224
1. Setiap organisasi harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang akan
berdampak pada kelangsungan hidupnya baik secara langsung atau tidak. Perubahan tersebut
bisa berasal dari eksternal atau internal.
Coba Anda berikan contoh dari kedua perubahan lingkungan tersebut.
Jawaban :
a. Pekerja
Pada saat karyawan belum bekerja pada suatu organisasi maka ia merupakan bagian dari
lingkungan eksternal. Tetapi sesudah bekerja untuk perusahaan maka ia menjadi bagian dari
lingkungan internal. Karyawan merupakan sumber daya organisasi. Hubungan antara
manajer-karyawan cukup menyita perhatian ahli manajemen. Jika karyawan dan organisasi
atau manajer mempunyai tujuan yang sama maka organisasi akan berjalan dengan semakin
efektif. Tetapi tampaknya konsep tersebut tidak mudah dijelaskan dan dilaksanakan.
Akibatnya, yang sering terjadi adalah tarik menarik kekuatan antara keduanya. Jika manajer
mempunyai posisi yang kuat maka manajer tersebut akan memaksakan kepentingannya
dengan mengorbankan kepentingan karyawan. Sebaliknya, jika karyawan terlalu kuat maka
karyawan akan memaksakan kepentingannya dengan mengorbankan kepentingan manajer
atau organisasi. Contoh yang pertama, sudah sering terdengar, seperti manajemen yang tidak
memperhatikan kondisi kerja, membayar upah lebih rendah dari upah minimal. Comtoh
situasi yang kedua, adalah karyawan perusahaan mobil General Motors (perusahaan mobil
Amerika Serikat) yang karyawannya masuk dalam union (Serikat Kerja). Serikat kerja
membuat posisi karyawan kuat dan dapat memaksakan kenaikan gaji atau tunjangan. Salah
satu kerugian dari situasi semacam itu adalah biaya tenaga kerja yang terlalu tinggi, sehingga
sulit untuk bersaing dengan perusahaan mobil impor yang karyawannya tidak masuk dalam
Serikat Kerja.
Pada situasi tertentu, manajemen dengan karyawan dapat bersatu dengan cepat. Sebagai
contoh, karyawan dan juga manajer suatu perusahaan penerbangan Amerika Serikat bersedia
dipotong gaji mereka agar perusahaan tersebut dapat berkompetisi dengan perusahaan
penerbangan lain yang menawarkan harga yang lebih murah. Beberapa alternatif
dikembangkan untuk menyamakan kepentingan karyawan dan manajemen. Salah satu cara
adalah ESOP (Employee Stock Ownership Plan) manakala karyawan, baik langsung maupun
tidak langsung, memiliki saham perusahaan di tempat mereka bekerja. Apabila karyawan
bekerja keras, dan perusahaan memperoleh keuntungan dan harga sahamnya naik maka
karyawan akan memperoleh keuntungan juga karena kekayaannya naik. Secara teoritis
tampaknya model tersebut cukup baik, meskipun rincian kerjanya barangkali tidak mudah.
Beberapa masalah yang mungkin terjadi: pembagian saham yang dirasakan adil,
kemungkinan adanya free-rider, ketika pihak tertentu tidak bekerja keras sementara yang
lainnya bekerja keras, tetapi pada waktu perusahaan berhasil, ikut menikmati kesuksesan
tersebut.
b. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris biasa dijumpai pada perusahaan dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT).
Dewan Komisaris ditunjuk untuk mewakili kepentingan pemegang saham. Keberadaan
mereka semakin diperlukan apabila pemegang saham tersebar. Perusahaan (PT) yang besar
dan menjual sahamnya di Bursa Efek akan memiliki ribuan pemegang saham. Pemegang
saham tersebut akan mempunyai posisi yang lemah relatif terhadap manajemen karena
mereka tidak mungkin bertemu dan bersatu mengawasi manajemen. Bahkan beberapa rahasia
penting perusahaan tidak akan dibeberkan ke mereka. Agar pengawasan menjadi lebih
efektif, pemegang saham dapat menunjuk komisaris yang tugas pokoknya adalah mengawasi
menajemen, memastikan manajemen bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Meskipun
idealnya Dewan Komisaris independen terhadap manajemen, dapat mewakili kepentingan
pemegang saham, mempunyai posisi yang kuat terhadap manajemen sehingga memaksakan
perubahan apabila dirasa perlu, tetapi pada situasi tertentu Dewan Komisaris tidak akan
sebebas seperti yang seharusnya. Dewan Komisaris sering lebih tergantung terhadap
kepentingan manajemen dibandingkan terhadap kepentingan pemegang saham. Dalam situasi
semacam itu pengawasan menjadi kurang efektif.
