanggungjawabkan semua aktivitas dan kinerjanya
kepada masyarakat, disisi lain masyarakat sendiri mempunyai peran sebagai
pemberi dana (publik fund) kepada pemerintah. Keberhasilan pemerintah
sebagai organisasi sektor publik akan dinilai dari kemampuan pemerintah
dalam memberikan pelayanan publik yamg berkualitas. Pertanggungjawaban
pemerintah kepada masyarakat diharapkan dapat mewujudkan akuntabilitas
pemerintah.
Akuntabilitas dari pemerintah merupakan salah satu indikasi tegaknya
perekonomian suatu negara. Pemerintah yang akuntabel merupakan
pemerintah yang dapat dipercaya dan bertanggungjawab dalam mengelola
sumber daya publik. Sumber daya publik yang digunakan untuk membiayai
pembangunan dan keberlangsungan roda pemerintah, dalam setiap rupiah
sumber daya publik harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban tersebut tidak cukup dengan laporan lisan saja, namun
perlu didukung dengan laporan pertanggungjawaban tertulis berupa penyajian
laporan keuangan atas kinerja yang telah dicapai.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja pemerintah adalah dengan
melakukan analisis laporan keuangan terhadap anggaran yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan. Sumber untuk menganalisis laporan keuangan adalah
1
laporan keuangan utama yang terdiri dari neraca, laporan arus kas, dan laporan
realisasi anggaran. Fungsi utama dari laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
laporan keuangan tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik dilakukan
dengan cara membandingkan kinerja keuangan satu periode dengan periode
sebelumnya berdasarkan laporan keuangan. Terdapat beberapa teknik dalam
analisis laporan keuangan, yaitu antara lain: analisis aset, analisis kewajiban
dan ekuitas dana, analisis pendapatan, analisis belanja, analisis pembiayaan,
dan analisis laporan arus kas. Terdapat berbagai jenis rasio yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi dan menggambarkan laporan keuangan. Hasil
dari perhitungan rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kinerja keuangan organisasi sektor publik dan selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan?
2. Apa tujuan analisis laporan keuangan?
3. Siapa saja yang berkepentingan terhadap analisis laporan keuangan?
4. Apa saja tahapan-tahapan analisis laporan keuangan?
5. Apa saja metode dan teknik dalam melakukan analisis laporan keuangan?

1.3. Batasan Masalah


Penafsiran suatu tulisan dapat berbeda-beda tergantung sudut pandang
pembaca, oleh karenya perlu diperjelas dan dibatasi. Analisis Laporan
Keuangan yang dimaksud dalam makalah ini yaitu Analisis Laporan
Keuangan Sektor Publik khususnya Sektor Pemerintahan baik Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1.Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Soemarso (2002: 21), analisis laporan keuangan (financial
statement analysis) pada hakikatnya adalah menghubungkan angka-angka
yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan
arah perubahan (trend) nya. Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan
suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya,
menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara
unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Prastowo
dan Juliati, 2002:52).
Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau mempelajari
hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk
menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan
yang bersangkutan (Falikhatun dan Nugrahaningsih,2007:6). Menurut
Mahmudi (2009: 9), analisis dimaksudkan untuk membantu bagaimana cara
memahami laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan,
dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan
keputusan.
Kesimpulan dari pengertian analisis laporan keuangan adalah suatu
proses analisis/penelaahan/mempelajari laporan keuangan untuk memperoleh
pemahaman dan pengertian yang baik dan tepat untuk pengambilan keputusan
pada organisasi sektor publik atau organisasi sektor swasta.

2.2.Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Menurut Prastowo dan Juliati (2002: 53), analisis laporan keuangan
3
dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, diantaranya:
 Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau
merger;
 Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa
datang;
 Sebagai proses diagnosis terhadap masalah manajemen, operasi atau
masalah lainnya;
 Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.

2.3.Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan


Keuangan
Adapun pihak yang berkepentingan dengan analisis laporan keuangan
daerah menurut Widodo dalam Halim (2007: 232), antara lain:
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wakil dari pemilik daerah
(masyarakat).
b. Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.
c. Pemerintah pusat/provinsi sebagai bahan masukan dalam membina
pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.
d. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham
pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman ataupun membeli obligasi.

