Kepemimpinan dalam Islam adalah sesuatu yang penting dan strategis sehingga harus diwujudkan.
Pemimpin harus ada karena masyarakat tidak akan teratur hidupnya kecuali dengan pemimpin.
ضى اَل َس َراةَ لَهُ ْم … َواَل َس َراةٌ إ َذا ُجهَّالُهُ ْم َسادُوا
َ ْاَل يَصْ لُ ُح النَّاسُ فَو
Manusia tidak baik hidup kacau tidak ada bagi mereka pemimpin. Dan tidaklah dikatakan pemimpin
jika orang orang bodoh mereka yang memimpin.
Kepemimpinan sendiri harus mampu memenuhi beberapa syarat, diantaranya seperti yang dikatakan
oleh Ibnu Taimiyah : Kejujuran atau dapat dipercaya (amanah) kekuatan atau kecakapan (quwwah),
berpengetahuan luas, bersikap adil dan saleh, dan mampu menjalin kerjasama.
Selain itu, Dr. Mu’inudinillah Basri, Lc MA menambahkan bahwa syarat seorang pemimpin, yakni:
1. KAFAAH KEILMUAN DAN PROFESSIONALITAS DALAM KEPEMIMPINAN,
tergambar dalam rahasia dipilihnya Thalut oleh Allah dalam firmannya :
إِ َّن هَّللا َ اصْ طَفَاهُ َعلَ ْي ُك ْم َو َزا َدهُ بَ ْسطَةً فِي ْال ِع ْل ِم َو ْال ِجس ِْم
(Sesungguhnya Allah telah memilihnya buat kalian dan telah memberikan dia kelebihan dalam ilmu
dan fisik. QS Al-Baqarah ayat : 247)
2. KEAHLIAN, AMANAH, KUAT, SANGAT MENJAGA TUGASNYA DENGAN BAIK,
yaitu hifdzuddin dan siyasatun dunya biddin (menjaga addin dan mengatur dunia dengan addin), hal itu
diungkapkan dalam perkataan Yusuf as,
ض إِنِّي َحفِيظٌ َعلِي ٌم
ِ ْقَا َل اجْ َع ْلنِي َعلَى خَ َزائِ ِن اأْل َر
Dia Yusuf berkata : jadikanlah aku penjaga hasil bumi, sesungguhnya aku sangat menjaga sangat
mengetahui. QS Yusuf Ayat : 55
Dan perkataan Putri Nabi Syu’aib ketika mengusulkan kepada orang tuanya agar Nabi Musa
dipekerjakan karena beliau sangat kuat dan sangat terpercaya.
3. SANGAT PEDULI TERHADAP UMMAT, PEDULI DENGAN NASIB UMMAT, LEMAH
LEMBUT DENGAN KETEGASAN DALAM HUKUM, DAN SANGAT KUAT MEMEGANG
PRINSIP.
Allah berfirman dalam sifat sifat mendasar Rasulullah dalam kepemipinan :
ٌ َزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُك ْم بِ ْال ُم ْؤ ِمنِينَ َر ُء
وف َر ِحي ٌم ِ لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم ع
Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari diri kalian, sangat berat atas beliau apa yang
menyusahkan kalian, sangat perhatian atas kebaikan kalian, dan dengan kalian sangat lembut dan
sayang. QS AT-Taubah 128.
4. DEMOKRATIS
Inilah kepemimpinan Rasul sangat terbuka terhadap masukan, kritikan, banyak melakukan syura, suka
mendengarkan nasehat, tidak congkak, dan sombong. Inilah kepemimpinan para Khulafa’ Rasyidin,
seperti Umar bin Khthab RA yang mengakui kesalahannya, dengan mengatakan, benarlah wanita dan
Umar salah.
Rasulullah SAW mau memberi upeti kepada sebagian kelompok orang kafir yang terlibat peperangan
ahzab, agar memecah kekuatan lawan, tetapi tidak mau memutuskan kecuali meminta pendapat para
sahabat ansor, dan ketika mereka menolak Rasullah tidak melaksanakan idenya.
Rasulullah SAW ketika menempatkan pasukan di suatu tempat di Badar, satu sahabat bertanya, apakah
itu wahyu atau ide dan perang itu strategi, Rasulullah mengatakan itu ide, maka sahabat mengusulkan
agar Rasulullah memilih tempat yang lebih strategis, dan beliau menerima usulan itu.
5. TIDAK AMBISI ATAS KEKUASAAN, KHASYYATULLAH, KETELADANAN YANG
TINGGI, TAWADHU’.
Tergambar hal tersebut dalam pribadi pribadi Khulafa’ Rasyidin.
Dalam pidato Abu Bakar RA, diantaranya : Wahai Manusia, akau dijadikan amanah memimpin kalian
dan aku bukan orang yang terbaik diantara kalian, kalau saya taat kepada Allah taatilah aku dan kalau
saya salah luruskan aku, dan kalau aku maksiat sungguh tidak ada ketaatan kalian untukku”