c. Pemegang Saham
d. Jaringan Stakeholder
Stakeholder juga dapat berperan ganda. Karyawan organisasi akan menjadi stakeholder
sebagai karyawan. Apabila anaknya membeli produk yang dihasilkan oleh organisasi maka ia
akan menjadi stakeholder sebagai konsumen. Di samping itu, stakeholder yang berbeda dapat
bersatu apabila memperjuangkan hal yang sama. Sebagai contoh, apabila konsumen
menginginkan informasi produk yang tidak menyesatkan maka ia dapat bekerja sama dengan
pemerintah; meminta pemerintah membuar peraturan, bekerja sama dengan konsumen;
konsumen dapat memboikot produk yang tidak bersih lingkungan, bahkan lembaga keuangan
atau pemegang saham beberapa lembaga keuangan tidak mau membeli saham perusahaan
yang tidak bersih lingkungan.
Kepentingan pihak stakeholder tidak selalu sama, bahkan sering berbeda-beda. Sebagai
contoh, pemegang saham menginginkan tingkat keuntungan yang tinggi. Konsumen
menginginkan produk yang berkualitas dengan harga murah. Masyarakat sekitar
menginginkan lingkungan yang bersih. Karyawan menginginkan gaji yang tinggi. Bahkan
manajemen itu sendiri dituntut untuk menyeimbangkan kepentingan-kepentingan yang
berlawanan tersebut. Keseimbangan semacam itu akan menentukan nasib organisasi.
a. Konsumen
Konsumen membeli produk yang dihasilkan oleh organisasi dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhannya. Konsumen yang membutuhkan makan akan membeli produk makanan yang
dihasilkan oleh perusahaan makanan. Dalam bahasa pemasaran, konsumen sering disebut
sebagai pasar, yang diartikan sebagai orang yang mempunyai kebutuhan, uang, dan
kesedihan untuk membelanjakan uangnya. Konsumen tentu saja sangat menentukan nasib
suatu organisasi. Apabila suatu organisasi gagal memenuhi kebutuhan konsumen, organisasi
tersebut akan ditinggalkan oleh konsumennya. Dengan demikian, perusahaan harus
mengenali perubahan selera atau kebutuhan konsumen tersebut.
Semakin lama, secara umum ada kecenderungan konsumen menjadi semakin kuat posisi
relatifnya terhadap perusahaan karena tingkat pendidikan masyarakat semakin lama semakin
maju maka konsumen semakin tahu hak-haknya. Organisasi tidak lagi dapat memaksakan
kehendak mereka atau membodohi mereka. Persaingan semakin ketat, dan konsumen
mempunyai banyak pilihan. Akan tetapi, untuk beberapa sektor usaha (atau industri),
kedudukan organisasi masih cukup kuat. Pada pasar yang monopolistic (baik secara alamiah
maupun karena peraturan), posisi perusahaan masih lebih kuat. Dalam situasi semacam ini
organisasi tetap dituntut bertindak secara wajar karena organisasi terikat pada etika dan
tanggung jawab social karena suatu saat konsumen menjadi kuat sehingga tidak baik bagi
perusahaan yang suka mengeksploitasi konsumen.
b. Pemasok
Pemasok merupakan pihak yang memberikan input ke perusahaan. Input tersebut dapat
berupa bahan baku, bahan setengah jadi, karyawan, modal keuangan, informasi, atau jasa
yang diperlukan organisasi. Bahan mentah merupakan contoh input bahan baku. Organisasi
yang membutuhkan karyawan akan mencari karyawan melalui biro jasa tenaga kerja, atau
melalui universitas yang memasok lulusan perguruan tinggi. Apabila mesin pabrik
mengalami kerusakan, organisasi dapat memanfaatkan jasa perbaikan mesin.
