Sumber:
https://swa.co.id/business-champions/leaders/stanley-s-atmadja-pentingnya-membangun-
kekuatan-sdm-dan-kultur-perusahaan
Pertanyaan:
Berdasarkan bacaan di atas, maka analisalah:
Skor
1. Berikan analisa Anda mengenai values yang menjadi fondasi bagi keberlangsungan 35
perusahaan. Kaitkan dengan teori.
2. Menurut Anda, bagaimana Stanley membangun kekuatan SDM dan kultur 30
perusahaan? Berikan analisa Anda.
3. a. Apa yang Anda ketahui mengenai karakteristik dari kepemimpinan strategis? 35
b. Berikan analisa Anda mengenai syarat kepemimpinan menurut Stanley.
1. Values yang menjadi keberlangsungan perusahaan adalah
Manajemen yang baik menentukan keberlangsungan perusahaan kedepannya.
Yang dimaksud dengan manajemen yang baik ialah tujuan dari perusahaan tersebut
tercapai dengan tercapainya tujuan akan memberi manfaat bagi lainnya, baik manfaat
untuk pihak internal maupun pihak eksternal.Untuk mencapai tercapainya sebuah tujuan
perlu diperhatikan bagaimana organisasi atau perusahaan dalam memanajemen sumber
daya manusia. Karena keberhasilan bukan semata milik top manajemen atau pemilik saja
namun keberhasilan yang menyeluruh karena setiap individu atau kelompok menjalankan
fungsinya dengan baik. Karena sejatinya Perusahaan lebih efektif dibandingkan jika kita
bekerja sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Mary Parker Follet, 1918 yaitu berupa
“Seni mencapai sesuatu melalui orang lain” (the art of getting things done through the
others) jadi tujuan akan lebih efektif jika dikerjakan secara bersama. Bagaimana dengan
keberlangsungan perusahaan kedepannya itu bergantung adanya hubungan yang baik
antara karyawan dan perusahaan begitu pula sebaliknya didukung juga dengan budaya
perusahaan yang baik dengan adanya program yang menunjang keterampilan atau
kompetensi setiap karyawan ditengah perkembangan yang sangat dinamis. Akio Morita
pendiri perusahaan Sony, perusahaan elektronik Jepang yang sangat sukses, berpendapat
bahwa perlakuan perusahaan Jepang terhadap karyawannya merupakan kunci sukses
perusahaan jepang. Karyawan diperlakukan sebagai kolega, bukan sebagai alat untuk
mencapai keuntungan yang akan diberikan ke investor. Dalam pandangan dia, hubungan
dengan karyawan lebih permanen dibandingkan hubungan dengan investor. Untuk itu
keberlangsungan perusahaan ke arah yang lebih baik atau buruk tergantung dari
bagaimana perusahaan memperhatikan setiap segala sesuatunya dengan manajemen yang
baik, terukur dan tepat sasaran.
” Pengalaman di Citibank mengajarkan bagaimana menjadi anak buah yang baik, menjadi
anak buah berprestasi, bahkan menjadi supervisor yang mumpuni. “Saya banyak belajar
di sana,” ujar Stanley yang menganggap hal itu sebagai pengalaman berharga. Sehingga,
ketika membangun perusahaan seperti Adira dan MUF dari nol, ia paham bagaimana
menempatkan diri dan membangun kultur perusahaan serta memanfaatkan potensi anak
buah sehingga menjadi kekuatan yang besar..”
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang pernah merasakan jika diposisi yang sama
sehingga keberhasilan seorang pemimpin bisa terlihat dan dirasakan dari cara bagaimana
ia memimpin, mengorganisasi bahkan mengedukasi bawahannya. Dan pemimpin yang
bijak adalah pemimpin yang belajar dari pengalaman terdahulunya sehingga pemimpin
yang bijak dapat meneruskan atau bahkan menyempurnakannya demi kemajuan atau
tercapainya tujuan perusahaan tersebut.
