Anda di halaman 1dari 7

Nama : Haura Mahirah

NIM : 041911333226
Kelas : N

RESUME
(Week 6)

Chapter 11 : Strategic Leadership: Creating a Learning Organization and


an Ethical Organization

1. Leadership: Three Interdependent Activities


Leadership adalah proses transformasi organisasi dari apa adanya menjadi apa yang
diinginkan oleh pemimpin.
a. Setting a Direction
Pemahaman holistik tentang pemangku kepentingan organisasi membutuhkan
kemampuan untuk memindai lingkungan untuk mengembangkan pengetahuan tentang
semua pemangku kepentingan perusahaan dan tren dan peristiwa lingkungan yang
menonjol lainnya. Manajer harus mengintegrasikan pengetahuan ini ke dalam visi
organisasi.
b. Designing the Organization
Pemimpin yang sukses secara aktif terlibat dalam membangun struktur, tim, sistem,
dan proses organisasi yang memfasilitasi implementasi visi dan strategi mereka. Tanpa
penataan aktivitas organisasi yang tepat, perusahaan pada umumnya tidak akan dapat
mencapai keunggulan biaya rendah secara keseluruhan dengan memantau biayanya
secara cermat melalui prosedur pengendalian biaya dan keuangan yang terperinci dan
formal.
c. Nurturing a Culture Committed to Excellence and Ethical Behavior
Budaya organisasi dapat menjadi sarana pengendalian organisasi yang efektif.
Pemimpin memainkan peran kunci dalam mengubah, mengembangkan, dan
mempertahankan budaya organisasi.

2. Getting Things Done: Overcoming Barriers and Using Power


a. Overcoming Barriers to Change
Organisasi di semua tingkatan rentan terhadap inersia dan lambat untuk belajar,
beradaptasi, dan berubah karena :
• Banyak orang memiliki kepentingan dalam status quo, maksudnya adalah
penghalang untuk berubah yang berasal dari penghindaran risiko orang.
• Ada hambatan sistemik (systemic barriers) , hambatan untuk berubah yang
berasal dari desain organisasi yang menghambat aliran dan evaluasi informasi
yang tepat.
• Hambatan perilaku (behavioral barriers) menyebabkan manajer melihat masalah
dari perspektif yang bias atau terbatas karena pendidikan, pelatihan, pengalaman
kerja, dan sebagainya.
• Hambatan politik (political barriers) mengacu pada konflik yang timbul dari
hubungan kekuasaan.
• Kendala waktu pribadi, penghalang untuk berubah yang berasal dari orang-orang
yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk berpikir dan berefleksi secara
strategis.
b. Using Power Effectively
Power adalah kemampuan seorang pemimpin untuk menyelesaikan sesuatu dengan
cara yang dia inginkan. Cara paling sederhana untuk memahami dasar-dasar kekuasaan
adalah dengan mengklasifikasikannya sebagai berikut :
• Organizational Bases of Power, posisi manajemen formal yang menjadi dasar
kekuasaan seorang pemimpin. Terdiri dari :
1) Legitimate Power, berasal dari otoritas pengambilan keputusan yang
diberikan secara organisasional dan dilaksanakan berdasarkan posisi manajer
dalam organisasi.
2) Reward Power, tergantung pada kemampuan pemimpin atau manajer untuk
memberikan penghargaan atas perilaku atau hasil positif.
3) Coercive Power, kekuatan yang dilakukan manajer atas karyawan dengan
menggunakan ketakutan akan hukuman atas kesalahan kelalaian atau komisi.
4) Information Power, muncul dari akses, kontrol, dan distribusi informasi
manajer yang tidak tersedia secara bebas untuk semua orang dalam suatu
organisasi.
• Personal Bases of Power, karakteristik kepribadian dan perilaku seorang
pemimpin yang menjadi dasar kekuasaan pemimpin.
1) Referent Power, sumber kekuasaan rujukan adalah identifikasi bawahan
dengan pemimpin. Atribut pribadi atau karisma seorang pemimpin dapat
mempengaruhi bawahan dan membuat mereka mengabdi kepada pemimpin
itu.
2) Expert Power, sumber kekuasaan ahli adalah keahlian dan pengetahuan
pemimpin. Pemimpin adalah ahli yang menjadi sandaran bawahan untuk
informasi yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan
sukses.