Sama seperti konsumen, manajer perlu memperhatikan perkembangan pemasok. Dalam
sektor tertentu, pemasok mempunyai kedudukan yang cukup kuat, sementara pada sektor
lainnya, pemasok mempunyai kedudukan yang lemah relatif terhadap perusahaan. Pemasok
tunggal tentunya mempunyai kedudukan yang kuat dibandingkan dengan banyak pemasok,
selanjutnya organisasi tidak lagi tergantung hanya pada satu pemasok. Hubungan yang erat
dengan pemasok dapat mengefisienkan kegiatan organisasi. Sebagai contoh, manajemen
persediaan nol (just-in-time) yang sukses diterapkan oleh perusahaan Jepang, sangat
bergantung pada keeratan antara organisasi dengan pemasok.
c. Pesaing
Organisasi perusahaan akan berebut konsumen dengan pesaing. Pesaing memberikan produk
yang mempunyai fungsi sama dengan produk yang dihasilkan organisasi untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Dengan demikian, Garuda, Wing Air, Sriwijaya, Air Lion, dan Bouraq
akan bersaing memperebutkan penumpang pesawat terbang. Organisasi-organisasi tersebut
berada dalam sektor usaha yang sama. Dengan definisi yang luas, pesaing tidak hanya
terbatas pada sektor usaha yang sama. Sektor usaha penerbangan tersebut akan bersaing
dengan sektor transportasi darat dan laut dalam memperebutkan penumpang. Kegagalan
melihat pesaing di sektor lain yang berkaitan kadang-kadang dapat membuat fatal nasib
organisasi. Sebagai contoh, AMTRAK, perusahaan kereta api di Amerika Serikat, tidak
mampu mengantisipasi berkembangnya sektor penerbangan. Penumpang tidak lagi naik
kereta api, tetapi lebih suka naik pesawat terbang.
Definisi yang lebih luas menunjukkan bahwa organisasi akan bersaing dengan organisasi
lainnya memperebutkan sumber daya yang ada. Organisasi bersaing memperoleh dana dari
lembaga keuangan dan memperebutkan calon karyawan yang baik dari universitas. Kadang-
kadang manajer hasus memilih pesaing yang akan dihadapi. Perusahaan komputer kecil
tentunya tidak bersedia bersaing secara langsung dengan IBM, perusahaan komputer raksasa.
Perusahaan komputer kecil tersebut lebih baik mengikuti IBM dan bersaing dengan
perusahaan komputer kecil lainnya. Kadang-kadang manajer harus bekerja sama dengan
pesaingnya. Aliansi strategis mengajak pesaing untuk bekerja sama, barangkali untuk
menghadapi pesaing lain, atau barangkali ingin memperluas potensi pasar yang ada. Manajer
dengan demikian harus pandai menentukan mana pesaing dan bagaimana menghadapi
pesaing tertentu.
d. Pemerintah
Melalui perusahaan negara (perusahaan yang dimiliki negara), pemerintah menjadi pesaing
langsung suatu organisasi yang kebetulan berada pada bidang usaha yang sama. Garuda
(perusahaan negara) bersaing dengan Lion/Pelita (perusahaan swasta). Meskipun biasanya
perusahaan negara masih dibatasi hanya untuk bidang-bidang yang strategis. Tetapi definisi
strategis tidak cukup jelas sehingga pada suatu masyarakat, definisi strategis menyangkut
sektor yang lebih banyak, sementara pada masyarakat lain, sektornya lebih terbatas.
e. Lembaga Keuangan
Organisasi akan tergantung pada lembaga keuangan atau pasar keuangan. Lembaga keuangan
memberikan input modal keuangan yang diberikan, baik untuk mendirikan bisnis atau untuk
modal kerja yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Lembaga keuangan juga menjadi
perantara bagi organisasi ke pasar keuangan. Pasar keuangan akan memperlancar aliran dana
dari pihak surplus dana (pihak yang menabung) ke pihak yang membutuhkan dana atau
defisit dana (biasanya organisasi perusahaan). Manajer harus memperhatikan dinamika pasar
keuangan. Saat ini instrumen-instrumen keuangan banyak yang bermunculan dengan tujuan
mengefisienkan aliran dana dari pihak surplus ke pihak defisit dana. Organisasi dapat
memilih pendanaan dalam bentuk hutang, bisa dari bank atau mengeluarkan surat hutang
(obligasi) yang dijual langsung ke investor. Alternatif lain adalah bentuk kepemilikan yang
berupa penyertaan oleh lembaga keuangan atau menjual surat kepemilikan (saham) ke
investor. Penjualan tersebut biasanya dilakukan di pasar modal. Jika yang dibutuhkan dana
untuk kebutuhan jangka pendek, organisasi dapat memperoleh dana dari lembaga keuangan
atau menjual surat hutang jangka pendek langsung ke investor. Contoh surat hutang jangka
pendek adalah Commercial paper (CP). Organisasi juga dapat menjual aset (kekayaan) yang
dipunyai, misal menjual piutang (disebut sebagai factoring), menggadaikan aset. Manajer
dapat menyewa aset (leasing) tanpa perlu membeli aset secara langsung. Manajer harus
menentukan alternatif pendanaan yang paling murah dan paling fleksibel. Pada umumnya,
ada trade-off antara keduanya. Sebagai contoh, penggunaan hutang mempunyai biaya modal
yang murah, tetapi hutang membuat fleksibilitas organisasi semakin berkurang.