2.4.Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan


Pembaca laporan keuangan perlu memahami langkah-langkah yang efektif
untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja pemerintah daerah secara tepat
dan komprehensif. Menurut Mahmudi (2009: 85) langkah-langkah atau
tahapan dalam menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah yaitu:
a. Menilai Kinerja Makro
Keberhasilan atau kegagalan kinerja makro sdapat dilihat dari laporan
keuangan yang merupakan gambaran kinerja mikro. Misalnya dibidang
ekonomi menyangkut tingkat inflasi, dibidang pemerintahan menyangkut
indeks good governance, indeks korupsi, dan indeks kepuasan pelayanan,
4
dan lain-lain. Jika kinerja makro kurang baik, maka besar kemungkinan
kinerja mikro juga kurang baik.
b. Menilai Kinerja Program/Kegiatan
Penilaian kinerja program/kegiatan dapat dilihat dari LKPJ dan atau
LAKIP. Keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dinilai dari aspek 3E,
yaitu: ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi terkait dengan
penggunaan sumber daya input secara hemat sehingga tidak terjadi
pemborosan, efisiensi terkait dengan kesesuaian pelaksanaan dengan
anggaran dan efektivitas terkait dengan pencapaian target.
c. Menilai Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan tercermin dari laporan keuangan neraca, laporan kas.
realisasi anggaran, dan laporan arus kas.

2.5. Metode Analisis Laporan Keuangan


Menurut Falikhatun dan Nugrahaningsih (2007: 9), ada dua metode
analisis yang digunakan, yaitu:
a. Analisis Vertikal
Analisis Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara
pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga
hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
b. Analisis Horisontal
Analisis Horisontal yaitu analisis dengan melakukan perbandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembanganya.
Menurut Prastowo dan Juliati (2002), secara umum metode analisis
laporan keuangan dapat di klasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a. Metode Analisis Horisontal (dinamis)
Metode analisis horisontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun
5
(periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
b. Metode Analisis Vertikal (statis)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu
dengan membandingkan antara pos satu dan pos lainnya pada laporan
keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama.

Kesimpulan dari beberapa metode analisis laporan keuangan diatas


adalah:
a. Metode Analisis Horisontal (Dinamis)
Metode analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dalam beberapa
periode untuk melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor
publik atau organisasi sektor swasta.
b. Metoda Analisis Vertikal (Statis)
Metoda analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan dalam satu periode
untuk melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik atau
organisasi sektor swasta.

2.6.Tehnik Analisis Laporan Keuangan


Menurut Mahmudi (2009), teknik analisis laporan keuangan
organisasi sektor publik adalah sebagai berikut:
a. Analisis Varians (Selisih)
Analisis varians pada umumnya digunakan untuk menganalisis laporan
realisasi anggaran, yaitu dengan cara mengevaluasi selisih yang terjadi
antara anggaran dengan realisasinya. Aspek yang penting dalam analisis
varians ini, yaitu:
 Menentukan tingkat signifikansi selisih anggaran.
 Menentukan tingkat varians anggaran yang bisa ditoleransi.
 Mencari penyebab terjadinya selish varians.
b. Analisis Rasio Keuangan
6
Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua angka yang
datanya diambil dari elemen laporan keuangan. Analisis ini dapat
digunakan untuk mengintepretasikan perkembangan kinerja dari tahun ke
tahun dan membandingkanya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis.
Terdapat berbagai macam analisis rasio keuangan, antara lain:
 Analisis Aset
 Analalisis Likuiditas, meliputi:
 Rasio Lancar
 Rasio Kas
 Rasio Cepat
 Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset
 Analisis Solvabilitas
 Analisis Kewajiban
 Rasio Total Utang terhadap Equitas
 Rasio Total Utang terhadap Aset Modal
 Rasio Total Utang terhadap Pendapatan
 Analisis Ekuitas
 Analisis Profitibilitas
 Profit Margin
 Return on Asset (ROA)
 Return on Invesment (ROI)
 Return on Equity (ROE)
 Return on Capital Employed (ROCE)
 Net Income
 Analisis Aktivitas
c. Analisis Pertumbuhan (Trend)
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan baik berupa
kenaikan atau penurunan kinerja selama kurun waktu tertentu. Analisis ini
dapat diaplikasikan misalnya untuk menilai pertumbuhan asset,
pendapatan, utang, surplus/defisit, dan sebagainya.
d. Analisis Regresi
7
Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependent. Analisis ini sangat bermanfaat untuk riset
kebijakan publik yang hasilnya dapat diaplikasikan oleh pemerintah
daerah. Contohnya:
 Menguji pengaruh tingkat serapan APBD terhadap petumbuhan
ekonomi daerah;
 Menguji pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah,
 Dan lain-lain.
e. Analisis Prediksi
Analisis ini digunakan untuk memprediksi pendapatan tahun depan dengan
menggunakan data tahun ini dan tahun sebelumnya sebagai dasar prediksi.