3. Emotional Intelligence: A Key Leadership Trait


Emotional Intelligence (EI) adalah kapasitas individu untuk mengenali emosinya sendiri
dan emosi orang lain, termasuk lima komponen kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi,
empati, dan keterampilan sosial.
a. Self-Awareness, kemampuan untuk mengetahui emosi, dorongan, nilai, dan tujuan
Anda sendiri serta mengenali dampaknya terhadap orang lain.
b. Self-Regulation, Kemampuan untuk mengendalikan atau mengarahkan kembali
emosi dan impuls yang mengganggu dan beradaptasi dengan keadaan yang berubah.
c. Motivation, didorong untuk mencapai demi prestasi, bukan hanya untuk uang atau
status.
d. Empathy, kemampuan untuk melihat dan mempertimbangkan perasaan orang lain
terutama saat mengambil keputusan.
e. Social Skill, kemampuan untuk membangun dan mengelola hubungan untuk
menggerakkan orang ke arah yang diinginkan.
Beberapa kelemahan potensial tambahan dari EI dapat diperoleh dengan
mempertimbangkan sisi lain dari manfaatnya.
• Pemimpin yang efektif memiliki empati untuk orang lain
• Pemimpin yang efektif adalah hakim yang cerdik terhadap orang-orangnya
• Pemimpin yang efektif bergairah dengan apa yang mereka lakukan, dan mereka
menunjukkannya
• Pemimpin yang efektif menciptakan hubungan pribadi dengan orang-orangnya

4. Creating a Learning Organization


Learning organization adalah organisasi yang menciptakan pendekatan proaktif dan kreatif
untuk hal yang tidak diketahui. Terdapat adalah lima elemen kunci dari organisasi
pembelajar. Masing-masing item ini harus dipandang perlu, tetapi tidak cukup. Artinya,
organisasi pembelajar yang sukses membutuhkan kelima elemen tersebut.
a. Inspiring and Motivating People with a Mission or Purpose, adalah kondisi yang
diperlukan tetapi tidak cukup untuk mengembangkan organisasi yang dapat belajar dan
beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan cepat, kompleks, dan saling
berhubungan.
b. Empowering Employees at All Levels, kunci utama pemberdayaan adalah
kepemimpinan yang efektif. Pemberdayaan tidak dapat terjadi dalam kekosongan
kepemimpinan. Selain itu, memberdayakan individu dengan meminta masukan
mereka membantu organisasi untuk menikmati semangat kerja karyawan yang lebih
baik juga membantu menciptakan budaya di mana karyawan tingkat menengah dan
bawah merasa bahwa ide dan inisiatif mereka akan dihargai dan meningkatkan kinerja
perusahaan.
c. Accumulating and Sharing Internal Knowledge, organisasi yang efektif juga harus
mendistribusikan kembali informasi, pengetahuan (keterampilan untuk bertindak
berdasarkan informasi), dan penghargaan. Untuk melakukannya, perusahaan perlu
mengembangkan budaya yang :
• Mendorong karyawan untuk menawarkan ide, mengajukan pertanyaan, dan
mengungkapkan keprihatinan.
• Mendorong penyebaran informasi dari berbagai sumber.
• Mengidentifikasi peluang dan membuatnya aman untuk bereksperimen.
• Mendorong pengambilan keputusan kolaboratif dan berbagi praktik terbaik.
Memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi kedua pertemuan tersebut. dan
berbagi informasi.
d. Gathering and Integrating External Information
• Pertama, karyawan perusahaan di semua tingkatan dapat menggunakan berbagai
sumber untuk memperoleh informasi eksternal.
• Kedua, benchmarking dapat menjadi sarana yang berguna untuk menggunakan
informasi eksternal.
• Ketiga, fokus langsung pada pelanggan untuk mendapatkan informasi.
e. Challenging the Status Quo and Enabling Creativity
Berikut ini adalah beberapa pendekatan untuk mendorong pengambilan risiko dan
belajar dari kesalahan dalam sebuah organisasi :
• Memformalkan forum untuk kegagalan.
• Pindahkan tiang gawang, inovasi membutuhkan fleksibilitas dalam mencapai
tujuan, karena prediksi awal seringkali tidak lebih dari tebakan yang terpelajar.
• Bawa orang luar, orang luar dapat membantu menetralisir emosi dan bias yang
menopang kegagalan.
• Buktikan diri Anda salah, tidak benar karena tim pengembangan cenderung
mencari bukti pendukung, bukan penyeimbang.