f. Kelompok-Kelompok Lain
Di samping kelompok-kelompok yang sudah disebutkan di muka, organisasi juga
menghadapi kelompok lainnya (yang belum disebutkan) dari lingkungannya. Kelompok
tersebut biasanya tergantung pada jenis kegiatan organisasi. Organisasi rumah sakit akan
berurusan dengan organisasi dokter atau jururawat. Organisasi perusahaan akan berurusan
dengan organisasi Serikat Pekerja. Organisasi perusahaan manufaktur akan berhadapan
dengan organisasi retailer. Dari waktu ke waktu ada kecenderungan posisi retailer semakin
kuat karena mereka mempunyai akses ke pasar. Kelompok-kelompok tersebut akan
menentukan nasib organisasi.
2. Adakalanya perubahan sulit atau bahkan tidak berhasil dilakukan dalam suatu organisasi.
Menurut Anda, bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi? Jelaskan
dan berikan contohnya.
Jawaban :
Proses Perubahan
Pada umumnya perubahan tidak berhasil karena dua hal: pertama, orang tidak dapat
mengubah atau tidak mau mengubah perilaku dan sikap yang sudah tertanam cukup lama.
Kedua, pada waktu orang berubah, sering kali perilaku yang baru hanya terjadi pada masa-
masa awal perubahan. Sesudah itu ada kecenderungan orang kembali lagi ke perilaku yang
lama. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kurt Lewin (1951) mengajukan proses perubahan
yang mencakup tiga tahap: unfreezing, change (implementasi), dan refreezing.
Unfreezing. Dalam tahap ini karyawan yang akan terkena perubaha dijelaskan mengenai
pentingnya perubahan sehingga karyawan tersebut menjadi sadar akan pentingnya
perubahan.
Refreezing. Tahap ini bertujuan membuat nilai, sikap, dan perilaku yang baru (yang
diinginkan) menjadi norma yang baru. Tahap ini dapat dilakukan dengan memberi
dukungan atau memaksa perilaku yang baru tersebut.
Agen perubahan dapat dilakukan oleh anggota organisasi atau manajer. Alternatif lain
adalah dengan mengundang pihak luar (biasanya konsultan) menjadi agen perubahan. Cara
tersebut mempunyai keuntungan karena konsultan menawarkan spesialisasi pengetahuan
dan mereka akan terbebas dari tugas sehari-hari. Manajer tidak akan terlepas dari tugas
sehari-hari. Agen perubahan dari luar sering kali lebih “dihargai dan didengar”
dibandingkan dengan agen perubahan dari dalam organisasi. Kerugian penggunaan pihak
luar adalah lebih mahal dan kemungkinan mereka tidak memahami situasi organisasi yang
ada. Sering kali konsultan hanya menggunakan prosedur yang sudah standar yang kemudian
diterapkan pada semua organisasi tanpa memperhatikan keunikan tiap-tiap organisasi.
Tipe Perubahan Yang Direncanakan
Perubahan dalam organisasi mencakup empat hal: strategi, struktur, teknologi, dan orang
atau kombinasi antara keempat faktor tersebut. Gambar berikut ini menjelaskan perubahan
tersebut.
Perubahan Struktur
Perubahan Tekno-struktur
Prestasi
Organisasi
Yang Semakin
Strategi Perubahan Teknologi
Baik
Perubahan Orang
Sedangkan contoh-contoh perubahan untuk setiap bagian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
1. Perubahan Strategi
Perubahan strategi mempunyai efek yang lebih luas terhadap organisasi. Perubahan tersebut
akan mempengaruhi struktur, teknologi, dan orangnya. Perubahan strategi ditujukan agar
organisasi menjadi lebih sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sebagai contoh,
menghadapi lingkungan yang semakin tidak menyukai kebiasaan merokok. Karena rokok
sering disebut sebagai penyebab kanker sehingga rokok bukan merupakan kebiasaan yang
sehat, Philip Morris melakukan strategi diversifikasi. Karena itu, Philip Morris membeli
perusahaan makanan dan minuman (bir) sehingga tidak akan tergantung dari industri rokok.