2.7. Analisis Aset


Analisis aset dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang
kekayaan dan potensi ekonomi pemerintah sehingga dari informasi tersebut
masyarakat dapat menilai berbagai hal, misalnya seberapa menarik melakukan
investasi di wilayah itu, bagaimanakah skala ekonomi pemerintah daerah dan
kondisi keuangannya.
Analisis Aset terdiri dari beberapa teknik, menurut Mahmudi (2009)
antara lain:
a. Analisis Pertumbuhan Tiap-tiap Pos Aset dalam Neraca
Tujuan melakukan perbandingan nilai tiap-tiap pos aset dalam neraca adalah
untuk mengetahui perubahan posisi aset pemerintah daerah selama dua periode
berturutan, apakah terjadi kenaikan ataukah penurunan. Secara umum,
kenaikan aset tahun sekarang dari tahun sebelumnya memberikan kesan positif
yang menunjukan adanya kemajuan atau pertumbuhan aset. Sebaliknya,
apabila terjadi penurunan aset, maka itu berarti sinyal negative mungkin telah
terjadi kemunduran, penurunan nilai aset, penggerogotan aset, dan inefisiensi
dalam pengelolaan aset.
8
b. Analisis Proporsi Kelompok Aset Terhadap Total Aset
Analisis proporsi kelompok aset terhadap total aset bermanfaat untuk melihat
potret asset pemerintah daerah secara lebih global. Apakah kelompok aset
tertentu terlalu besar sehingga kurang baik bagi kesehatan keuangan organisasi.
Sebagai contoh, jika asset pemerintah daerah sebagian besar berupa aset lancar,
maka hal itu kurang menguntungkan jika dilihat dari kacamata manajemen
keuangan daerah dan manajemen kas karena keuangan terlalu likuid
(overliquid). Sebaliknya, jika sebagian besar aset merupakan aset tetap,
sementara itu aset lancar kecil, maka keadaan tersebut juga akan mengganggu
likuiditas keuangan pemerintah daerah yaitu kondisi keuangan menjadi tidak
likuid (illiquid).
c. Analisis Modal Kerja (Working Capital)
Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan
pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin
harian tanpa harus mencairkan investasi jangka pendek dan jangka panjang,
menggunakan dana cadangan dan penggunaan pembiayaan lainnya. Analisis
modal kerja merupakan suatu ukuran arus kas bukan sebagai rasio. Hasil
analisis modal harus membarikan nilai positif. Secara umum, semakin tinggi
modal kerja, maka likuiditas organisasi semakin baik.
d. Analisis Rasio Keuangan
Informasi asset dalam neraca sangat penting untuk menghitung rasio keuangan
tertentu. Rasio keuangan yang dapat digunakan dalam analisis laporan
keuangan pemerintah daerah, antara lain yaitu:
 Rasio Liquiditas
Rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk melakukan analisis
liquiditas, ada beberapa rasio yang dapat dipelajari, yaitu:
 Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu rasio yang membandingkan
antara aktiva yang dimiliki pemerintah daerah pada tanggal
neraca dengan utang jangka pendek. Rasio ini menunjukan
apakah pemerintah daerah memiliki asset yang cukup untuk
9
melunasi utangnya.

Current Assets
Current Ratio =
Current Liabilities
 Rasio Kas (Cash Ratio), yaitu rasio yang tersedia dalam
pemerintah daerah ditambah efek yang dapat segera diuangkan
(investasi jangka pendek) dibagi dengan utang lancer. Rasio ini
bermanfaat untuk mengetahui kemampuan daerah dalam
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas dan
efek yang dimiliki pemerintah daerah.

Kas+ Efek
Cash Ratio =
Current Liabilities

 Rasio Cepat (Quick Ratio), yaitu rasio yang membandingkan


antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang
lancar. Rasio ini dapat menunjukan apakah pemerintah daerah
dapat membayar utangnya dengan cepat.