5. Creating an Ethical Organization


Ethics adalah sistem benar dan salah yang membantu individu dalam memutuskan kapan
suatu tindakan bermoral atau tidak bermoral dan/atau diinginkan secara sosial atau tidak.
a. Individual Ethics versus Organizational Ethics
Ethical orientation adalah praktik yang digunakan perusahaan untuk mempromosikan
budaya bisnis yang etis, termasuk model peran etis, kredo perusahaan dan kode etik,
sistem penghargaan dan evaluasi berbasis etis, dan kebijakan dan prosedur etis yang
ditegakkan secara konsisten. Orientasi etis seorang pemimpin adalah faktor kunci
dalam mempromosikan perilaku etis. Pemimpin etis harus mengambil tanggung jawab
pribadi dan etis atas tindakan dan pengambilan keputusan mereka. Pemimpin yang
menunjukkan standar etika yang tinggi menjadi panutan bagi orang lain dan
meningkatkan perilaku etis organisasi secara keseluruhan. Perilaku etis harus dimulai
dengan pemimpin sebelum karyawan dapat diharapkan untuk melakukan yang sesuai.
b. Integrity-Based versus Compliance-Based Approaches to Organizational Ethics
• Integrity-Based Ethics Programs adalah program untuk membangun organisasi
etis yang menggabungkan kepedulian terhadap hukum dengan penekanan pada
tanggung jawab manajerial untuk perilaku etis, termasuk (1) memungkinkan
perilaku etis; (2) memeriksa nilai, pemikiran, dan tindakan inti organisasi dan
anggota; dan (3) mendefinisikan tanggung jawab dan aspirasi yang merupakan
kompas etika organisasi.
• Compliance-Based Ethics Programs adalah program untuk membangun
organisasi etis yang bertujuan mencegah, mendeteksi, dan menghukum
pelanggaran hukum.
Sebuah perusahaan harus memiliki beberapa elemen kunci untuk menjadi organisasi
yang sangat etis :
• Role model
• Corporate credos and codes of conduct
• Reward and evaluation systems
• Policies and procedures
Chapter 12 : Managing Innovation and Fostering Corporate
Entrepreneurship

