Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

EKONOMI PEMBANGUNAN

Disusun untuk memenuhi tugas Ekonomi Pembangunan (ESPA4229) Semester Gasal

Disusun oleh:
Bagus Eko Priyanto
030089321

Universitas Terbuka
Fakultas Ekonomi - Program Studi Akuntansi
2017/2018
Tugas 1

1. Apakah yang menjadi indikator atau ukuran dari sebuah pembangunan ekonomi?
2. Bagaimanakah hubungan peran pemerintah (dari sisi peran alokasi, distribusi, dan stabilisasi)
jika dihubungkan dengan usaha mengatasi kemiskinan?

Jawab

1. Pembangunan Ekonomi memiliki empat Indikator Pembangunan Ekonomi, antara lain


sebagai berikut:
a. Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang di sini berupa tingkat pendapatan yang
diterima oleh masyarakat. Dalam indikator moneter, ada beberapa indikator yang dapat
diukur, misalnya pendapatan per kapita.
b. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Suatu perkembangan baru mengenai Indikator Pembangunan Ekonomi kaitannya
dengan pemenuhan kesejahteraan masyarakat akan dikemukakan oleh William
Nordhaus dan James Tobin (1972). Mereka mencoba menyempurnakan nilai-nilai GNP
dalam upaya untuk memperoleh suatu indikator ekonomi yang lebih baik yakni dengan
menggunakan atau mengenakan konsep Net Economic Welfare (NEW). Kedua orang
ini yakin, walaupun memiliki berbagai kelemahan, GNP perkapita adalah indikator
pembangunan yang cukup baik. Maka dari itu, William Nordhaus dan James Tobin
(1972) mengemukakan koreksi terhadap GNP tersebut. Berikut ini adalah penjelasan
dari kedua koreksi tersebut :
 Koreksi Positif
GNP perkapita kadang-kadang tidak memasukkan beberapa hal yang sebenarnya
membuat masyarakat sebuah perekonomian dalam suatu Negara lebih meningkat
kesejahteraannya. Berikut ini hal-hal yang termasuk dalam pembahasan koreksi
positif:
 Waktu Senggang
Beberapa penduduk yang sudah kaya rela bekerja lebih sedikit untuk sekedar
bisa menikmati masa luang, dan kegiatan ini menambah tingkat kesejahteraan