Aktiva Lancar−Persediaan
Quick Ratio =
Current Liabilities

 Rasio Modal Kerja terhadap Total Asset (Working Capital to


Total Asset), merupakan rasio keuangan untuk mengukur
likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja neto.

Working Capital to Total Asset =

Aktiva Lancar−Utang Lancar


Total Aktiva
10
 Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk melihat
kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban
jangka panjang.

Total Aktiva
Rasio Solvabilitas =
Total Utang

 Rasio Utang, yaitu rasio yang digunakan oleh kreditor untuk mengukur
kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utangnya. Terdapat
beberapa jenis rasio utang, diantaranya:
 Rasio Utang terhadap Ekuitas, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.

Total Utang
Rasio Utang terhadap Ekuitas =
Jumlah Ekuitas Dana

 Rasio Utang terhadap Aset Modal, yaitu rasio yang digunakan


untuk mengetahui berapa bagian dari asset modal yang dapat
digunakan untuk menjamin utang.

Total Utang
Rasio Utang terhadap Aset Modal =
Total Aset Modal

 Rasio Utang terhadap Pendapatan, yaitu rasio yang digunakan


untuk mengetahui besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga utang jangka panjang. Rasio ini dihitung
11
dengan membandingkan laba sebelum bunga dan pajak dengan
bunga utang jangka panjang.
Rasio Utang terhadap Pendapatan =

Laba sebelum Bunga dan Pajak


Bunga Utang Jangka Panjang

2.8. Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana


Analisis utang sangat penting bagi calon pemberi pinjaman (kreditor)
dalam membuat keputusan kredit dan bermanfaat untuk mengetahui beban
utang, kesinambungan fiskal, dan kesehatan keuangan pemerintah daerah.
Analisis struktur ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui proporsi dari
utang terhadap ekuitas dana. Struktur ekuitas yang baik mencerminkan adanya
harmonisasi antara sumber pembiayaan eksternal dengan pembiayaan internal.
Informasi komposisi ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui orientasi
alokasi dana pemerintah daerah yaitu seberapa besar dana yang ditanamkan
untuk operasional rutin, dan seberapa dalam bentuk investasi.

2.9. Analisis Pendapatan


Analisis pendapatan daerah dapat digunakan untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan anggaran. Secara umum
realisasi pendapatan daerah dinilai baik apabila melampaui target anggaran,
sebab anggaran pendapatan merupakan batas minimal yang harus dicapai
daerah.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
pendapatan, yaitu:
 Analisis Varian (selisih) anggaran pendapatan.
 Menghitung pertumbuhan pendapatan daerah, meliputi:
 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah;
 Pertumbuhan Pajak Daerah;
 Pertumbuhan Retribusi Daerah;
 Pertumbuhan Pendapatan Transfer;
12
 Menghitung rasio keuangan, meliputi:
 Rasio Kemandirian Daerah;
 Rasio Ketergantungan Daerah;
 Derajat Desentralisasi;
 Rasio Efektivitas PAD;
 Rasio efisiensi PAD;
 Rasio Efektivitas Pajak Daerah;
 Derajat Kontribusi BUMD;
 Rasio Kemampuan Mengembalikan Pinjaman;
 Rasio Pendapatan Terhadap Utang.
 Menilai Potensi penerimaan daerah yang masih dapat dioptimalkan, meliputi:
 Potensi Pajak Daerah;
 Potensi Retribusi Daerah.

2.10. Analisis Belanja


Analisis belanja sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi apakah
pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien, dan
efektif (value for money). Belanja daerah perlu memperoleh perhatian lebih
besar karena belanja daerah lebih rawan mengalami kebocoran anggaran
dibandingkan kebocoran pada sisi pendapatan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis belanja,
yaitu:
 Analisis Varian Belanja;
 Analisis Pertumbuhan Belanja;
 Analisis Keserasian Belanja;
 Rasio Efisiensi Belanja;
 Rasio Belanja terhadap PDRB.

2.11. Analisis Pembiayaan


Informasi pembiayaan penting untuk menilai apakah keputusan
pembiayaan yang dilakukan pemerintah daerah sudah tepat. Stuktur
13
pembiayaan pemerintah daerah juga bisa menggambarkan rentan tidaknya
keuangan daerah yang juga berpengaruh pada tingkat rasio daerah.
Analisis Pembiayan, meliputi:
 Analisis Penggunaan SILPA tahun lalu;
 Analisis Pembentukan dan Penggunaan Dana Cadangan;
 Analisis Investasi;
 Analisis Divestasi dan Privatisasi;
 Analisis Piutang Daerah;
 Analisis Pinjaman Daerah.

2.12. Analisis Laporan Arus Kas


Dalam membaca dan memahami laporan arus kas, fokus perhatian
hendaknya tidak ditujukan pada jumlah kenaikan atau penurunan kas selama
satu periode, karena jumlah arus kas neto saja kurang memberi informasi yang
bermakna. Yang paling penting justru informasi dari masing-masing
komponen arus kas secara individual.
Laporan arus kas dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya surplus atau defisit anggaran;
2. Untuk memprediksi kemampuan fiscal pemerintah daerah dimasa
mendatang terkait dengan kekuatan dan ketahanan fiscal;
3. Untuk memprediksi kesinambungan fiscal pemerintah daerah Dalam
pemberian pelayanan publik.
Terdapat beberapa tehnik atau cara yang digunakan untuk melakukan
Analisis Laporan Arus Kas, yaitu:
 Analisis Pertumbuhan Arus Kas;
 Analisis Arus Kas untuk setiap Komponen;
 Analisis Arus Kas dari aktivitas pembiayaan;
 Analisis Arus Kas dari aktivitas non anggaran.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pemerintahan yang baik (good governance) ditandai dengan tiga elemen
yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Transparansi dibangun atas
dasar kebebasan memperoleh informasi. Partisipasi maksudnya
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang
dapat menyalurkan aspirasinya. Sedangkan akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
Informasi keuangan merupakan suatu kebutuhan bagi para pengguna
(stakeholders). Laporan keuangan disajikan kepada stakeholder untuk
membantu mereka dalam mengambil keputusan sosial, politik, dan ekonomi
sehingga keputusan yang diambil lebih berkualitas dan tepat sasaran.
Stakeholder di sini salah satunya adalah masyarakat yang telah memberikan
uangnya untuk membiayai pembangunan dan operasional pemerintahan.
Untuk itu maka perlu adanya transparansi, karena setiap rupiah uang
pemerintah harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Tidak adanya
laporan keuangan menunjukkan lemahnya akuntabilitas. Lemahnya
akuntabilitas mengindikasikan lemahnya sistem, selanjutnya berimbas pada
membudayanya korupsi sistematik.
Analisis Laporan Keuangan merupakan salah satu instrument untuk dapat
memahami laporan keuangan secara lebih mudah. Hal ini sesuai dengan tujuan
analisis lapoaran itu sendiri yaitu sebagai alat screening, understanding,
forecasting, diagnosis, and evaluation. Dalam melakukan analisis, ada
beberapa langkah ataupun tahapan dalam melakukan Analisi Laporan
15
Keuangan, yaitu menilai kinerja makro, kinerja program/kegiatan dan kinerja
keuangan. Adapun beberapa tehnik yang digunakan, yaitu: analisis, varians,
rasio keuangan, pertumbuhan, regresi dan prediksi.
3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa keterbatasan,
diantaranya:
1. Keterbatasan Jumlah Literatur yang digunakan, dimana dalam menyusun
makalah ini hanya digunakan 5 (lima) literatur berupa buku dan beberapa bahan
hasil penelusuran di internet;
2. Keterbatasan Jumlah Contoh Kasus Penerapan Analisis Laporan Keuangan yang
mampu ditampilkan.
Terkait keterbatasan tersebut diatas, kami sangat mengharapkan masukan
dan saran dari Pembaca sehingga makalah terkait Analisis Laporan Keuangan dapat
menjadi lebih sempurna.

16
DAFTAR PUSTAKA

Falikhatun dan Putri Nugrahaningsih. 2007. Analisis Laporan Keuangan.


Surakarta: FE UNS

Halim, Abdul., 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.


Jakarta: Salemba Empat
Mahmudi, 2009. Analisis Laporan Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN

Prastowo, Dwi D dan Rifka Julianty, 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep
dan Aplikasi. Edisi Revisi. Yogyakarta: AMP YKPN

Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba


Empat

17

Anda mungkin juga menyukai