1. Managing Innovation
Innovation adalah penggunaan pengetahuan baru untuk mengubah proses organisasi atau
menciptakan produk dan layanan yang layak secara komersial.
• Types of Innovation
Salah satu pembedaan yang sering digunakan ketika membahas inovasi adalah antara
process innovation dan product innovation. Product innovation merupakan upaya
untuk membuat desain produk dan aplikasi teknologi untuk mengembangkan produk
baru bagi pengguna akhir. Process Innovation merupakan upaya untuk meningkatkan
efisiensi proses organisasi, terutama sistem dan operasi manufaktur. Cara untuk
melihat dampak suatu inovasi adalah dari segi tingkat inovasinya, yaitu :
a. Radical innovation, sebuah inovasi yang secara mendasar mengubah praktik yang
ada.
b. Incremental innovation, sebuah inovasi yang meningkatkan praktik yang ada atau
membuat perbaikan kecil dalam produk dan proses.
• Challenges of Innovation
Perusahaan sering enggan untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam
kegiatan dengan masa depan yang tidak diketahui. Faktor lainnya adalah proses
inovasi melibatkan begitu banyak pilihan. Pilihan ini menghadirkan lima dilema yang
harus dihadapi perusahaan saat mengejar inovasi, yaitu :
a. Benih versus gulma
b. Pengalaman versus inisiatif
c. Kepegawaian internal versus eksternal
d. Membangun kemampuan versus berkolaborasi
e. Peluncuran inkremental versus preemptive
• Cultivating Innovation Skills
Atribut kunci yang perlu dikembangkan perusahaan dalam diri manajer mereka untuk
meningkatkan potensi inovatif mereka adalah kecerdasan kreatif. Kecerdasan kreatif
didorong oleh keterampilan inti mengasosiasi—kemampuan untuk melihat pola
dalam data dan mengintegrasikan berbagai pertanyaan, informasi, dan wawasan—dan
empat pola tindakan: bertanya, mengamati, bereksperimen, dan berjejaring.
• Defining the Scope of Innovation
Strategic envelope adalah pandangan spesifik perusahaan tentang inovasi yang
mendefinisikan bagaimana perusahaan dapat menciptakan pengetahuan baru dan
belajar dari inisiatif inovasi bahkan jika proyek gagal.
• Managing the Pace of Innovation
Jangka waktu proyek dari inovasi inkremental mungkin 6 bulan hingga 2 tahun,
sedangkan inovasi yang lebih radikal biasanya berjangka panjang, yaitu 10 tahun atau
lebih.
• Staffing to Capture Value from Innovation
Untuk menangkap nilai dari aktivitas inovasi, perusahaan harus menyediakan para
pengambil keputusan strategis dengan anggota staf yang memungkinkannya.
• Collaborating with Innovation Partners
Mitra inovasi dapat berasal dari banyak sumber, termasuk universitas riset dan
pemerintah federal. Setiap tahun pemerintah federal mengeluarkan permintaan untuk
proposal (RFPs) meminta perusahaan swasta untuk bantuan dalam meningkatkan
layanan atau mencari solusi untuk masalah publik. Universitas adalah jenis lain dari
mitra inovasi. Untuk memilih mitra, perusahaan perlu menanyakan kompetensi apa
yang mereka cari dan apa yang akan disumbangkan oleh mitra inovasi.
• The Value of Unsuccessful Innovation
Perusahaan sering enggan untuk mengejar inovasi karena ketidakpastian yang tinggi
terkait dengan upaya inovatif. Kebijaksanaan konvensional menunjukkan bahwa
perusahaan membayar mahal jika mereka bertaruh pada teknologi yang salah atau
arah produk baru. Namun, penelitian oleh profesor NYU J. P. Eggers menunjukkan
bahwa bertaruh pada teknologi yang kalah dan kemudian beralih ke pemenang dapat
memposisikan perusahaan untuk keluar di depan pesaing yang berada di jalur yang
benar selama ini.

