Anda di halaman 1dari 4

Kebijakan untuk Mengatasi Eksternalitas

Salah satu cara untuk mengatasi kegagalan pasar atau inefisiensi akibat terjadinya ekonomi
eksternal adalah regulasi atau larangan pemerintah. Dengan melarang sebuah aktivitas yang
mengingkatkan ekonomi eksternal, maka disekonomis eksternal tersebut dapat dicegah. Sebagai
contoh, dengan melarang penggunaan mobil, emisi mobil dapat dihilangkan. Namun yang lebih
baik adalah regulasi yang mengizinkan kegiatan yang menimbulkan eksternalitas, hingga titik
ketika manfaat sosial marginal dari kegiatan tersebut sama dengan biaya sosial marginalnya.
Walaupun begitu regulasi langsung sering kali menentukan teknik produksi yang harus
digunakan untuk membatasi disekonomis eksternal, biasanya regulasi langsung tidaklah efisien.
Cara yang lebih efisien untuk membatasi ekstenalitas pada tingkat ketika manfaat sosial
marginal dari aktivitas itu sama dengan biaya sosial marginalnya adalah dengan pajak atau
pemberian subsidi.
Jenis pajak lain yang dikenakan untuk mengatasi eksternalitas negatif atau disekonomis
eksternal (dan mengingkatkan pendapatan untuk memberikan pelayanan pemerintah) adalah
pajak minuman keras, rokok, dan bensin. Subsidi lain yang diberikan untuk mengoreksi
eksteenalitas positif atai ekonomis eksternal adalah pemotongan pajak investasi untuk
meningkatkan investasi, tunjangan penyusutan untuk menunjang pembangunan sumber daya
alam, dan bantuan untuk pendidikan.
Selain pelarangan dan regulasi, serta pajak dan subsidi, eksternalitas negatif dan positif
kadang-kadang dapat diatasi dengan pembayaran sukarela. Namun, cara ini tidak praktis jika di
daerah tersebut terdapat banyak penduduk yang bertempat tinggal. Cara lain untuk mengatasi
disekonomis eksternal yang diakibatkan oleh sebagian perusahaan adalah mengizinkan atau
mendorong terjadinya merger, sehingga disekonomis eksternal terinternalisasi dan secara
eksplisit dihitung oleh perusahaan yang mengalami merger. Sebagai contoh jika sebuah pabrik
kertas berlokasi dihulu sebuah pabrik penylingan minuman, limbah pabrik kertas yang dibuang
ke dalam sungai menimbulkan disekonomis eksternal bagi pabrik penyulingan minuman karena
pabrik tersebut harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memurnikan air yang digunakan
untuk membuat bir. Walaupun demikian, jika pabrik kertas dan pabrik bir bergabung, biaya
pemurnian air untuk membuat bir akan menjadi biaya eksplisit dan langsung, sehingga
perusahaan yang mengalamii merger harus memperhitungkannya dalam keputusan produksi
(kertas dan bir).
Cara lain yang jauh berbeda untuk membatasi jumlah eksternalitas negatif hingga tingkat
yang optimal secara sosial adalah penjualan izin polusi. Dalam sistem ini, pemerintah
menentukan jumlah polusi yang dianggapnya optimal secara sosial (berdasarkan manfaat yang
dihasilkan dari kegiatan yang menghasilkan polusi itu) dan melarang lisensi bagi perusahaan-
perusahaan untuk menghasilkan polusi sampai tingkat tertentu. Dengan demikian biaya polusi
diinternalisasikan (artinya, dianggap sebagai bagian biaya produksi biasa) oleh perusahaan, dan
jumlah polusi yang diizinkan akan dimanfaatkna dalam aktivitas yang lebih berharga. Dari
berbagai cara untuk mengatasi eksternalitas tersebut, ternyata masih mempunyai kelemahan
yaitu sulitnya mengukur hasil eksternalitas secara akurat. Namun, dengan adanya berbagai cara
terssebut dapat diketahui apa saja yang perlu diukur dan prosedur apa yangperlu digunakan
untuk mencapai kepututsan atau kebijakan yang optimal secara sosial.