Kekuatan SDM dapat tercapai dengan menyelaraskan para top team menjadi tim kerja
yang solid (teamwork) sehingga terbangun bonding yang bagus. Menurut beliau bonding
antar top team akan berhasil jika kultur yang berkembang juga bagus, harus diawali dari
level top management. Beliau selalu berusaha turun langsung bersama tim Human
Resources membangun kultur perusahaan dan membantu menyosialisasikannya sebagai
program utama.
Statement yang disampaikan beliau sangat saya sukai yaitu, everyone is important, semua
orang itu penting. SDM harus memiliki rasa bangga, turut andil dalam membangun
perusahaan. Seperti Teori Motivasi Maslow (1943,1954)
Dan yang terpenting menurut saya yang dilakukan beliau untuk membangun kultur
perusahaan dilakukan dengan cara yang unik, yaitu dengan turun langsung ke lapangan
bertemu seluruh jajaran di mana pun, dengan tujuan menyosialisasi kultur dan mengirimi
pesan untuk menyamakan mindset (managing mindset) sesuai yang disampaikan beliau
Ketika mindset semua orang dalam perusahaan sama, itu akan menjadi kekuatan besar
untuk menggerakan perusahaan.
3. A. Kepemimpinan Strategis yang saya ketahui adalah kemampuan seseorang yang identik
dengan pengambilan keputusan yang berdampak jangka panjang, visioner, selalu
melakukan untuk menciptakan inovasi yang tentunya terukur dan tepat sasaran.
Berdasarkan BMP Manajemen, oleh Mamduh M. Hanafi dalam modul 08 Kemampuan
Strategik menggabungkan dua hal, yaitu kemampuan memimpin dengan kemampuan
manajerial. Untuk itu diperlukan cakupan yang luas, dampak yang lebih lama dan
seringkali melibatkan perubahan organisasional yang signifikan.
B. Menurut beliau syarat kepemimpinan adalah harus membangun reputasi. Saya setuju
dengan yang disampaikan oleh beliau, reputasi penting untuk perusahaan besar karena
dengan reputasi yang baik dapat menumbuhkan kepercayaan antara perusahaan dengan
pihak lainnya termasuk masyarakat dalam jangka panjang.
Syarat kepemimpinan yang kedua yaitu abudance mentality, artinya pemimpin tidak
boleh ketakutan kalau ada anak buah yang pintar. Justru sebaliknya mereka akan bisa
banyaj membantu. Makanya prinsip trust, respect dan empowerment harus dijalankan
dengan baik di manapun kita berada. Menurut saya yang disampaikan beliau benar
adanya perlunya kedewasaan dalam bersikap yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang
dimana menyadari seiring berjalannya waktu umur akan terus bertambah dan kemampuan
tiap individu mungkin seiring berjalannya waktu tidak seoptimal sebelumnya namun
kematangan dalam pengambilan keputusan dan kematangan berpikiri mungkin jadi
senjata utamanya. Perlunya empowerment yang dilakukan oleh tiap pemimpin untuk
saling bekerja sama jika ada anak buah yang pintar, dengan harapan pemimpin
mengharapkan anak buah yang pintar disertai dengan attitude atau standar perilaku yang
bisa menyesuaikan agar terciptanya situasi yang kondusif dimulai dengan cara sederhana
yaitu adanya komunikasi yang baik verbal maupun non-verbal.
Syarat kepemimpinan selanjutnya yaitu servant mentality, pemimpin yang tidak asal
marah-marah kalau ada masalah, gebrak-gebrak meja. Itu tidak bisa, ada baiknya
pemimpin harus turun tangan mengetahui duduk permasalahan yang ada dan
dilakukannya pertimbangan dan pengambilan keputusan solusi yang bisa diambil dengan
mempertimbangkan masukan dari yang bersangkutan.
Dan yang terakhir sebagai pemimpin, promotion with in juga harus berjalan. Pemimpin
harus melahirkan pemimpin baru. Regenerasi harus dipikirkan untuk mendelegasikan
kepemimpinan kita dengan baik.