Secara keseluruhan, Philip Morris merupakan perusahaan yang sehat. Organisasi dapat
memilih untuk melakukan penggabungan usaha (merger) dengan organisasi lainnya. Strategi
semacam itu jelas akan berpengaruh terhadap struktur, orang, dan dapat teknologi.
Organisasi mungkin memutuskan untuk melakukan ekspansi internasional untuk
memanfaatkan pasar internasional.
2. Perubahan Struktur
Perubahan struktur dapat dilakukan melalui beberapa cara: perubahan desain organisasi,
desentralisasi, dan modifikasi aliran kerja. Perubahan desain organisasi mencakup
pendefinisian kembali tanggung jawab kerja atau penataan kembali departemen, divisi, atau
pembagian kerja. Kecenderungan saat ini adalah trend menuju organisasi yang lebih datar
karena struktur semacam itu diharapkan meningkatkan intensitas komunikasi antara
karyawan bagian bawah dengan manajemen puncak. Dengan cara ini informasi dari
karyawan bagian bawah yang merupakan orang lapangan dapat mengalir ke atas dengan
lebih baik. Manajemen diharapkan dapat menjadi lebih responsif. Desentralisasi berarti
memberi wewenang yang lebih besar (otonomi) kepada bagian organisasi atau kepada
anggota organisasi. Desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan inisiatif, komitmen kerja,
dan kepuasan kerja anggota organisasi. Desentralisasi nampaknya juga merupakan trend
yang semakin banyak digunakan oleh organisasi.
Modifikasi aliran kerja diharapkan mampu meningkatkan efisiensi kerja. Sebagai contoh,
dalam suatu pelabuhan, inspeksi barang dilakukan dengan melewati beberapa pos.
Memotong pos inspeksi akan menghemat waktu dan biaya inspeksi. Dalam pemasaran,
semakin panjang jaringan distribusi, barang akan menjadi semakin mahal. Memotong
distribusi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi. Perubahan struktur
organisasi juga dapat dilakukan. Sebagai contoh, perusahaan kecil biasanya mempunyai
struktur fungsional. Apabila perusahaan tersebut berkembang, diperlukan perubahan
menjadi struktur divisional.
3. Perubahan Teknologi
4. Perubahan Orang
Perubahan orang mencakup perubahan sumber daya manusia organisasi. Sebagai contoh,
jika komputerisasi masuk dalam organisasi, tingkat pengetahuan komputer karyawan
tentunya perlu dinaikkan. Dalam hal ini karyawan dapat dilatih menggunakan komputer
yang baru. Perubahan kemampuan dan keterampilan karyawan sering kali dimulai dengan
perubahan teknologi dalam organisasi. Perubahan juga dapat diarahkan pada persepsi dan
harapan karyawan. Jika karyawan merasa gaji mereka kurang baik, padahal kenyataannya
menunjukkan bahwa gaji tersebut lebih baik dibandingkan dengan gaji di perusahaan lain,
organisasi dapat memberi penjelasan bahwa gaji tersebut lebih baik dibandingkan dengan
gaji di tempat lain. Lulusan Magister Manajemen atau Master of Business Administration
sering kali dikritik karena mereka mempunyai harapan yang terlalu tinggi pada waktu
memasuki organisasi. Sebagai MBA atau MM mereka mengharapkan posisi yang bagus
(manajer) dan gaji yang tinggi. Lulusan MBA atau MM tersebut sering kali mengubah
persepsi dan harapan mereka pada waktu mereka memasuki organisasi tertentu, dengan
tujuan membuat persepsi dan harapan mereka menjadi lebih rendah.
Manusia merupakan fenomena yang kompleks. Mengubah sikap, persepsi, dan perilaku
manusia bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Upaya mengubah sikap, persepsi,
harapan, dan perilaku sumber daya manusia dalam organisasi sering disebut sebagai
pengembangan organisasi (Organizational Development).
Modul 02
Kegiatan Belajar 1 : Lingkungan Organisasi
Modul 06
Kegiatan Belajar 2 : Perubahan Organisasi