12.3 Regulasi Fasilitas Umum


1. Fasilitas Umum sebagai Monopoli Alamiah
Monopoli alamiah adalah suatu akibat yang terjadi secara alamiah ketika suatu
peusahaan besar mempunyai biaya perunit yang lebih kecil yang lebih rendah dari
peusahaan-perusahaan kecil lainnnya, sehingga mampu membuat perusahaan-
perusahaan kecil tersebut keluar dari bidang usaha tersebut.
Menurut Iskandar Putong, S.E., MMSI monopoli alamiah adalah perusahaan yang
memperoleh kekuasaan monopoli karena mencapai skala usaha ekonomis pada tingkat
produksi yang sangat banyak jumlahnya. Contoh monopoli alamiah adalah fasilitas
umum – perusahaan listrik, gas, air dan transportasi lokal.
Monopoli alamiah (Natural Monopoly) terjadi pada perusahaan yang memasok
keseluruhan pasar secara efisien dimana kurva biaya rata-rata jangka panjang bisa
turun sejalan dengan bertambahnya output. Contohnya Public Utilities.
2. Kesulitan dalam Regulasi Fasilitas Umum
Penentuan tingkat harga untuk jasa fasilitas umum oleh komisi regulasi sangatlah
rumit. Salah satu alasannya adalah sangat sulit untuk menentukan nilai dari pabrik atau
aset tetap dalam perhitungan tingkat pengembalian yang normal.

12.4 Antitrust : Regulasi Pemerintah Atas Struktur Pasar dan Perilaku Bisnis
Antitrust adalah hukum atau undang-undang “antipakat” (antitrust) atau hukum/
undang-undang persaingan, merupakan peraturan melawan keiasan atau dianggap tidak
adil. Istilah antitrust diambil dari hukum amerika serikat yang awalnya dibuat untuk
memerangi bisnis kartel. Kartel adalah adalah kelompok produsen independen yang
bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. Bedasarkan hukum
anti monopoli, kartel dilarang di hampir semua Negara.
Undang-undang antitust melakukan hal ini dengan melarang monopoli, melarang
kompetisi yang tidak adil, dan menghilangkan diskriminasi harga dan kolusi mereka juga
melindungi persaingan dengan melindungi merger yang akan memungkin perusaan tungkal
untuk mendominasi pasar. Tujuan kedua dari kebijakan antitrust adalah untuk melindungi
kesejahteraan konsumen yang melakukan penipuan dan tidak adil. Undang- undang
antitrust asli ditujukan untuk memelihara persaingan seakan-akan bahwa konsumen akan
dijaga selama kompetisi yang kuat. Tujuan selanjutnya dari undang-undang antitrust yaitu
melindungi yang kecil, perusahaan bisnis mandiri dari tekanan ekonomi yang diberikan
dari persaingan usaha besar. Udnang-undang antitrust melarang harga yang bersaing,
prakterk menjual dibawah biaya produsen untuk mengusir persaingan keluar dari bisnis.
Undang-Undang Antitrust yang paling Penting :
1. Sherman Act (1890), Pasal 1 dan 2 menyatakan :
1) Setiap kontrak, kombinasi dari bentuk sebuah trust atau lainnya, atau konspirasi,
yang membatasi perdagangan atau commerce di antara beberapa negara bagian,
dan dengan bangsa asing, dengan ini dinyatakan melanggar hokum.
2) Setiap orang yang memonopoli, bergabung atau berkonspirasi dengan satu atau
beberapa orang lain, untuk memonopoli bagian tertentu dari perdagangan atau
commerce di antara beberapa negara bagian atau dengan bangsa asing, akan
dikatakan sebagai orang yang melakukan tindakan kejahatan ringan.
2. Clayton Act (1914), (Diskriminasi harga, kontrak eksklusif dan mengikat, pembelian
saham antarperusahaan bersifat melanggar hukum hanya jika hal-hal tersebut secara
nyata mengurangi persaingan atau cenderung menciptakan monopoli.)
3. Federal Trade Commision Act (1914), bentuk persaingan yang tidak sehat adalah
melanggar hukum.
4. Robinson-Patman Act (1936), amademen Clayton Act. Melarang penjualan yang lebih
murah untuk tujuan merusak persaingan.
5. Wheeler-Lea Act (1938), amandemen Federal Trade Commision Act. Melarang
penayangan iklan yang salah dan menyesatkan atas suatu produk yang diperdagangkan
antar negara bagian.
6. Celler-Kefauer Antimerger Act (1950), menutupi kelemahan Pasal 7 Clayton Act.
Melaran pembelian saham, aset perusahaan saingan, jika pembelian tersebut secara
nyata mengurangi persaingan atau cenderung menciptakan monopoli. Melarang setiap
jenis merger horizontal dan vertikal, konglomerasi, jika dampaknya secara nyata
mengurangi persaingan atau cenderung menciptakan monopoli.

Anda mungkin juga menyukai