Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aspriasi Novan Ade Pramudya

NIM : 044257933
UPBJJ : Purwokerto

1. Value atau nilai yang menjadi fondasi bagi keberhasilan perusahaan antara lain:
1. Mengenal jenis usaha atau perusahaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
2. Lebih mengenal atau dalam bahasa yang kini yaitu melek finansial
3. Meningkatkan arus kas pada laporan keuangan
4. Memenuhi dan memahami persyaratan hukum bisnis.
5. Memahami dasar-dasar teknik pemasaran.

Itulah nilai-nilai yang menjadi fondasi bagi perusahaan. Hal tersebut berkaitan satu sama lain
agar perusahaan menjadi sebuah perusahaan yang dapat dikatakan berhasil. Tentunya para
pengusaha wajib memahami dan melakukan nilai nilai tersebut.

2. Stanley berpendapat Untuk meraih kinerja yang konsisten selain dibutuhkannya strategi yang
mumpuni, kepemimpinan yang tangguh, serta sistem organisasi yang rapi, juga
dibutuhkannya SDM dan nilai budaya perusahaan yang merekatkan semua elemen
perusahaan. Hal ini tentunya menjadi pendapat yang amat baik, dikarenakan memang setiap
perusahaan membutuhkan SDM yang baik dan berguna. Selain Nila budaya perusahaan
menjadi salah satu ciri khas suatu perusahaan yang tidak akan sama dengan perusahaan yang
lain. maka, setiap perusahaan wajib memiliki SDM dan nilai budaya perusahaan agar menjadi
tolak ukur dan ciri khas perusahaan tersebut.
Pembahasan:
Sumber daya manusia adalah salah satu yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan
dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang
menentukan perkembangan perusahaan.
Nilai Budaya perusahaan adalah suatu pondasi dasar untuk melancarkan strategi dan
pengelolaan SDM di suatu perusahaan.

3. a) beberapa karakteristik dari kepemimpin strategis yang baik yang mengarah pada kinerja
tinggi antara lain:

 Visioner, kefasihan, dan konsistensi: memiliki visi yang jelas dan meyakinkan


tentang ke mana perusahaan harus pergi, cukup fasih untuk mengkomunikasikan visi
ini kepada orang lain dalam perusahaan, dan secara konsisten mengartikulasikan visi
mereka hingga menjadi bagian dari budaya perusahaan.
 Mampu mengartikulasikan model bisnis: pemimpin strategis harus mampu untuk
mengidentifikasi dan mengartikulasikan model bisnis yang akan digunakan perusahaan
untuk mencapai visinya. Pemimpin strategis yang memiliki konsep yang jelas akan
memastikan bahwa berbagai strategi tersebut cocok menjadi satu kesatuan yang
kongruen dan membentuk suatu model bisnis yang valid dan meyakinkan.
 Komitmen yang tinggi: menunjukkan komitmen terhadap visi dan model bisnis
melalui tindakan, kata-kata, dan dengan memberi contoh.
 Mendapat informasi dengan baik: mengembangkan jaringan sumber-sumber formal
dan informal yang membuat mereka mendapat informasi tentang apa yang terjadi di
dalam perusahaan.
 Kesediaan untuk mendelegasikan dan memberdayakan: mendelegasikan dan
memberdayakan bawahan secara efektif untuk membuat keputusan adalah alat motivasi
yang baik. Pada saat yang sama, para pemimpin yang cerdik mengakui bahwa mereka
perlu mempertahankan kendali atas keputusan-keputusan kunci tertentu.
 Penggunaan kekuatan secara cerdas: memainkan permainan kekuasaan dengan
keterampilan dan upaya untuk membangun konsensus untuk ide-ide mereka daripada
menggunakan otoritas mereka untuk memaksakan ide.
 Kecerdasan emosi: menggambarkan sekumpulan atribut psikologis yang ditunjukkan
oleh banyak pemimpin yang kuat dan efektif, termasuk kesadaran diri, pengaturan diri
sendiri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.

b. Syarat kepemimpinan menurut stanley adalah harus membangun reputasi. “Jangan sampai
orang merasa malas ke kantor karena kita menyebalkan. Harus ada yang membuat orang
senang ke kantor dan melakukan tanggung jawabnya dengan baik,” katanya. Dengan
demikian, harus dibangun suasana yang baik dalam kantor yang membuat orang merasa
nyaman.
Selain memiliki reputasi, pemimpin juga harus memiliki abundance mentality. Artinya,
pemimpin tidak boleh ketakutan kalau ada anak buah yang pintar. Justru sebaliknya,
mereka akan bisa banyak membantu. prinsip trust, respect, dan empowerment harus
dijalankan dengan baik, di mana pun kita berada.
Pemimpin juga harus memiliki servant mentality. Jangan asal marah-marah. Kalau ada
masalah, gebrak-gebrak meja. Itu tidak bisa!” Justru ketika menghadapi masalah,
pemimpin harus turun tangan, ikut bergerak membantu. Tidak sekadar marah-marah atau
asal perintah.
Sebagai pemimpin, kita harus bisa memahami tiap fungsi dengan baik. Pemimpin harus
melahirkan pemimpin baru, promotion with in harus berjalan, agar kita juga bisa
mendelegasikan kepemimpinan kita dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai