Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

BISNIS START UP

KEPEMIMPIAN DALAM BISNIS START UP

NAMA KELOMPOK 2

ANNISA MELENIA (19.1000.5532.007)


YULI GUSTI AYU (19.1000.5532.010)
ADINA WAHYU NANDIRA (19.1000.5532.026)
NONIA PUTRI (19.1000.5532.012)
SHERLY YULIDA (19.1000.5532.011)
AFRIMA HENDRA (19.1000.5532.009)

DOSEN

YULIARNI PUTRI ,SE.,MM

RPOGRAM STUDI MANAJEMEN RITEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang dengan
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta
salam tak lupa penulis haturkan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang ini.
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bisnis Start Up. Dalam penyusunan
makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Sebagai ungkapan rasa syukur, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. IbuYuliarni Putri. SE,.MM selaku dosen mata kuliah Bisnis Start Up
2. Orang tua yang telah memberikan motivasi
3. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan ide-ide kepada penulis
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat kepada pembaca. Penulis mengucapkan
terima kasih dan permohonan maaf apabila tedapat kata-kata di dalam makalah ini yang kurang
berkenan bagi pihak-pihak tertentu. Untuk itu demi perbaikan makalah ini untuk kedepannya,
penulis berharap pembacabisa memberikan saran maupun kritikan yang membangun.

Padang, Oktober 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................................................


Daftar Isi ...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan Masalah ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Kepemimpianan .........................................................................


B. Pentingnya Pemimpin dalam Startup .............................................................
C. Perbedaan Penguasa dan Pemimpin...............................................................
D. Sifat yang Dibutuhkan untuk Menjadi Pemimpin .........................................
E. Peran Kepemimpinan CEO Dalam Kemajuan Startup ..................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis startup adalah bisnis rintisan yang diharapkan dapat tumbuh dan menguasai
ceruk pasar secara cepat dan selanjutnya menjadi perusahaan yang besar. Bisnis startup
biasanya lebih mengutamakan ide-ide baru dan memberi solusi permasalahan bagi konsumen.
Startup adalah bisnis yang memiliki tujuan untuk membangun ide dan inovasi agar dapat
bertumbuh dengan cepat. Selain meningkatkan produk, perusahaan startup juga ingin
memperluas pelanggan dengan cepat agar dapat membantu mereka membangun pasar yang
semakin besar. Kepemimpinan akan menjadi faktor penentu keberhasilan suatu organisasi
dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan kepemimpinan menjadi titik pusat adanya perubahan
signifikan dalam organisasi pada perusahaan tertentu, kepemimpinan menjadi kepribadian
yang memiliki dampak dan kepemimpinan merupakan seni dalam menciptakan kesesuaian dan
kestabilan organisasi. Seorang pemimpin bertugas untuk memastikan setiap anggota kelompok
merasa aman dalam bekerja. Ketika semua merasa aman, setiap anggota kelompok akan dapat
bekerja bersama-sama, sehingga dapat menghadapi bahaya di luar lingkaran kelompoknya
dengan lebih baik.

Tanggung jawab dari seorang pemimpin adalah 2 hal, yaitu menentukan siapa yang
dapat masuk ke dalam lingkaran kelompok, dan menentukan seberapa besar lingkaran
keamanan tersebut. Inilah mengapa sangat penting untuk memastikan sebuah startup memiliki
landasan misi yang kuat, dan memilih orang-orang yang memiliki misi yang sama dengan
startup tersebut. Seorang pemimpin yang baik juga harus dapat mempercayai anggota
kelompok untuk menjadi pemimpin. Mungkin ia adalah orang yang paling hebat dan kompeten,
tetapi ia harus sadar bahwa ia tidak dapat membantu semua orang. Oleh karena itu, ia harus
mau mendelegasikan tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Dalam bagian ini, tugas
seorang pemimpin adalah memastikan bahwa anggota yang dia kenal telah mendapatkan rasa
aman, dan mempercayai mereka untuk memberikan rasa aman pada anggota dibawahnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Kepemimpinan
2. Apa Pentingnya Pemimpin Dalam Startup
3. Apa Perbedaan Penguasa Dan Pemimpin
4. Apa Saja Sifat Yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Pemimpin
5. Apa Peran Kepemimpinan CEO Dalam Kemajuan Startup
6. Apa Saran Untuk CEO Startup
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Pentingnya Pemimpin Dalam Startup
3. Untuk mengetahui Perbedaan Penguasa Dan Pemimpin
4. Untuk mengetahui Apa Saja Sifat Yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Pemimpin
5. Untuk mengetahui Peran Kepemimpinan CEO Kalam Kemajuan Startup
6. Untuk mengetahui Saran Untuk CEO startup
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen kepemimpinan
Membangun budaya oraganisasi seperti orang mandi harus dibasahi dari atas
kebawah, bukan sebaliknya, banyak pengalaman kami melakukan pelatihan, peserta
memberi komentar harusnya materi ini diberikan juga buat bos-bos diatas, justru mereka
yang perlu, ya memang banyak organisasi melakukan pelatihan kepemimpinan untuk
bawahan namun lupa untuk diri dan tim manajemen ditingkat atas.
Tim manajemen tingkat atas sering juga terdiri dari orang-orang baru yang direkrut
dari luar tidak selalu merupakan kader pemimpin yang dibangun dari bawah, mereka
duduk diposisinya karena harapan untuk efektif dibagiannya masing-masing, namun
dalam interaksinya sering terjadi miskomunikasi atau kesalahpahaman dan dilihat
bawahan sebagai tim manajemen yang tidak kompak.
Siapapun yang ada dalam perusahaan memiliki latar belakang yang berbeda,
pendidikan, pengalaman, minat, ketertarikan, motivasi dan gaya yang berbeda-beda,
bagaimana mencari dan membangun perekat kebhinekaan agar tim manajemen ini menjadi
efektif? kami melakukan pelatihan manajemen kepemimpinan dengan pendekatan
teknologi Mind power dan modul dibuat customize sesuai dengan kondisi riel dalam
perusahaan.
Berikut adalah contoh program pelatihan manajemen kepemimpinan yang kami
customized :
1. Assessment mindset kepemimpinan untuk mengetahui gaya kepemimpinan dan
bagaimana seharus nya yang ideal, gap inilah yang nantinya menjadi individual
development. Assessment mindset dengan menggunakan Identity compass.
2. Memahami mindset kepemimpinan dikaitkan dengan tantangan perusahaan disaat ini
dan dimasa datang, menggunakan materi strategic direction dalam perusahaan bila
sudah ada.
3. Memahami gaya kepemimpinan masing-masing manajer dan bagaimana melakukan
penyesuaian perilaku interpersonal dengan pendekatan NLP (Neuro linguistic
programming).
4. Memahami dan menjadi role model dari penerapan tata nilai yang berlaku dalam
perusahaan, dan memunculkan perilaku spesifik difungsinya masing-masing
5. Komitmen melakukan perubahan perilaku untuk bersama membangun tim manajemen
yang solid.

Program pelatihan manajemen kepemimpinan mutlak dibarengi dengan executive


coaching ditingkat personal dan Team Coaching selama beberapa bulan untuk memastikan
perilaku ini bisa dipertahankan dan menjadi habit atau kebiasaan.

B. Pentingnya Pemimpin dalam Startup

Karakteristik utama dari startup adalah ketidakpastian, karena startup adalah


organisasi yang masih mencari model bisnis yang tepat. Ketidakpastian tersebut adalah
"bahaya" yang harus dihadapi oleh kelompok (organisasi), sehingga pemimpin harus dapat
memberi rasa aman dalam kelompok tersebut. Dalam bisnis, bahaya yang harus dihadapi
tidak bersifat konstan, namun bersifat variabel, seperti: inflasi, pertumbuhan ekonomi,
kompetisi, teknologi baru, dll. Seorang pemimpin diharapkan dapat memitigasi bahaya dan
memberi rasa aman dalam kelompoknya.

Seorang pemimpin bertugas untuk memastikan setiap anggota kelompok


merasa aman dalam bekerja. Ketika semua merasa aman, setiap anggota kelompok akan
dapat bekerja bersama-sama, sehingga dapat menghadapi bahaya di luar lingkaran
kelompoknya dengan lebih baik. Tetapi, ketika pemimpin tidak dapat membuat anggota
kelompoknya merasa aman, setiap anggota kelompok akan menghabiskan energi untuk
memastikan keamanan dirinya sendiri. Hal ini akan membuat organisasi hancur ketika
terdapat bahaya dari luar.

Tanggung jawab dari seorang pemimpin adalah 2 hal, yaitu menentukan siapa yang
dapat masuk ke dalam lingkaran kelompok, dan menentukan seberapa besar lingkaran
keamanan tersebut. Inilah mengapa sangat penting untuk memastikan sebuah startup
memiliki landasan misi yang kuat, dan memilih orang-orang yang memiliki misi yang sama
dengan startup tersebut. Pemimpin yang baik memperluas lingkaran keamanan sampai
kepada anggota terendah dalam kelompoknya, tidak hanya pada level manajer. Apabila
organisasi hanya memberikan rasa aman kepada level atas, dan tidak memperhatikan level
bawah (misalnya office boy, satpam), maka organisasi tersebut akan menghadapi bahaya
lebih besar.
C. Perbedaan Penguasa dan Pemimpin

Untuk mengetahui perbedaan ini, mari kita ilustrasikan dengan kelompok serigala.
Pemimpin alfa biasanya mendapatkan urutan pertama dalam makan, memilih pasangan, dan
fasilitas terbaik lainnya. Akan tetapi hal ini tidak datang dengan gratis. Ketika kawanan
serigala mendapatkan bahaya, anggota kawanan serigala mengharapkan serigala alfa akan
berlari paling pertama menghadapi bahaya dan menyelamatkan anggota yang lain. Ilustrasi
ini juga berlaku bagi startup. Sebagai founder, mungkin ia mendapatkan penghasilan yang
lebih besar dibandingkan dengan karyawan, tetapi ingat bahwa ekspektasi anggota
kelompok adalah rasa aman. Ketika ada bahaya, ia diharapkan akan menghadapi
bahaya dan bukan malah berlari mengorbankan karyawannya. Inilah mengapa orang-orang
merasa marah dengan pemecatan ketika kondisi buruk (bahaya).

D. Sifat yang Dibutuhkan untuk Menjadi Pemimpin

Bisnis tidaklah rasional, tetapi tentang merasa aman. Menjadi seorang pemimpin
harus memiliki sifat "manusiawi," memberikan perhatian, waktu, dan bukan uang.
Pemimpin yang baik tidak menyelesaikan masalah dengan "berapa banyak yang harus saya
bayar?" Tetapi dengan "bagaimana saya dapat membantu anda?" Dengan memberikan
waktu dan tenaga, seorang pemimpin akan dapat membuat ikatan yang kuat di dalam
anggota kelompoknya.

Seorang pemimpin yang baik juga harus dapat mempercayai anggota kelompok
untuk menjadi pemimpin. Mungkin ia adalah orang yang paling hebat dan kompeten, tetapi
ia harus sadar bahwa ia tidak dapat membantu semua orang. Oleh karena itu, ia harus mau
mendelegasikan tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Dalam bagian ini, tugas
seorang pemimpin adalah memastikan bahwa anggota yang dia kenal telah mendapatkan
rasa aman, dan mempercayai mereka untuk memberikan rasa aman pada anggota
dibawahnya. Misalnya, CEO memberikan rasa aman pada manajer dan mempercayai
manajer untuk memberikan rasa aman pada supervisor, hal ini berlanjut sampai rasa aman
didapatkan oleh satpam atau office boy.

6 Tips Gaya Kepemimpinan Startup


1) Lebih mementingkan ide baru untuk peningkatan pelayanan ke konsumen
daripada sibuk berkompetisi
Pemimpin seharusnya memberi inspirasi ke rekan-rekannya. Namun, apa yang
Ashley lakukan ketika memberi inspirasi ke rekan-rekannya dikarenakan sumber
inspirasinya datang dari konsumen. Menurut Ashley, dia membiarkan dirinya dipimpin
oleh konsumen, lewat grup, survei, dan masukan. Dari situ, dia menyampaikan ke rekan
kerjanya. "Konsumen ingin kita untuk membuat mereka merasa yakin dapat
menggunakan make up Color Me, bisa lebih meringkas waktu, membuat mereka lebih
cantik, dan bisa bertahan lama," ujar dia. Di sisi lain, Allen Cohen mengatakan ada hal
yang lebih luas dan bisa ditangkap dari konsumen. Menurut dia, inspirasi dari
konsumen perlu disusun berdasarkan tingkat kepentingannya, cocok atau tidak dengan
kebutuhan pasar, lalu bagaimana kemampuan perusahaan untuk mengeksekusinya. Dia
membenarkan pernyataan ide yang baik tidak akan berarti apa-apa bila tidak bisa
dieksekusi. Namun, hal ini justru terlihat meremehkan. Kesimpulan yang Ashley ambil,
seolah-olah bisa dieksekusi. Hal ini cukup baik tapi belum tentu mudah
digeneralisasikan.
2) Visi bagus, tapi hasil lebih penting
Pemimpin itu harus memiliki visi. Tapi visi akan jadi berlebihan bila 99%
keberhasilan harus dilakukan dengan kedisplinan. Ashley mengatakan banyak orang
yang mengatakan pemimpin harus berpikir visioner. Tapi, itu semua tentang hasil dan
bagaimana eksekusinya. Apa yang Ashley lakukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan yakni dengan fokus pada angka, mulai dari berapa jumlah wanita yang
memakai makeup, berapa banyak titik distribusi untuk pemasaran produk, butuh dana
berapa untuk merancang dan mendistribusikan produk baru, dan seberapa besar skala
bisnis yang dibutuhkan untuk capai seluruh hal tersebut.
3) Low tech mungkin baik dari high tech
Belum tentu bisnis yang berteknologi tinggi pasti sukses karena menyasar
orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi dan selalu menggenggam smartphone
kemanapun mereka berada. Ashley memegang prinsip bahwa komunikasi terbaik itu
harus tatap muka. Kini sudah banyak sekali alat-alat berteknologi tinggi yang
memungkinkan proses tatap muka, tapi belum tentu teknologi lainnya bisa membantu.
Menurut dia, email sekalipun sangat mudah diabaikan apabila di inbox banyak email
yang terbaca. "Komunikasi langsung adalah yang terbaik. Co-founder kami selalu
berada di jalan, dan saya merasa terbaik ketika menghubungi orang lewat Skype atau
Facetime."
4) Mendengar lebih baik dari berbicara
Harvard mengajarkan ilmu ini. Konsep ini memiliki ide advokasi dan
penyelidikan, menyiratkan bahwa seorang pemimpin harus terlibat langsung dan
mengajukan pertanyaan demi memastikan orang membeli produk itu. Ashley belajar
lebih dari proses mendengar. "Saya menanyakan ke rekan kerja dan mendengarkan apa
yang mereka ucapkan dan tidak diucapkan."
5) Anda tidak bisa melakukan semuanya sendiri
Dalam HBS, membangun tim startup adalah hal yang diajarkan di sekolah.
Kuncinya Anda mencari tahu semua keterampilan yang dibutuhkan dalam perusahaan
startup untuk menjadi sukses dan memastikan tim founder unggul di dalamnya. Untuk
Color Me, keterampilan yang utama adalah inovasi produk dan mengelola operasional.
"Saya dan Eric saling melengkapi satu sama lain. Sebagai makeup professional, Eric
mengerti apa yang wanita inginkan dalam aplikasi makeup dan mengembangkan cara
terbaik untuk melakukannya. Saya memiliki kemampuan membentuk kemitraan dan
mengelola operasi bisnis."
6). Kepemimpinan akan lebih kompleks seiring tumbuhnya startup
Bagi Ashley, hal ini mengenai bagaimana cara orang memperlakukan dan
diperlakukan orang lain. Dia memperlakukan timnya dengan penuh hormat. Sebab dia
menyadari bakat dan prestasi mereka. "Saya pun berterima kasih kepada mereka karena
hal itu." Cohen mengantisipasi gaya kepemimpinan Ashley seiring dengan
berkembangnya bisnis ColorMe. Menurut dia, dalam fase awal startup komunikasinya
lebih banyak dilakukan dengan tatap muka dan di dalam ruangan kecil. Namun, dalam
organisasi yang besar komunikasi sangat mudah terdistorsi, grup mulai menjadi
terpencar karena perbedaan tujuan dan agenda, kemudian orang akan kehilangan visi
dan strategi.
8 Tips Kepemimpinan dalam Mengelola Startup
1) Percaya diri, passionate, dan positif
Kepercayaan diri merupakan hal yang adiktif, dan jika kita menunjukkan wajah percaya
diri, tim kita juga akan menjadi lebih bergairah. Dengan begitu, tim akan menjadi lebih
kuat dan positif, sehingga mampu bekerja dengan lebih cepat dengan antusias.
Passion dan antusiasme itu menular. Para pemimpin hebat selalu passionate terhadap
apa yang mereka lakukan, dan mereka berusaha untuk berbagi passion tersebut dengan
semua orang di sekitar mereka. Positivity terkait dengan passion namun
terkadang positivity lebih sulit untuk “ditularkan” daripada hal negatif. Namun
jika positive thinking ini sukses diterapkan, maka dapat mendorong mindset tim yang
sehat.
2) Rencana
Tim project bekerja berdasarkan perencanaan. Namun perencanaan yang dilakukan
perusahaan kita perlu dilakukan dengan seluruh tim, sehingga mereka semua merasa
menjadi bagian dari perusahaan dan keputusannya. Setiap pemimpin juga perlu
memiliki visi yang jelas tentang apa yang mereka tuju dan apa tujuan akhirnya.
3) Bertanggung jawab
Pemimpin adalah seseorang yang akan diikuti oleh sebuah tim, biasanya karena mereka
telah menunjukkan integritas pribadi dan tidak menghindar dari keputusan yang
mungkin tidak populer namun diperlukan. Seorang pemimpin yang bertanggung jawab
tidak akan mementingkan dirinya sendiri dalam bertindak, melainkan demi kepentingan
tim. Seorang pemimpin yang bertanggung jawab dalam membuat pertimbangan tidak
langsung melompat ke kesimpulan, namun melalui penilaian mendalam berdasarkan
fakta dan data yang dikumpulkan.
4) Memotivasi dan rendah hati
Visi adalah gagasan yang jelas tentang ke mana kita akan pergi, dan sense of
purpose adalah tentang memahami mengapa kita pergi ke sana. Orang-orang suka
merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri, dan para
pemimpin hebat memberikan perasaan tersebut kepada orang-orang. Anggota tim
hanya akan perform jika mereka termotivasi dan juga bisa melihat alasan untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Ini adalah core skill dari seorang pemimpin
yang hebat untuk membuat tim mereka memiliki keinginan untuk achieve. Selain itu,
pemimpin besar adalah orang yang rendah hati. Mereka tidak membiarkan posisi
otoritas mereka membuat mereka merasa lebih baik dari orang lain. Maka, jadilah
pemimpin yang lebih baik dengan bersikap rendah hati, tersenyum pada semua orang,
menunjukkan kepedulian yang tulus dan membantu sebanyak yang kita bisa dengan
sepenuh hati.
5) Pahami tim Anda
Para pemimpin hebat memperjelas bahwa mereka menyambut tantangan, kritik, dan
sudut pandang dari berbagai pihak. Apa pun situasinya, menunjukkan kepada orang
yang bekerja dengan kita bahwa kita “on the same team” tentunya akan sangat
membantu. Tidak ada tim yang 100% efektif sepanjang waktu, dan anggota tim akan
memiliki hari libur. Berusaha untuk memahami individu anggota tim kita dan
menyadari berbagai issue –baik pekerjaan maupun pribadi, yang dapat mempengaruhi
mereka di tempat kerja akan sangat membantu. Dengan memahami tim juga akan
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan profesional
mereka dan memberi mereka peran yang sesuai dalam tim.
6) Rangkul pekerja dari segala usia
Banyak startup mencoba mengumpulkan tim dari generasi muda yang dinamis.
Pemimpin yang cerdas akan berupaya memasukkan lebih banyak orang berpengalaman
ke dalam tim dan merangkul pengetahuan dan pengalaman mereka. Pekerja yang lebih
“senior” memiliki banyak hal untuk ditawarkan dan dapat menjadi mentor yang hebat
bagi anggota tim yang lebih muda yang mungkin belum mengalami berbagai
permasalahan yang pernah mereka hadapi, sehingga membuat mereka sangat berharga.
7) Menyediakan sumber daya yang sesuai
Tim tidak dapat bekerja tanpa alat dan bahan yang tepat. Adalah tanggung jawab kita
sebagai seorang pemimpin untuk memastikan bahwa mereka memiliki apa yang mereka
butuhkan. Kita mungkin harus membantu anggota tim jika mereka ditugaskan sesuatu
yang membutuhkan sumber daya. Hal ini juga berarti kita perlu memastikan
bahwa senior management dapat menyediakan segala yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah project, meskipun mungkin mereka sendiri sedang berupaya
menekan business cost.
8) Berkomunikasi di semua tingkatan
Komunikasi adalah pekerjaan sesungguhnya dari kepemimpinan. Hal ini menjadi
elemen mendasar tentang bagaimana para pemimpin mencapai tujuan mereka setiap
hari. Sebagai pemimpin yang efektif, kita harus melibatkan orang-orang di semua
tingkat bisnis dan memastikan bahwa mereka memahami dengan tepat apa yang
dibutuhkan dari mereka. Seorang komunikator yang baik mampu menyampaikan pesan
dan menghilangkan ambiguitas, sehingga orang-orang bisa memahami pesannya dan
siap mengikuti jejak kita.
E. Peran Kepemimpinan CEO Dalam Kemajuan Startup
Corporate Lifecyles adalah suatu tahapan yang umumnya dilalui oleh setiap organisasi
seperti siklus kehidupan organisme hidup yang sulit diprediksi dan menghadapai masa
transisi untuk ke tahap berikutnya (Adizes, 1988: XIII - XIV). Teori-teori yang digunakan
pada penelitian ini berpusat kepada buku Corporate Lifecycles (Adizes, Corporate
Lifecycles: How and Why Corporations Grow and Die and What to do About It, 1988)
sebagai ahli yang menulis teori tersebut. Pembahasan pada penelitian dilakukan pada
tahapan Courtship sampai Go-Go yang merupakan tahapan start-up business. Pada Error!
Reference source not found. menyajikan Corporate Lifecycles.