2. Corporate Entrepreneurship
Corporate Entrepreneurship (CE) adalah penciptaan nilai baru bagi perusahaan melalui
investasi yang menciptakan sumber keunggulan kompetitif baru atau pembaruan proposisi
nilai. CE yang sukses biasanya mengharuskan perusahaan untuk melampaui operasi dan
pasar mereka saat ini dalam mengejar peluang baru, tetapi perusahaan sering berjuang
dalam upaya mereka untuk memanfaatkan teknologi yang ada di pasar baru. Penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan lebih mungkin untuk secara efektif memanfaatkan
teknologinya di pasar baru jika mereka mengikuti empat langkah berikut.
1) Mendefinisikan ulang teknologi atau kompetensi secara umum.
2) Identifikasi aplikasi baru dari teknologi.
3) Pilih aplikasi yang paling menjanjikan.
4) Pilih mode entri terbaik.
Selain mengidentifikasi pasar yang tepat untuk upaya CE perusahaan, perusahaan juga
perlu memutuskan bagaimana ia akan mengatur upaya CE-nya. Berikut adalah pendekatan
yang digunakan.
a. Focused Approaches to Corporate Entrepreneurship, kewirausahaan perusahaan
di mana entitas venturing dipisahkan dari operasi perusahaan yang sedang berlangsung
lainnya. Dua bentuk kelompok usaha baru, yaitu :
• New Venture Group (NVG), sekelompok individu, atau divisi dalam suatu
perusahaan, yang mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengembangkan peluang
usaha.
• Business Incubator, sebuah kelompok usaha baru perusahaan yang mendukung
dan memelihara usaha wirausaha pemula sampai mereka dapat berkembang
sendiri sebagai bisnis yang berdiri sendiri. Inkubator biasanya menyediakan
beberapa atau semua dari lima fungsi ini, yaitu pendanaan, ruang fisik, layanan
bisnis, pendampingan, dan jaringan.
b. Dispersed Approaches to Corporate Entrepreneurship, kewirausahaan perusahaan
di mana dedikasi terhadap prinsip-prinsip dan kebijakan kewirausahaan tersebar di
seluruh organisasi. Tiga aspek terkait kewirausahaan tersebar, yaitu :
• Entrepreneurial Culture, budaya perusahaan di mana perubahan dan pembaruan
menjadi fokus perhatian yang konstan.
• Resource Allotments, kewirausahaan perusahaan membutuhkan kesediaan
perusahaan untuk berinvestasi dalam menghasilkan dan mengeksekusi ide-ide
inovatif. Di sisi generasi, karyawan lebih mungkin mengembangkan ide-ide ini
jika mereka punya waktu untuk melakukannya.
• Product Champion, seorang individu yang bekerja dalam sebuah perusahaan yang
membawa ide-ide kewirausahaan ke depan, mengidentifikasi jenis pasar apa yang
ada untuk produk atau layanan, menemukan sumber daya untuk mendukung
usaha, dan mempromosikan konsep usaha ke manajemen atas.
3. Real Options Analysis: A Useful Tool
Alat analisis investasi yang melihat investasi atau kegiatan sebagai serangkaian langkah
berurutan, dan untuk setiap langkah investor memiliki pilihan untuk (a) menginvestasikan
dana tambahan untuk menumbuhkan atau mempercepat, (b) menunda, (c) menyusutkan
skala dari, atau (d) meninggalkan aktivitas.
a. Applications of Real Options Analysis to Strategic Decisions
Isu penting yang perlu diperhatikan adalah :
• ROA tepat digunakan ketika investasi dapat dilakukan; investasi yang lebih kecil
di muka dapat diikuti oleh investasi berikutnya.
• Pengambil keputusan strategis memiliki “pintu tol”, atau titik kunci di mana
mereka dapat memutuskan apakah akan melanjutkan, menunda, atau
mengabaikan proyek.
• Diharapkan akan ada peningkatan pengetahuan tentang hasil pada saat investasi
berikutnya dan bahwa pengetahuan tambahan akan membantu menginformasikan
pengambil keputusan tentang apakah akan melakukan investasi tambahan (yaitu,
apakah pilihannya menguntungkan atau tidak menguntungkan ).
b. Potential Pitfalls of Real Options Analysis
• Agency Theory and the Back-Solver Dilemma
Back-solver dilemma adalah masalah dengan keputusan investasi di mana skema
manajer untuk memiliki proyek memenuhi kriteria persetujuan investasi,
meskipun investasi tersebut mungkin tidak meningkatkan nilai perusahaan.
• Managerial Conceit: Overconfidence and the Illusion of Control
Managerial conceit adalah bias, titik buta, dan kelemahan manusia lainnya yang
mengarah pada keputusan manajerial yang buruk.
• Managerial Conceit: Irrational Escalation of Commitment
Escalation of commitment adalah kecenderungan manajer untuk secara tidak
rasional tetap berpegang pada suatu investasi, bahkan yang dipecah menjadi
serangkaian keputusan yang berurutan, ketika kriteria investasi tidak terpenuhi.

4. Entrepreneurial Orientation
Praktik yang digunakan bisnis dalam mengidentifikasi dan meluncurkan usaha
perusahaan. Seorang EO memiliki lima dimensi yang meresapi gaya pengambilan
keputusan dan praktik anggota perusahaan, yaitu :
a. Autonomy, tindakan independen oleh individu atau tim yang bertujuan untuk
mewujudkan konsep atau visi bisnis dan melaksanakannya hingga selesai.
b. Innovativeness, kesediaan untuk memperkenalkan kebaruan melalui eksperimen dan
proses kreatif yang bertujuan untuk mengembangkan produk dan layanan baru serta
proses baru.
c. Proactiveness, karakteristik perspektif berwawasan ke depan dari pemimpin pasar
yang memiliki pandangan ke depan untuk menangkap peluang dalam mengantisipasi
permintaan di masa depan.
d. Competitive aggressiveness, upaya intens untuk mengungguli pesaing industri yang
ditandai dengan sikap agresif atau respons agresif yang ditujukan untuk meningkatkan
posisi atau mengatasi ancaman di pasar yang kompetitif.
e. Risk taking, membuat keputusan dan mengambil tindakan tanpa pengetahuan tertentu
tentang kemungkinan hasil; beberapa usaha mungkin juga melibatkan pembuatan
komitmen sumber daya yang substansial dalam proses melangkah ke depan.

Anda mungkin juga menyukai