1 | EKONOMI PEMBANGUNAN – Tugas 1


mereka, meskipun bukan berupa tambahan pendapatan. Ini harus dimasukkan
dalam GNP hasilnya lebih mencermingkan kesejahteraan masyarakat (dalam
arti menambah).
Kepuasan dari waktu senggang ini diharapkan akan sebesar kepuasan yang
diperoleh dari barang dan jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu, GNP akan
turun walaupun tingkat kesejahteraan meningkatkan . dengan demikian agar
kepuasan batin itu ikut diperhitungkan, maka suatu koreksi harus ditambahkan
pada GNP dan akan menghasilkan Net Economic Welfare (NEW).
 Kegiatan Substansi
Misalnya kita memasukkan untuk dimakakan sendiri, adalah kegiatan-kegiatan
yang benar-benar mendatangkan nilai tambah tetapi tidak pernah dimasukkan
dalam GNP.
 Kegiatan Sektor Informal
Pada masa sekarang ini sektor informal telah berkembang secara pesat.
Kegiatan sektor informal disini juga dibedakan menjadi dua. Yakni kegiatan
ekonomi legal dan melanggar hukum. Pada umumnya kegiatan ekonomi yang
legal tersebut tidak memasukkan pajak ke dalam bisnisnya.
Para ekonom tidak menambah nilai kegiatan illegal atau melanggar hukum
tidak dimasukkan ke dalam perhitungan GNP. Karena sudah disepakati bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan yang memberikan dampak negatif dari segi
sosial.
 Koreksi Negatif
Dalam proses produksi dan komsumsi, kadang-kadang ada biaya-biaya yang
muncul tetapi belum diinternalisasikan dalam harga pasar. Misalnya polusi air dan
udara yang ditimbulkan oleh berbagai pabrik. Akan tetapi GNP tidak pernah
dimasukkan. Supaya GNP betul-betul mencerminkan kesejahteraan masyarakat,
maka hal-hal yang tadi harus dimasukkan ke dalam GNP.
c. Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indikator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indikator sebelumnya, Indikator
memiliki beberapa macam-macam sub-indikator. Berikut ini adalah uraiannya:
2 | EKONOMI PEMBANGUNAN – Tugas 1
 Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai
penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3
kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa
Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan
nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya
disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan
masyarakat yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat
harga di setiap negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan
dari setiap negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah
kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam
pendidikan, dan usaha ini dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara di atas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara
yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk
membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan di berbagai negara
dengan memperbaiki metode pembanding dengan menggunakan data pendapatan
nasional dari masing-masing negara.
Dengan cara-cara di atas memiliki kelemahan pada negara sedang berkembang.
Pada dasarnya Negara berkembang tidak memiliki data-data tentang cara-cara
diatas. Sehingga Beckerman mengemukakan lagi cara yang lain dalam
membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai negara yaitu dengan
menggunakan data yang bukan bersifat moneter untuk menentukkan indeks
kesejahteraan masyarakat disetiap negara. Cara ini sering disebut dengan Indikator
Non-Moneter Disederhanakan.
 Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks gabungan
yang dikenal dengan Physical Quality of Line Index (PQLI) dan Indeks Kualitas
3 | EKONOMI PEMBANGUNAN – Tugas 1
Hidup (IKH). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kualitas
Hidup (IKH) terdiri dari 3 indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian,
dan tingkat melek huruf.
Sejak tahun 1990, United Nations for Development Program (UNDP)
mengembangkan indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan
Manusia (HDI). Sedangkan indikator yang digunakan untu mengukur indeks ini
adalah :
 Tingkat harapan hidup.
 Tingkat melek huruf masyarakat.
 Pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing negara.
Indeks HDI ini besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka indeks yang
diperoleh dari suatu negara mendekati 1, maka HDI di negara tersebut semakin
tinggi. Sedangkan, apabila angka indeks mendekati 0, maka negara tersebut
memiliki indeks pembangunan manusia yang rendah.
d. Indikator Campuran
Indikator campuran adalah indikator yang mencakup indikator susenas inti dan indeks
pembangunan manusia (Human Devloment Index)
 Indikator susenas inti merupakan indikator yang pernah dipakai oleh kementerian
Indonesia. Indikator ini dikembangkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
1992. Indikator ini mencakup aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan
kerja, keluarga berencana dan fertilitas, ekonomi kriminalitas, pembangunan
ekonomi, dan akses ke media.
 Indeks pembangunan manusia adalah indikator yang diukur menggunakan tingkat
harapan hidup, tingkat melek huruf, dan pendapatan rill perkapita yang diukur
berdasarkan paritas daya beli atau keseimbangan kemampuan belanja.

2. Peran pemerintah dalam mengatasi kemiskinan antara lain:


a. Alokasi
Pada dasarnya sumber daya yang dimiliki suatu negara adalah terbatas. Pemerintah
harus menentukan seberapa besar dari sumber daya yang dimiliki akan dipergunakan
untuk memproduksi barang-barang publik, dan seberapa besar akan digunakan untuk

4 | EKONOMI PEMBANGUNAN – Tugas 1


memproduksi barang-barang individu. Pemerintah harus menentukan dari barang-
barang publik yang diperlukan warganya, seberapa besar harus disediakan oleh
pemerintah, dan seberapa besar yang dapat disediakan oleh rumah tangga perusahaan.
b. Distribusi
Pemerintah berupaya untuk mendistribusikan pendapatan atau kekayaan agar
masyarakat sejahtera. Namun, bagaimanapun juga upaya ini tidaklah mudah karena
banyak faktor yang mempengaruhi perolehan pendapatan, misalnya kepemilikan faktor
produksi, permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan
seseorang. Distribusi pendapatan dan kekayaan melalui pasar walau efisien namun tidak
adil. Oleh karena itu pemerintah harus campur tangan.
c. Stabilisasi
Sesuai dengan nama stabilisasi maka fungsi stabilisasi ini dimaksudkan untuk
menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara. Fungsi stabilisasi ini berkaitan erat
dengan fungsi mengatur variabel ekonomi makro dengan instrumen kebijakan moneter
dan kebijakan fiskal.
Di antara ketiga fungsi ekonomi pemerintah, fungsi stabilisasi ini merupakan yang
paling kecil kewenangan dan dukungannya terhadap peran pemerintah daerah dan
bahkan hampir tak mendapatkan bagian untuk berperan dalam fungsi stabilisasi ini. Hal
ini dilandasi oleh pemikiran bahwa fungsi stabilisasi berbeda antar satu daerah dengan
daerah lain dalam suatu negara.
Di samping itu kecilnya kewenangan dan dukungan peran pemerintah daerah dalam
fungsi stabilisasi, disebabkan akan adanya efek samping yang timbul akibat
penggunaan instrumen yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk mengontrol
variabel ekonomi makro dan efek langsung dari penggunaan instrumen tersebut.

5 | EKONOMI PEMBANGUNAN – Tugas 1

Anda mungkin juga menyukai