1. Courtship (paEi) Courtship adalah tahapan awal dimana pendiri melahirkan sebuah
perusahaan melalui gagasan-gagasan yang dibuat oleh pendiri itu sendiri (Adizes, 1988:
11). Dalam masa ini, pendiri membangun sebuah komitmen yang kuat (Fenyves et. al.,
2015: 465). Dalam membangun sebuah komitmen, pendiri akan mempromosikan
idenya untuk mewujudkan seberapa hebat bisnis tersebut.

Maka dari itu, pada tahap ini lebih dibutuhkan budaya kepemimpinan seorang
entrepreneuring dibandingkan budaya kepemimpinan performing, administering, atau
integrating (Domnariu & Furtunescu, 2014). Dalam proses pembangunan komitmen,
pendiri akan sering berjanji dan membagikan masa depan perusahan ke keluarga,
teman, dan orang terdekat.

Ini dilakukan agar pendiri mendapatkan dukungan secara emosional dari orang-
orang yang dipercayainya karena perusahaan belum memiliki bentuk secara fisik. Pada
tahapan ini pendiri harus menjadi product-oriented sampai kualitas, kapabilitas dan
fungsi dari produk diterima. Ketika Courtship tidak dilakukan pengujian secara nyata,
maka dianggap Affair. Pada tahap ini, perusahaan Courtship membutuhkan konsumen,
manajemen yang baik, kapital, organisasi, dan pekerja.

2. Infancy (Paei) Infancy adalah tahapan awal dimana gagasan telah dipilih dengan
mempertimbangkan risiko (Adizes, 1988: 20). Pada tahapan ini, membutuhkan lebih
banyak aksi karena gagasan sudah terpilih maka disebut tahap percobaan (Nagui, 2015:
13). Semakin besar risiko yang dihadapi harus semakin besar pula komitmen yang
dibutuhkan untuk mengukur sebuah kesuksesan.

Pada tahapan ini perusahaan membutuhkan pekerja keras dan pendiri yang
berorientasi terhadap hasil. Hampir semua orang berada di perusahaan termasuk
presiden direktur, keluar untuk melakukan penjualan. Oleh karena itu, pada tahapan
Infancy, lebih dibutuhkan pemimpin yang memiliki budaya performing dibandingkan
entrepreneuring, administering, atau intergrating (Domnariu & Furtunescu, 2014).

Karakteristik dari organisasi Infant adalah berorientasi terhadap aksi; sedikit sistem
dan peraturan; performa yang tidak konsisten; rentan krisis; manajemen terjadi karena
krisis; sedikit delegasi sehingga manajemen menjadi orang yang melakukan sendiri;
komitmen dari pendiri terus diuji (Adizes, 1988: 23). Dalam hal ini, organisasi
membutuhkan dua hal penting yaitu, dana untuk modal dan komitmen pendiri.

Perusahaan Infancy yang sehat adalah memiliki dana yang cukup, dimana pemilik
merasa memiliki kontrol atas operasi perusahaan, ada dukungan dari orang terdekat,
dan masalah-masalah sehari-hari yang tidak fatal (Adizes, 1988: 32). Perusahaan
Infancy membutuhkan konsumen. Pada masa ini, organisasi Infant memiliki tugas
untuk menganalisa lingkungan, merencanakan keuangan perusahaan, dan meramalkan
penjualan, produksi, dan kebutuhan karyawan. (Adizes, 1988: 325-326)

3. Go-Go (PaEi) Go-Go organization adalah tahapan dimana sebuah perusahan sudah
berjalan dan arus kas serta penjualan meningkat (Sabdybayev & Derkan, 2014: 56).
Pada tahap ini, pendiri tidak bisa hanya menggunakan budaya performing saja tetapi
harus diikut dengan entrepreneuring. Keberhasilan ini membuat pendiri melakukan
setiap peluang, sehingga banyak sekali pekerjaan yang harus dikerjakan saat
bersamaan. Cara menanganinya adalah perusahaan harus membuat rencana kerja
selama satu tahun untuk setiap proyek yang merupakan prioritas untuk dikerjakan.

Organisasi ini masih tidak memiliki sistem atau peraturan. Ambiguitas terhadap
tugas dan tanggung jawab membuat manajer organisasi ini berpindah dari tugas satu ke
tugas yang lain untuk mengatur semua simulasi dasar. Hal ini membuat organisasi dan
manajer tidak fokus dan jika ini berlanjut, maka organisasi akan mengalami likuidasi.

Presiden direktur dari perusahaan ini harus merangkap tugas menjadi pembeli
barang, penjual yang handal, dan juga perancang. Sedangkan anggota yang lain
biasanya merupakan pekerja paruh waktu atau memiliki tugas pembelian yang sedikit.
Organisasi ini belajar dari kesalahan.

Ketika kesalahan besar terjadi serta kehilangan uang dan client, maka organisasi
mulai sadar pentingnya suatu peraturan. Ketika peraturan dibuat, maka organisasi akan
berlanjut ke tahap berikutnya.

Faktor-faktor yang memengaruhi gaya kepemimpinan


Faktor yang mempengaruhi Gaya Kepemimpinan adalah pengambilan keputusan dan
implementasi dari pendiri atau pemimpin. Berikut adalah dua faktor tersebut (Adizes,
1988: 117-129):

1. Efektifitas Organisasi akan menjadi efektif ketika kebutuhan dari konsumen terpenuhi
karena organisasi hadir (Adizes, 1988: 120). Gaya Kepemimpinan yang memiliki
kuadran efektif adalah performing (jangka pendek) dan entrepreneuring (jangka
panjang).

2. Efisiensi Organisasi yang efisien adalah organisasi yang sistematik, memiliki rutinitas,
dan memiliki program yang aktif dikerjakan pada saat yang tepat secara insentif
(Adizes, 1988: 121). Gaya Kepemimpinan yang memiliki kuadran efisien adalah
administering (jangka pendek) dan integreting (jangka panjang).

Faktor-faktor yang memengaruhi corporate lifecycle

Dalam Corporate Lifecycle terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya setiap
tahapan. Berikut adalah faktor-faktor tersebut (Adizes, 1988: 106):

1. Sales / Penjualan Sales / Penjualan merupakan pendistribusian persediaan dari bisnis


ke konsumen yang kemudian perusahaan mendapatkan pendapatan (Hoggett et.al.,
2012: 234).
2. Profit / Laba Profit / Laba merupakan pengurangan dari pendepatan terhadap beban
perusahaan (Hoggett et.al., 2012: 124).
3. Politik Politik adalah membuat keputusan dalam komunitas, sosial, atau organisasi
dengan cara mempengaruhi atau menggunakan kekuatan (Ethridge & Handelman,
2015: 7).

Kesimpulannya peran leadership untuk mengembangkan start-up business dengan


analisis corporate lifecyle dan gaya kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:

1. Peran pemimpin pada perusahaan start-up adalah sebagai operasional dan perancang
strategi, Hal ini ditunjukan pada pernyataan-pernyataan informan yang mendukung
penelitian ini bahwa setiap kegiatan baik operasional, pembagian tugas, pengambilan
keputusan, dan menentukan visi perusahaan kedepan merupakan peranan dari CEO
untuk melakukan itu.
Walaupun dalam start-up business memiliki pendiri dua orang atau lebih dengan
saham yang sama, seorang CEO tetap yang mengambil keputusan untuk visi
perusahaan kedepan setelah melakukan rundingan dengan para pendiri lain.

2. CEO dari salah satu perusahan startup memiliki gaya kepemimpinan berdasarkan PAIE
management style adalah performing dan sedikit entrepreneuring serta integrating. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Adizes, Ichak dalam Domnariu & Furtunescu (2014)
bahwa untuk melewati perusahaan courtship dibutuhkan seorang leader yang memiliki
visi kedepan atau gaya kepemimpinan entrepreneuring.

Pada tahap infancy, perusahaan lebih membutuhkan pemimpin yang memiliki


kinerja yang bagus sesuai dengan penelitian ini, bahwa CEO startup ini memiliki gaya
kepemimpinan performing. Perusahaan untuk menuju ke siklus go-go.

F. Saran Untuk CEO Startup

Bagi CEO dan Perusahaan startup lain Berdasarkan implikasi manajerial yang
dijelaskan, maka saran yang dapat diberikan kepada CEO startup untuk
mengembangkan start-up business adalah sebagai berikut:

1. CEO harus melakukan peningkatan dalam gaya kepemimpinan khususnya belajar untuk
berani mengambil keputusan dan tegas dalam mengatur anggotanya. CEO juga perlu
meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dalam strategi menjalankan start-up business
serta belajar untuk menghadapi konsumen yang ada.

2. Saran untuk perusahaan startup agar SOP yang sudah dibuat khususnya dalam marketing
dapat dilakukan secara rutin sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik.
Rencana – rencana yang sudah dibuat oleh para pendiri untuk mencapai cita-cita
perusahaan dalam membuka kafe dapat dilaksanakan agar arus kas yang ada didalam
perusahaan dapat berjalan dan kerugian di masa lalu dapat tertutup.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi. Hal
ini dikarenakan kepemimpinan menjadi titik pusat adanya perubahan signifikan dalam
organisasi, kepemimpinan menjadi kepribadian yang memiliki dampak dan kepemimpinan
merupakan seni dalam menciptakan kesesuaian dan kestabilan organisasi. Seorang
pemimpin bertugas untuk memastikan setiap anggota kelompok merasa aman dalam
bekerja. Ketika semua merasa aman, setiap anggota kelompok akan dapat bekerja bersama-
sama, sehingga dapat menghadapi bahaya di luar lingkaran kelompoknya dengan lebih
baik. Tanggung jawab dari seorang pemimpin adalah 2 hal, yaitu menentukan siapa yang
dapat masuk ke dalam lingkaran kelompok, dan menentukan seberapa besar lingkaran
keamanan tersebut. Inilah mengapa sangat penting untuk memastikan sebuah startup
memiliki landasan misi yang kuat, dan memilih orang-orang yang memiliki misi yang sama
dengan startup tersebut. Pemimpin yang baik memperluas lingkaran keamanan sampai
kepada anggota terendah dalam kelompoknya, tidak hanya pada level manajer.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam hal penulisan maupun isi makalah. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/best-seller/bisnis-startup/

https://uzone.id/kepemimpinan-yang-tepat-untuk-membangun-startup

https://hr.proxsisgroup.com/3-alasan-mengapa-kepemimpinan-yang-baik-dibutuhkan-
agar-bisnis-sukses/

https://www.klobility.id/post/pentingnya-kepemimpinan-di-dunia-startup

Anda mungkin juga menyukai